Jupiter Kembali

58 3 0
                                    

Hallo, Silent Readers!
Haapy Reading, Luv u!

🐥🐣🐥
Jika kau berani untuk jatuh cinta, maka di situ pula kau telah menyiapkan hati untuk terluka.

🐥🐣🐥

"Serius, Sen? Terus itu si Jingga marah sama dia karena apa? Kayaknya Jingga kenal Jupiter deh, enggak mungkin kalau Jingga enggak kenal sama Jupiter. Masa enggak kenal main hantam anak orang aja," ucap Ashila pada Senja. Kini Senja sedang berada di rumah Ashila, Senja pun sudah menceritakan semua yang terjadi tadi siang.

"Uhm, iya sih. Tapi Jingga enggak pernah cerita sama Senja, biasanya kan dia selalu cerita," jawab Senja sembari menggaruk tengkuknya.

Ashila menjentikkan jarinya, "Nah, itu! Dia berarti nutupin suatu hal dari lo, Sen. Coba lo cari tau, tanya-tanya kenapa dia ngelarang lo deket sama Jupiter."

"Kalau dia enggak mau nyeritain? Terus malah marah sama Senja gimana?" tanya Senja, ia sungguh bingung dengan Jingga, tak biasanya Jingga melarang dirinya untuk berinteraksi dengan orang baru. Justru itu yang ditunggu-tunggu Jingga, Senja-nya yang dulu kembali.

"Enggak bakal, Jingga mana mungkin marah sama Senja."

"Nanti deh, Senja coba tanyain."

🐥🐣🐥

Senja kini tengah menikmati makan malam bersama ibunya, ayahnya sedang tidak ada karena ada urusan pekerjaan.

"Tadi pulangnya kok lama banget? Kemana dulu emang?" tanya Santi seraya meminum segelas air.

"Tadi Jingga dipanggil dulu sama pembina OSIS, makanya lama." Senja melahap makanannya.

"Oh, pantes."

Setelah selesai makan malam, Senja berniat untuk pergi ke kamarnya mengerjakan PR fisikanya.

Sejujurnya, Senja paling tak mengerti dengan hitung-hitungan, itu sebab mengapa ia memilih jurusan IPS untuk menghindari materi hitung-hitungan. Namun tetap saja, buah yang jatuh tak akan jauh dari pohonnya, ia tetap saja menemukan materi hitung-hitungan di jurusan yang ia pilih. Toh, matematika adalah pelajaran wajib di setiap sekolah.

Senja mengetuk-ngetuk pulpennya pada meja belajarnya, palanya sudah pusing dengan semua rumus fisika. Ia pun berniat untuk menghubungi Jingga agar bisa mengajarinya, lebih tepatnya mengerjakan PR-nya.

"Jingga lagi sibuk ga, ya?" gumamnya.

"Ah masa bodo lah, dia juga kan yang bilang, kalau susah ngerjain tugas minta ajarin aja."

Senja pun meraih ponselnya yang berada di atas nakas, kemudian membuka aplikasi berlambang telepon untuk menghubungi Jingga.

"Halo? Kenapa, Sen?" ucap Jingga di sebrang sana.

"Bantuin Senja ngerjain tugas, dong. Lagi sibuk gak?" jawab Senja sembari menggigiti bibir bawahnya.

"Enggak, sih. Tapi--" Jingga menggantungkan ucapannya.

Opacarophile Where stories live. Discover now