Fifteenth

1.5K 190 26
                                    

Author POV

Kebun bunga spider lili merah.

Membentang luas di sebuah gedung tinggi milik kelompok kejam tersebut.

"Agasa, bereskan mayat busuk itu"

"Baik, tuan"

Tidak ada yang tahu.

Di kebun bunga tersebut.

Tertanam mayat para wanita yang telah dicumbu oleh sang ketua.

Di balik mekarnya bunga indah tersebut.

Warna merahnya, semerah darah para wanita.

Menjerit dalam kubur.

Semakjn bunga tersebut mekar, semakin kencang dan putus asa teriakkan mereka.

"Aku minta maaf"

Agasa Sano, bertugas mengubur mayat-mayat cantik yang sudah tak terbentuk.

Ia selalu berdoa untuk nyawa mereka.

Gundukan membaur dengan tanah ketika mayatnya membusuk dan mekar menjadi bunga spider lili tersebut.

"Semoga kau tenang di alam sana"

Si ketua tidak mengindahkan doa atau belas kasihan.

Matanya hanya menatap bosan ke arah ladang bunga dan merokok dengan santainya.

"Kapan aku bisa bertemu manisku?"

Levi POV

Yang diinginkan si gila itu ada di dalam tubuh [Name]?

Aku tidak mengerti maksudnya.

"More!"

Ini sudah larut tapi si tiang ini masih mau latihan.

Mike, entah kenapa dia jadi semangat.

"Satu set lagi bos!"

Dan bocil ini kenapa juga jadi sangat semangat?

Latihan fisik, latihan bertarung.

Tangan kosong dan dengan senjata.

Sejak sore tadi mereka minta.

Ini melelahkan.

"Cukup, kalian istirahat saja. Terutama kau Kojuro, besok kau harus sekolah"

"Hah, baiklah"

Bau lagi, cih!

Malam-malam begini mandi lagi.

[Name], sudah tidur belum?

Ia sempat terguncang, jadinya perlu cukup istirahat.

"Yah, kalah~"

"Haha!"

Ruang tengah ramai sekali.

Aku membuka pintu dan membuat keheningan.

"Sou, [Name], kenapa belum tidur?"

Malah main game ps.

"Aku belum ngantuk kok, Levi"

Hah~

Sou matanya merah begitu.

Kalau [Name], sepertinya habis minum kopi.

"Sou, kau lebih baik tidur saja matamu merah"

"Baik, bos! [Name]-san, lain kali aku ajari supaya menang!"

"Uhn, oyasuminasai Sou-kun"

Cih, kenapa dia murah senyum sih?

Manis lagi.

Semakin kaki Sou keluar ruang tengah, semakin lebar dia menguap.

Sudah berapa jam mereka main game?

"Levi, mau main?"

"Hm, game apa? Kenapa kau bisa kalah?"

"Game mario brum brum!"

Astaga, mainan bocah( ̄~ ̄;)

Game segampang ini masa dia tidak bisa?

Reader POV

Aku main game kelamaan sepertinya, hehe.

Asyik sih, tapi kasihan Sou-kun.

Tadi aku sudah menyuruhnya tidur duluan tidak apa, tapi dianya malah memaksa untuk terjaga.

"Biar aku ajari mainnya"

"Levi, istirahat saja! Sebentar lagi aku juga mau tidur"

"Aku tidak bisa membiarkan istriku main sendirian"

I-I-I-ISTRIKU?! ISTRIKU KATANYA!?

DEMI KOLOR MILF KOJURO-KUN!

JANTUNGKU MAU KELUAR ASTRAGON!

Dia mengangkat tubuhku sedikit, lalu aku duduk di pangkuannya.

Ehm, tepatnya kakinya ia silangkan di sekitar pinggangku.

Bahasa mudahnya memelukku sambil bermain game.

Tanganku yang memegang konsol game atau apa namanya aku lupa dia genggam.

Dagunya ia istirahatkan di puncak kepalaku.

Punggungku sedikit menempel di dad bidangnya yang agak basah karena keringat.

"Game gampang begini masa tidak bisa"

Jantungku rasanya seperti berpacu saat lihat Hange jugling bom!

Terlalu dekat, pikirku.

Pipiku menghangat! Mungkin sudah semerah tomat sekarang!/(≧ x ≦)\

Sentuhannya lembut, aku bisa merasakan napasnya.

Detak jantungnya bisa aku rasakan di punggungku.

Menenangkan sekali.

{You win!}

"Oh!", lamunanku buyar dengan suara dari game.

"Hm, terlalu mudah"

Aku mendongak melihat wajahnya.

Datar seperti biasanya, namun ada ekpresi lembut sekarang.

Dia balik menatapku, tatapan lembut dari matanya yang tajam.

Mencium keningku lalu mencium bibirku.

Pria kasar ini, sekarang menyentuhku dengan lembut.

Akunmengetahui bahwa, tangannya ini telah "kotor".

Kotor oleh darah orang yang ia bunuh.

Tapi entah kenapa, aku tidak lagi takut padanya.

Tangannya menyentuhku dengan lembut dan terasa hangat.

Membuatku terlelap di pelukkannya.

Author POV

Meanwhile di depan ruang tengah.

"Ah elah si bos", celatuk Sou.

"Ngusir cuma mau mesra", celetuk Mike.

"Kojuro, tidur!", Sou yang kesal.

Ngintip?

Nggak, mereka bilang cuma kebetulan kelihatan :v

Di dalam ruang tengah.

Pada akhirnya, Levi mematikan gamenya dan ikut tidur sambil memeluk istrinya.

Baginya tidur dengan duduk sudah jadi kebiasaan.

Insomnianya yang membuatnya memiliki jam tidur yang minim.

Namun, sejak [Name] datang di hidupnya.

Ia mendapat tidur yang cukup.

Atmosfer di kelompok tersebut sedikit melembut.

Bagai malaikat yang turun untuknya.

[Name] menenangkannya.

Sekaligus, membuatnya khawatir.

The Dragon BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang