RAGADERA 10 ✔

287K 12.8K 573
                                    

NOTE : JIKA MASIH ADA YANG TYPO SILAHKAN LANGSUNG KOMEN YA GAIS

Absen askot yukkk

Spam satu nama yang kalian suka disini!!

Jangan lupa tekan vote dan spam komen ya.

Kalian baca jam berapa gais? <3


***

Raga sudah membuka matanya sejak pukul lima. Dia sangat syok bisa bangun jam segitu, karena biasanya ia bangun jam enam. Pertama kali yang Raga lihat saat membuka mata adalah sosok Dera yang masih tertidur dengan damai. Entah sadar atau tidak, namun saat ini tangan Raga sudah terulur untuk menyingkap helaian rambut Dera yang menutupi mukanya. Dera yang merasa jika ada yang menyentuhnya pun membuka matanya perlahan. Setelah menyesuaikan penglihatannya, Dera langsung berteriak kaget.

"RAGA! KOK LO BISA ADA DIKAMAR GUE?!"

"Astaga! Kuping gue," ucap Raga sambil menutup kupingnya. Sementara Dera berusaha untuk menghindari Raga, namun naas ia malah terjatuh dari tempat tidur.

Gubrak.

"Aw."

"Lo ngga apa-apa?"

"Ngga apa-apa gimana? Jelas-jelas gue jatoh." Raga yang mendengarnya pun sudah tidak bisa menahan tawanya lagi, sekarang tawanya sudah meledak bersama dengan bangkitnya Dera dari lantai. Dera yang kesal langsung meninggalkan Raga menuju kamar mandi, ia memutuskan untuk siap-siap berangkat sekolah.

Awalnya Raga ingin melanjutkan tidurnya, namun ia sadar jika ini bukan dirumahnya dan dia tidak bisa seenaknya. Setidaknya, ia harus menyapa bunda Dera agar terlihat seperti menantu yang baik. Tunggu dulu, apa perduli Raga. Harusnya ia tidak perlu melakukan itu, tapi entah kenapa hatinya justru membawa kaki Raga menuruni tangga dan menuju keruang makan.

"Eh Raga, sini sarapan dulu. Dera mana?"

"Masih mandi bun."

"Kamu kok belom pake seragam?," tanya ayahnya Dera

"Aku semalem lupa mau bawa seragam."

"Pake seragam Daren aja. Kayaknya badan kalian sama. Baju Daren yang kamu pake muat kan? Pasti seragamnya juga muat. Coba aja kekamarnya Daren, bunda mau nyiapin buat sarapan dulu."

"Yaudah deh bun, aku minjem punya Daren dulu." Raga melangkahkan kakinya menuju kamar Daren, baru saja ia ingin mengetuk, Daren sudah membuka kamar duluan.

"Ngapain?," Daren yang biasanya humoris, entah kenapa berubah menjadi dingin terhadap Raga. "Gue mau minjem seragam."

"Denger ya bang, gue paling ngga suka sama orang yang butuh pertolongan tanpa bilang kata tolong." Daren menekankan kata terakhirnya, dan membuat Raga mengembuskan nafasnya kasar.

"Ren, tolong ya pinjemin gue seragam lo. Semalem gue lupa bawa."

"Bentar, gue ambilin."

Setelah Daren memberikan seragamnya, Raga pun kembali kekamar Dera untuk mandi. Ternyata Dera sudah selesai, karena saat melewati ruang makan, Raga melihat Dera yang membantu bundanya untuk menata makanan di meja makan.

Raga kembali ke meja makan lengkap dengan seragam yang sudah ia pakai. Dia duduk disamping Dera yang sudah memakan nasinya. Sementara Raga menatap piring didepannya. Sebenarnya Raga tidak yakin dengan sarapannya kali ini, dia terkadang suka sakit perut jika paginya langsung memakan nasi, karena ia sudah biasa sarapan dengan roti.

"Bun, maaf. Bunda punya roti ngga? Aku kadang suka sakit perut kalo paginya langsung makan nasi."

"Ada sih, tapi selainya lagi abis."

My Popular Husband [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now