Rachel New Chapter

3.9K 108 3
                                    

--Rachel POV--

Senja ini aku di temani Nadine dan juga dua cangkir teh yang disediakan oleh Ketut di teras bungalow yang biasa dulu kami singgahi di daerah Ubud. Mata ku hanya terpaut pada ilalang yang menjadi pemandangan kami seperti biasanya saat bercurahan hati.

Nadine menggenggam cangkir nya dan menghembuskan angin dari bibirnya untuk teh hangat itu. Berulangkali dia menyeduh dan seperti enggan menanggapi kisah ku yang sudah ku ceritakan padanya.

Ketut kembali menghampiri kami dan membawa cemilan kue-kue basah yang biasa dibuatkan oleh ibu nya. Nadine langsung mengambil pastel dan kali ini dia beranjak dari kursi.

"Racheeeeel.... Bener-bener kali ini gue berpikir keras. Oh my God, you really dumb!" gerutu nya sambil berdiri dan berjalan menuju rak buku sambil menaruh sebuah novel klasik yang telah ia baca
"Gue harus gimana Cel? Ini gila banget kalo sampe lo jadi nikah sama Kal tapi lo hamil anaknya Dave?! Kenapa lo gak pake kondom sih?! Mau aja di ciprat di dalam gitu?!" Ketus Nadine tajam.

Walaupun begitu aku tidak sakit hati dengan omelannya karena aku menyadari ini kecerobohanku. Aku sendiri ingin rasanya melarikan diri dari drama-drama yang akan terjadi kedepan nya.

"Oke.. Menurut gue, lo harus ngomong sama Kal kalau lo hilaf dan saat ini mengandung anak Dave. Kita liat gimana reaksi dia. Kalau dia gak terima, masihj ada Dave. Gue yakin Dave bertanggung jawab. Tapi kalau Kal terima lo bunting begini? Duuuuh gimana ya? Aaagh terserah lo deh pilih yang mana...."

"Terus gue juga harus jujur sama Dave?" tanyaku.

"Ya, jangan dulu sebelum lo ngomong ke Kal. Intinya Kal harus tau karena posisi nya disini lo mau married. Kalo lo enggak ngomong dan dia tau setelah lo berdua married itu akan jadi bencana buat lo, Cel."

"Untuk jujur sekarang sama Kal aja gue takut Din.."

Nadine mendekati ku dan merangkul pundakku.
"Lo pasti bisa Cel. Gue yakin Kal pasti mau menerima keadaan lo"

"Tapi gue udah mengkhianati dia..."

"Kalau dia benar-benar sayang sama lo, dia pasti terima lo." jawab Nadine yang menenangkan hati ku saat ini.

"Tapi Cel.. Jujur sama gue. Sebenarnya hati lo sama siapa? Gue tau lo enggak mungkin sampe begini kalau enggak ada rasa sayang sama Dave juga."

"Gue sayang Dave.. Dave buat gue teduh dan nyaman sama dia dalam situasi apapun. Tapi satu sisi gue gak mau kehilangan Kal."

"Hmmm.. dasar wanita!" canda Nadine padaku sambil menepuk pelan punggung ku.
"Gue gak tau sih Cel kalau di posisi lo harus gimana. Tapi gue harap lo bisa belajar dari gue yang jendes ini. Hahaha.." "Dulu gue cinta banget sama Tomi dan gue yakin nikah sama dia. Eh tau-tau di tengah jalan gue nyerah karena ada si pelakor yang ganggu Tomi di kantor. Gue berusaha 2 sampai 3 tahun bertahan tapi doi masih aja tuh main sama si jalang itu.
Ah lo tau gimana kacau hidup gue dulu. Nah, gue harap lo bisa ngambil keputusan untuk memilih dari antara mereka yang bisa sama-sama fight sampe tua nanti."

"Makasih ya Din. Gue gak tau harus cerita sama siapa lagi Din." Sahutku sambil menitikkan air mata.

Tampak Nadine pun menghapus air mata yang sudah membasahi pipi nya.
"Gue yakin Cel mereka berdua baik buat lo. Gak tau kenapa gue kadang iri sama lo yang bisa sampe direbutin sama dua orang. Awalnya gue pikir enak tapi gue gak nyangka kalau ini kenyataan nya pelik kayak begini... sabar ya Cel."

Aku memeluk Nadine sambil berurai air mata tak karuan.
"Yang kuat ya Cel. Demi baby lo ini juga.. Duh pasti anak lo cakep banget kayak babe nya. Hahaha." Gurau Nadine menghiburku.

--AuthorPOV--

Dave terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam yang menunjukkan pukul 03.09 pagi. Ia seperti terengah-engah karena mimipi buruk yang dialami nya. Ia pun menggerakkan tubuhnya menuju toilet dan kemudia membuka keran wastafel. Berkali-kali ia basahi tangan nya dan megusapkan di wajahnya.

Setelah itu ia mengambil handphone dan mencoba menghubungin Rachel. Namun ia urungkan niatan itu. Handphone nya di letakkan lagi di samping meja tempat tidurnya.

Ia mencoba kembali tidur namun pikiran nya gusar sehingga mata yang terpejam pun masih terlarut dalam kekacauan pikiran nya. Ia menggesarkan badan nya menghadap handphone yang ada di samping mejanya.

"Aku harus tahan nggak kontak dia lagi!" serunya dalam hati sambil mencoba kembali memejamkan mata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aku harus tahan nggak kontak dia lagi!" serunya dalam hati sambil mencoba kembali memejamkan mata.

Namun seperti ada yang mengganggu nya karena mimpi yang dialaminya dan ini bukan pertama kali nya memimpikan hal yang sama.

Dave mencoba untuk memberanikan diri kembali supaya kegusaran nya terjawab. Kali ini dia mencoba untuk mengetik sebuah pesan singkat ke Rachel.

To : Bubble Blue
Rachel. Aku 3 kali mimpi ttg kamu. Kamu sedang bermain dengan anak kecil. Tetapi anehnya anak itu menagis saat kita sdg berpapasan. Mimpi yg aneh. Aku harap kamu baik2 aja.

THE LUSTWhere stories live. Discover now