[05]

7.4K 612 6
                                    

Mark

Aku duduk di ruang tunggu, menunggu dokter memanggil namaku. Setelah kejadian dengan Jackson hari ini, aku telah membuat keputusan.  Aku hanya ingin si berengsek itu dan semua yang terhubung dengannya keluar dari hidupku.  Dan itu juga berarti bayinya. 

Setetes air mata mengalir di pipiku dan aku cepat-cepat menyingkirkannya.  Walapun Aku merasa ingin menangis, Aku tidak akan menangis sekarang, aku tidak ingin mendapatkan perhatian orang sekitar.  Aku hanya ingin menyelesaikan ini dengan setenang mungkin. 

Aku menatap jam di dinding seberang.  Dua menit.  Tanganku menyentuh perutku yang masih rata dan mengelusnya dengan lembut.  Aku tersenyum sedikit tetapi menggelengkan kepalaku beberapa detik kemudian.  Kenapa aku harus begitu sensitif sekarang?

Memang, itu sulit, lebih sulit daripada apa pun yang pernah aku lakukan, tetapi aku tahu itu akan menjadi keputusan yang paling mudah, paling cerdas.  Jackson akan marah, dia akan menghina ku dan mengatakan itu semua salahku.  Aku tidak tahu apakah aku bisa menerimanya. 

"Mark Tuan."  Seorang perawat memanggil.  Aku diam-diam bangkit dan mengikutinya ke ruangan tempat Dr. Park menungguku.  Aku menutup pintu dan duduk di depannya.  Dia memberiku senyum ramah dan menjabat tangan ku. 

"Halo Mark, apa kabarmu hari ini?" Dia bertanya padaku.  Aku menghela nafas.  "Baik, aku rasa."  Aku bergumam dan bersandar.  Masalah dengan Jackson kemarin masih sedikit membuatku stres.  "Jadi hari ini kita akan memeriksa bayinya, jadi silakan berbaring di sana."

Aku mengikuti instruksinya dan menarik bajuku keatas. Dia mulai menyebarkan gel dingin di perutku sebelum melakukan USG.  Aku melihat ke layar yang menunjukkan sesuatu yang semestinya adalah bayi.

Aku tersenyum sedikit dan menelan ludah untuk menahan air mata.  "Semuanya terlihat baik-baik saja. Bayimu tumbuh dengan baik."  Dr. Park berkata dan tersenyum.  Dia memberiku tisu untuk membersihkan perutku sementara dia berkata di depan komputernya. 

Aku menyeka gel dan bangkit untuk duduk di kursi lagi.  "Jadi, kau berada di minggu ketujuh. Apa kau ingin tahu kapan tanggal jatuh tempo?"  Dia bertanya dan aku dengan cepat menggelengkan kepala.  "Itu tidak perlu. Aku ingin aborsi." Aku berkata setengah berbisik.

Dokter itu menghela nafas tetapi sedikit mengangguk.  "Oke, tidak ada yang bisa memaksamu untuk mempertahankan bayi ini."  Dia berkata dan memberiku foto USG.  Aku memegangnya di tanganku dan menekannya ke dadaku.  Aku melakukan hal yang benar. 

"Aku akan meneleponmu ketika aku punya jadwal untuk aborsi. Jadi, selamat tinggal Mark."  Dia memberi tahuku dan menjabat tanganku lagi.  "Selamat tinggal dan terima kasih."  Kataku dengan sedikit senyum dan berjalan keluar dari gedung.

Youngjae sudah menunggu di luar.  Dia ingin menjemput Jaebum dari latihan renangnya dan dia memintaku untuk ikut dengannya meskipun aku tahu bahwa Jackson juga ada di tim renang itu.  Tapi dia tidak akan menyakitiku.  Setidaknya tidak di sana.

Youngjae menyambutku dengan pelukan singkat dan tersenyum cerah.  Tampaknya dia sangat senang akan melihat pacarnya sekarang.  "Hei. Apakah kau siap untuk pergi?"  Dia bertanya kepada ku dan aku hanya mengangguk untuk menjawabnya. 

Kami berjalan menuju kolam renang yang berada di belakang sekolah.  Aku masih memegang foto hasil usg tadi di tanganku  dan hati kecilku tidak ingin meletakkannya jauh jauh.  Aku hanya ingin memegangnya sekarang. 

"Kenapa kau pergi ke dokter? Ada yang salah?"  Youngjae bertanya dengan khawatir dalam suaranya.  Aku tersenyum padanya.  "Itu hanya pemeriksaan. Kau sangat lucu mengkhawatirkanku."  Aku  menjawab sementara kami melewati gerbang. 

Kami sudah mendengar gemericik air ketika kami berjalan di kampus sambil melihat air biru jernih dan beberapa sosok di sekitar kolam.  Aku menelan ludah ketika aku melihat sosok pria berotot dengan rambut pirang. 

Youngjae meninggalkan sisiku dan hampir berlari ke pacarnya yang baru saja keluar dari kolam dan memeluknya erat.  Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum pada dua  lelaki yang bahagia yang sepenuhnya berada di dunia mereka sendiri.

Sayangnya, aku terlalu fokus pada dua sejoli sehingga tidak menyadari bahwa seseorang berjalan ke arah ku sampai aku menabrak suatu yang keras dan jatuh tepat di bokongku.  Aku segera meletakkan tangan di perutku. 

Lalu, aku menyadari bahwa aku telah kehilangan gambar usg itu saat terjatuh.  Itu tergeletak di depan orang yang aku tabrak.  Sebelum aku bisa mengambilnya, orang  mengambilnya terlebih dahulu dan menatapnya.  Aku mendongak untuk melihat siapa yang telah menemukan rahasiaku sekarang.  Aku menelan ludah ketika melihat wajah yang tidak asing....

-

Jangan lupa vote dan commentnya guyss~~~
Di follow juga ya hehehe :)

POSITIF?! | MARKSON  | TerjemahanWhere stories live. Discover now