Masalalu

46 3 0
                                    

Hallo, Silent Readers!
Happy Reading, luv u!

🐥🐣🐥
Masalalu hanya membuat pilu jika semua dikenang bersamaan dengan waktu.
🐥🐣🐥

"Jingga," panggil Senja dengan lembut, ia menghampiri Jingga yang tengah asik memainkan Play Station miliknya.

"Senja?" ucap Jingga yang melihat Senja menghampirinya, dengan sigap ia bangun dari duduknya dengan senyuman semringah.

Senja menundukkan kepalanya, "Maaf."

Jingga yang mendengar permohonan maaf dari Senja tersenyum hangat, setidaknya sekarang ia bisa mengerti mengapa dirinya tiba-tiba over protective padanya.

Ini semua sebab kekuatan Ega yang mampu meluluhkan amarah sahabatnya, Senja.

Jingga menarik Senja dalam dekapannya, "Iya, Jingga maafin. Maafin Jingga juga, ya?"

Perasaan aneh itu datang lagi saat Jingga memeluknya, jantungnya berdegung kencang. Seakan tak mampu lagi untuk memompa.

Jingga melepaskan pelukannya, ia melihat Senja yang masih terdiam kaku dengan tatapan lurus ke depan.

"Senja! Kenapa?" tanya Jingga dengan khawatir, tertakut jika sahabatnya kemasukan jin tomang.

Senja terperanjat saat mendengar ucapan Jingga, "E-eh ... Enggak apa-apa."

"Jadi kita baikan, nih?" tanya Jingga meyakinkan.

Senja pun mengangguk sambil tersenyum tipis.

Cantik.

Satu kata yang terlintas dalam benak Jingga. Ah, sahabatnya memang selalu terlihat cantik sedari dulu.

"Kesini sama siapa?" tanya Jingga seraya mengacak-acak rambut sahabatnya.

"Ega, Egi"

"Mana mereka?"

"Di bawah, lagi ngobrol sama Umma," ucap Senja.

"Ayuk kebawah," ajak Jingga, tanpa menunggu jawaban dari Senja, ia sudah lebih dulu menarik lengan Senja lalu membawanya ke ruang tamu.

"Cie-cie yang udah baikan," ledek Egi. Jingga hanya membalasnya dengan cengiran, sementara Senja menggerutu pelan dengan sumpah serapahnya. Sepupunya yang satu ini selalu saja berhasil membuat dirinya keki sendiri.

"Yuk, ke halaman belakang," ajak Jingga pada Senja, Ega, juga Egi. Mereka pun mengikuti Jingga yang lebih dulu jalan di depannya, mengingat Jingga adalah tuan rumah.

"Gimana selama tinggal di Amerika? Kangen gue pasti?" tanya Jingga yang juga menerka-nerka dengan percaya dirinya.

"Idiih, ngapain gue ngangenin lo, baby pinky," ucap Egi dengan sebutan Baby Pinky untuk seorang Jingga Aldera. Teringat dimana Senja memakaikan Jingga dengan gaun pestanya yang berwarna pink mencolok, itu mengapa Egi selalu memanggi Jingga dengan sebutan Baby Pinky. Sementara Jingga yang dipanggil dengan sebutan aneh itu hanya bisa mendengus sebal.

Ega dan Senja hanya tertawa melijat aksi keduanya, ia sedang enggan untuk ikut toxic bersama mereka.

"Lo sendiri gimana di sini, Ngga?" tanya Ega pada Jingga.

"Biasa, jagain Senja yang sering ngerengek minta balon," ucapan jahil Jingga sukses membuat Senja geram. Sepertinya, bagi Jingga sehari tanpa menggoda sahabatnya, harinya belum terasa lengkap.

Opacarophile Where stories live. Discover now