Rega & Regi

42 3 0
                                    

Hallo, Silent Readers!
Happy Reading, luv u!❤

🐥🐣🐥
Bahkan, senja tetap ber-estetika saat jingga tak lagi bersamanya.
🐥🐣🐥

Senja menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang kamarnya, sungguh hari ini adalah hari yang menyebalkan. Ralat, hari ini Jingga sangat menyebalkan.

Sifatnya yang tiba-tiba over protective membuat dirinya semakin bertanya-tanya, ada apa sebenarnya di balik semuanya.

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamarnya, dengan gontai Senja membukanya.

"E-Ega? EGAA??!!" pekik Senja lalu memeluk Ega--sepupunya--yang baru saja menunjukan batang hidungnya setelah bertahun-tahun lamanya.

"Kemana aja? Uhm? Ninggalin Senja sendiri di sini, sedangkan Ega ke Amerika sama Egi. Curang!" ucap Senja dengan wajah yang tenggelam di dada bidang milik Ega.

"Aku kan belajar di sana," ucap Ega lalu mengelus puncak kepalanya. Ega adalah saudara sepupu Senja, ia mempunyai kembaran yang bernama Egi. Seperti halnya anak kembar biasanya, Ega dan Egi memiki sifat yang bertolak belakang. Ega mempunyai sifat cenderung cuek, pendiam, dan tidak banyak omong. Sedangkan Egi mempunyai sifat yang jahil, hiperaktivitas, dan brutal. Ya, brutal.

Ega dan Egi sepantar dengan Senja, hanya beda beberapa bulan saja. Sejak memasuki masa SMP, Ega dan Egi pergi ke Amerika melanjutkan pendidikannya juga mengikuti ayahnya sebab ada kerjaan yang harus diselesaikan di sana.

Sejak saat itu, Senja, Ega, dan Egi yang sering sekali bermain atau bahkan bertengkar terpisah karena jarak mereka.

Sementara di sisi lain, Senja lebih terbuka dengan Ega. Itu sebab Egi yang notabene-nya adalah anak yang jahil dan suka ceplas-ceplos.

Senja melepaskan pelukannya, "Egi mana?"

"Di bawah, samperin sana. Katanya kangen kamu tuh," ucap Ega tersenyum hangat. Uh! Senyuman itu yang sangat Senja rindukan dari seorang Rega Damar Putra, senyuman penuh kehangatan. Ia jadi teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu, saat ia pernah menaruh perasaan dengan sepupunya sendiri. Sampai saatnya Jingga berkata, jika ia tak boleh menaruh perasaan lebih pada saudara sendiri.

"Uh! Nanti juga Senja yang dijailin lagi sama dia," protes Senja sambil menghentakkan kakinya.

Ega hanya terkekeh geli melihat sifat Senja yang tak banyak berubah, ia masih memiliki sifat Senja kecil yang manja. Hanya saja sekarang tumbuh menjadi gadis yang berparas cantik dengan manik kecokelatan.

"Ayuk, kita turun!" ajak Senja lalu menarik pergelangan tangan Ega untuk menuju ke ruang tamu.

Sesampainya di ruang tamu, ada Egi yang sedang berkutik dengan ponselnya di sofa ruang tamu.

"EGIIII!!!" teriak Senja yang berhasil membuat Egi terperanjat, ia langsung menghampiri Egi dan memeluknya.

"Hish, masih aja manja. Kirain udah dewasaan dikit," ledek Egi pada Senja. Ya, sifat menyebalkannya tak kunjung hilang di diri pemuda yang bernama Regi Damar Putra itu.

"Ih! Tetep aja ngeselin! Enggak asik!" Senja menggerutu sebal lantaran perkataan saudaranya yang menyebalkan.

"Bercanda, jangan marah dong. Nanti cantiknya ilang," ucap Egi yang lolos membuat pipi Senja merona.

"Kangen-kangenan-nya  lanjut nanti ya, Senja. Sekarang Ega sama Egi mau makan dulu, kesian tuh baru nyampe," ucap Santi yang baru saja selesai berkutik dengan alat masak di dapur.

🐥🐣🐥

"Senja, maafin Jingga, ya?" pinta Jingga pada Senja, sedari kemarin sahabatnya belum juga mau memaafkannya.

Senja tak menjawab, ia masih terus memandangi langit senja di balkon kamarnya.

"Senja, ayo dong." tanpa jera Jingga membujuk Senja agar mau memaafkannya.

Tiba-tiba datang Ega dan Egi yang memasuki kamar Senja, mereka langsung menghampiri Senja dan Jingga yang berada di balkon.

"Jingga?" panggil Egi. Yap, Ega dan Egi mengenal Jingga, sebab dulu mereka sering bermain bersama.

"Ega? Eh? Egi? Eh? Ah tau lah, Ega Egi?" ucap Jingga yang sempat bingung membedakan Ega dan Egi. Ega dan Egi adalah kembar indentik, tak jarang orang sering tertukar memanggil mereka. Hanya orang-orang terdekat mereka saja lah yang bisa membedakan yang mana Ega dan yang mana Egi, termasuk Senja.

Mereka pun langsung bersalam khas seorang pria remaja, "Udah lama enggak ketemu, apa kabar sama kalian?" tanya Jingga antusias dengan kedatangan mereka.

"Ya begini lah," ucap Ega seraya memamerkan deretan gigi putihnya.

Egi menatap Jingga, lalu melirik Senja yang hanya diam. Seolah Egi bertanya Senja kenapa? pada Jingga.

Ega memberi isyarat agar Jingga dan Egi masuk ke kamar, biar ini menjadi urusan Ega dalam menangani Senja yang sedang ngambek. Ini sudah menjadi kebiasaannya dulu jika sepupunya, Senja, sedang merajuk pada siapa pun.

Ega melingkarkan tangannya ke pinggang Senja, ia memeluk santai Senja yang sedang menatap langit senja.

"Kenapa sama Jingga? Uhm?" tanya Ega seraya menyenderkan dagu-nya ke bahu milik Senja.

"Enggak kenapa-napa," jawab Senja singkat yang masih terus menatap langit senja.

Ega terkekeh, "Kamu kira aku orang yang baru kenal kamu? Terus percaya aja sama omongan kamu? Enggak, Senja Fahira."

Senja menghembuskan napasnya, "Senja enggak kenapa-napa, Ga."

"Bukan enggak kenapa-napa, tapi belum siap untuk diceritain, kan?" ucap Ega.

"Oke, aku enggak maksa kamu buat nyeritain ini sekarang, tapi jangan diemin Jingga lagi, ya?" lanjutnya.

"Sama aja," gumam Senja.

"Sekarang gini," ucap Ega, ia menarik Senja ke dalam dekapannya.

"Nyaman, gak?" tanyanya.

"Iya."

Ega melepaskan pelukannya, "Ada yang hilang pas aku lepasin pelukannya?" Senja mengangguk.

"Itu, semua kenyamanan akan hilang bila tak dapat balasan," ucap Ega sambil merangkul Senja.

"Aku tau, kalian bersahabat udah lama. Masa harus kayak gini cuma masalah sepele? Iya?" ucap Ega.

"Kalau enggak ada yang harus dipermasalahin, enggak usah dipermasalahin. Untuk apa?" lanjutnya.

Senja menenggelamkan wajahnya di dada bidang milih saudaranya itu, ia menangis sejadi-jadinya dalam dekapan Ega.

Ega yang menyadari Senja sedang menangis dalam dekapannya hanya membiarkannya, biarkan ia mengeluarkan semua kekesalan juga amarahnya dalam tangisan. Toh, menangis bukan berarti menandakan ia orang lemah, kan?

Oke gaes, hope u like it!
And if u like it, don't forget to pressat the bottom.
See u next chapter everyone!

Maap typo, no editing, auto publish.

(16-09-2019)

Opacarophile Where stories live. Discover now