Twenty Seventh

955 123 6
                                    

Levi POV

Sial! Sial! Sial!

"Levi!"

"Jangan lihat belakang lari saja terus!"

Brengsek kau kotoran kuda!

(Flashback on)

Setelah istirahat di kedai itu.

Kami berniat menginap.

Jarak dari rumah kemari cukup jauh.

Sret!

Apa tadi?!

Shuriken?!

"Levi Ackerman", siapa orang ini?! "Serahkan [Full Name]"

"[Name] Ackerman! Dare da omae?", aku menarik [Name] ke belakangku.

"Tangkap keduanya"

"Tidak semudah itu kuda bangke"

"Eh? Kenapa bisa kalian di sini?"

(Flashback off)

Kelompok yang kusuruh mengawal sedang melaean mereka.

Aku harus cari tempat sembunyi!

"Unit 20 bantu tim Sakata"

Sial! Tidak bisakah aku bersantai dengan istriku barang sehari?

Di kotaku sendiri?

Brak.

"[Name], kau tak apa?"

"Maaf hosh...hosh aku cuma tersandung"

Lututnya lecet.

Aku menggendongnya, melihat sekeliling.

Adakah tempat untukku dan [Name] istirahat sebentar?

Persetan!

Aku masuk ke salah satu rumah kuno di sana.

Menurunkan [Name] perlahan.

"Lututmu lecet, kita istirahat sebentar"

Anggukannya sebagai jawaban sambil memakan oksigen dengan rakus.

Di tasnya selalu ada plester luka dan antiseptik.

"Itte!", pekiknya saat aku menyemprot antiseptik.

"Ssh, tahan sebentar"

"Gomen...ano Levi, kau juga terluka"

Aku baru sadar saat ia memegang lenganku.

Lengan bajuku robek dan terdapat darah.

"Ore wa daijoubu"

Dibiarkan juga kering nantinya.

"Biar aku yang obati"

"Tidak perlu, nanti juga kering"

"Kalau dibiarkan nanti bisa infeksi"

Aku menghela napasku.

Keras kepala seperti biasanya.

Aku membiarkannya mengobati lukaku.

Kurasa terkena shuriken tadi.

Aku harap tidak ada racun di sana.

"Sudah..."

Tidak, kenapa dia murung lagi?

Aku mendekapnya ke pelukanku.

"Tidak apa, aku tidak akan membiarkannya mengambilmu"

"Apa kita akan aman?"

"Pasti, aku janji"

"Levi, lebih baik aku...menyerahkan diriku padanya"

"Apa katamu?"

Reader POV

Aku tersenyum padanya, ketika ia melepas pelukannya.

Meski berat mengatakan hal ini.

Dadaku serasa ditusuk.

"Ini demi kebaikanmu juga yang lain"

"Tidak! Aku tidak mau itu!"

"Aku ingin kau selamat, Levi"

Aku tidak ingin hal buruk terjadi lagi padamu.

Aku tidak ingin kau terluka karena aku.

"Aku ingin kau selamat juga, [Name]", aku mengenggam tangannya yang besar di wajahku. "Kita cari jalan lain ya? Aku tidak ingin kau tertangkap olehnya. Aku tidak ingin kehilanganmu"

"Tapi jika terus begini kau juga--"

"He~ manisnya"

Aku terkejut dengan suara yang cukup dekat dengan kami.

Orang asing masuk kemari.

Menyeringai seperti serigala menemukan mangsanya.

"Ck, sial!", Levi memelukku erat dan mundur dari orang itu.

"Levi bukan? Oh, benar ya", kok dia bawa foto Levi? "Ikut aku, bos menunggu"

"Siapa yang mengirimmu?"

Tinggi, orang ini tinggi sekali.

Bahkan menatap kami dengan sangat rendah.

"Sato Ryuichi namaku, kelompok Imazuka, bos Kanao Imazuka mengirimku"

"Levi...", pelukannya sedikit mengendor ketika orang itu selesai bicara.

"Wanita gila itu? Mau apa?"

"Kya!"

Dalam sekejap aku ditarik Sato Ryuichi.

Benda dingin nan tajam bisa kurasakan ada di leherku.

Pisau lipat, benda itu menyentuh kulitku.

"Bilang begitu lagi akan aku habisi dia"

"Kau melanggar aliansi"

Aliansi? Apa yang mereka bicarakan?

Aliansi bajak laut?

Eh bukan maaf.

"Cih, bodo amatlah. Ayo, bos menunggu, tenang saja pengejarmu sudah kami beresi"

Apa dia bisa dipercaya?

Aku sudah dengar kalau ada penghianatan dan penyusup di kelompok.

Eric bilang padaku.

Dalam aliansi pun pasti nantinya ada yang berhianat.

The Dragon BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang