Candu

28 1 0
                                    

Hallo, Silent Readers!
Happy Reading, luv u!

Tatapanmu bagai nikotin, yang membuatku terbalut candu.

-Jingga Aldera

🐣🐥🐣

Jingga menuruni anak tangga sekolahnya, ia ingin menuju kantor guru lantaran namanya dipanggil.

Saat Jingga ingin memasuki kantor guru, ia tak sengaja menginjak tali sepatu seorang siswi. Siswi tersebut pun terjatuh, sontak Jingga yang melihatnya pun langsung membantunya.

"E-eh, sorry. Gue enggak sengaja," ucap Jingga lalu membantu siswi tersebut untuk bangun.

"Iya enggak apa-apa, mungkin aku-nya aja yang teledor, lupa diiket talinya." Siswi tersebut hanya tertunduk.

"Kenalin, nama gue Jingga. Kelas 11 MIA 3," ucap Jingga seraya mengulurkan tangannya.

Siswi tersebut pun tersenyum, "Kafha, kelas 11 MIA 2. Anak baru di sini, salam kenal."

Jingga menatap manik cokelat milik gadis yang mengaku bernama Kafha itu, matanya seakan mengunci Jingga untuk terus menatapnya. Manik cokelat nya seakan mengandung nikotin, sehingga membuat siapa saja menjadi candu untuk melihatnya.

"Aku duluan, ya." Kafha berpamitan pada Jingga lalu langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Jingga.

🐥🐣🐥

Jingga kini sedang berada di ujung koridor lantai 1, ia sedang menunggu Senja yang belum juga keluar dari kelasnya.

Dari jauh, ia melihat Kafha yang sedang berjalan seorang diri.

"Kafha!" panggil Jingga, lalu si empu-nya pun menoleh.

"Eh, iya. Kenapa?" tanya Kafha lalu tersenyum hangat.

"Pulang sama siapa?" tanya Jingga yang masih terus menatapnya manik cokelat milik Kafha.

"Dijemput."

"Jingga!" Di sisi lain, ada Senja dari ujung koridor yang memanggil Jingga. Lalu Senja segera menghampiri Jingga dengan berlari kecil.

"Jangan lari! Nanti jatuh!" Perintah Jingga sedikit berteriak.

Senja pun menuruti perkataan Jingga, lalu memperpelan langkahnya. Sesampainya, ia menatap heran Kafha yang tengah berdiri di hadapan Jingga.

"Oh iya, Sen. Ini Kafha, kelas 11 MIA 3. Murid baru di sini," jelas Jingga memperkenalkan Kafha pada Senja.

Senja dan Kafha pun bersalaman, mereka saling mengenalkan dirinya masing-masing.

"Ayuk, pulang. Katanya Jingga mau beliin Senja es krim matcha?" Senja menagih apa yang Jingga janjikan pada dirinya.

"Oh iya, ayuk. Fha, gue sama Senja duluan ya."

🐥🐣🐥

"Jingga! Senja lagi ngomong!" ucap Senja sedikit berteriak lantaran merasa terkacangi oleh Jingga yang sedang melamun.

"E-eh, kenapa?"

"Enggak tau," jawab Senja yang merajuk.

Jingga mendecak, lalu menggenggam tangan mungil milik Senja halus.

"Maaf, ya?" ucucapnya, namun tak ada jawaban dari Senja.

"Iya."

"Oh iya, Sen. Kafha cantik, ya?" tanya Jingga.

Senja menaikan sebelah alisnya, "So? Do you like her?"

"Maybe."

Senja memutarkan bola matanya, ia seolah tak suka jika Jingga menyukai perempuan lain.

"Yuk ah, pulang." Senja bangkit dari posisi duduknya.

"Tapi kan, ini belum habis?" tanya Jingga dengan heran melihat Senja tiba-tiba berubah.

"Senja mau pulang, Jingga."

"O-oke."

🐣🐥🐣

Kini Jingga tengah berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya, ia masih memikirkan gadis berponi yang baru saja berkenalan dengannya.

Kafha, gadis dengan manik cokelat itu sukses membuat Jingga tak karuan memikirkannya. Tatapannya seolah menjadi candu untuk Jingga agar terus menatapnya.

Jingga tak pernah merasakan hal ini sebelumnya, bahkan saat bersama Senja--sahabatnya.

Di sisi lain, ada bayangan Senja terlintas di benaknya. Sahabatnya itu selalu saja membuatnya bingung, belakangan hari ini gelagat Senja membuat Jingga terus bertanya-tanya.

Terlebih saat Senja susah sekali dilarang agar tidak untuk berdekatan dengan Jupiter. Ah, andai Senja tau siapa Jupiter sebenarnya. Mungkin ia tak akan pernah mau atau pun sudi untuk berdekatan bahkan menatapnya.

Oke gaes, hope u like it!
And if u like it, don't forget to press ⭐ at the bottom.
See u next chapter everyone!

Maap typo, no editing, auto publish.

(20-10-2019)

Opacarophile Where stories live. Discover now