Rumah Sakit

34 1 1
                                    

Hallo, Silent Readers!
Happy Reading, luv u!❤

Karena sakit mu adalah air mataku.
-Jingga Aldera.

🐥🐣🐥

Jingga langsung bergegas pergi setelah mendapat kabar bahwa Senja mengalami kecelakaan, ia sendiri sempat shock dengan kabar tersebut.

"Umma," panggil Jingga seraya menuruni anak tangga.

"Kenapa, nak?"

"Senja kecelakaan, Umma."

Satu kalimat itu sukses membuat Rosa lemas, walaupun Senja bukan anaknya, ia tetap khawatir jika terjadi apa-apa dengan Senja. Rosa sudah menganggap Senja seperti anak perempuannya, begitupun dengan Santi yang juga menganggap Jingga seperti anak lelakinya.

"Umma ikut."

Jingga langsung mengeluarkan mobilnya, dan bergegas pergi ke rumah sakit dengan ibunya. Sepanjang jalan, ia tak bisa henti memikirkan bagaimana keadaan Senja saat ini. Dan mengapa Senja bisa sampai mengalami kecelakaan?

Setelah menempuh kurang lebih 20 menit, Jingga dan Rosa langsung menuju ruang ICU. Sesampainya, di sana sudah ada Santi, Ega, juga Egi yang sedang menunggu dokter keluar dari ruang ICU.

"Ga, gimana Senja?" tanya Jingga.

"Belum tau," jawab Ega berusaha tenang.

Ega, Egi, juga Jingga terus berbincang mengenai kronologi mengenai Senja, sementara Rosa berusaha menenangkan Santi yang tak berhenti menangis.

***

"Buna..." lirih Senja yang baru saja tersadar. Santi yang mendengar panggilan dari anaknya langsung bangkit dan menghampirinya, begitu pun dengan Rosa dan Jingga. Sementara Ega dan Egi memilih untuk menunggu di luar m

"Sayang," ucap Santi.

"Senja mau minum, haus."

Dengan sigap, Jingga mengambil minuman yang berada di atas nakas ruang ICU. "Nih, Sen." lalu ia membantu Senja meminum airnya.

"Buna sama Umma mau urus administrasi dulu ya, Sayang. Kamu ama Jingga dulu," ucap Santi lalu mengecup kening putrinya sebelum keluar dari ruangan.

"Iya, Buna."

"Sen, di mana yang sakit?" tanya Jingga lalu memperhatikan sekeliling tubuh Senja.

"Pusing."

"Ya udah, tidur aja lagi." Jingga menaruh kembali gelas yang tadi ia ambil.

Ia sangat terpukul melihat kondisi Senja saat ini, terlebih lagi sebelumnya hubungannya dengan Senja sedang tidak baik. Ia merasa telah gagal menjaga Senja, sampai-sampai Senja harus masuk ke rumah sakit.

Baginya, Senja adalah segalanya sesudah orang tuanya.

"Senja."

"Ga, gue mau ngomong dulu sebentar sama Senja," pinta Ega saat mengetahui Senja sudah sadar.

"Oke siap, gue keluar ya." Jingga melenggangkan pergi meninggalkan Senja dan Ega di ruangan.

"Maafin aku, ya." Ega memeluk Senja, ia sangat amat merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Senja saat ini.

"Iya, Ga. Ini bukan salah Ega juga, kok." Senja membalas pelukan Ega, walaupun sebelumnya ia sempat kesal dengan sifat Ega yang tiba-tiba berubah, tetap saja Senja tidak pernah bisa untuk marah berlama-lama dengannya.

🐥🐣🐥

Di sisi lain, kini Jingga tengah menunggu Senja di ruang tunggu sambil memainkan ponselnya. Ia membuka aplikasi Whatsapp dan melihat kabar Kafha, ya, ia dan Kafha kini sudah berbagi sosial media. Dan sudah sering berkomunikasi lewat Whatsapp.

Opacarophile Where stories live. Discover now