khawatir

28.1K 3.3K 357
                                    

Diruang aula ada jungkook yang lagi tiduran dilantai, ditemani teman seperlombaannya tadi. Jungkook mau minum haus tapi dia susah bangun, punggungnya nya sakit karna dibanting bukan dimatras tadi tuh.

Taehyung yang baru masuk dan nemuin jungkook terbaring langsung duduk disampingnya sambil menatap wajah jungkook yang keliatan pucet. Seketika taehyung seperti kehilangan sebelah nyawa nya.

Pelipis jungkook robek, gak main main pukulan nya beneran kenceng. Ada bekas darah juga disekitaran mata dan pelipisnya, seragamnya terkena darah dibagian bahunya.

Jungkook tersenyum saat melihat taehyung, walaupun bukan pacar lagi tapi dia melihat dengan jelas tatapan mata taehyung yang menatapnya begitu dalam menyiratkan akan ke khawatiran.

"Kenapa gini si?" Tanya taehyung pelan sambil mengangkat kepala jungkook ke pahanya sebagai bantal namun jungkook meringis kesakitan dan taehyung panik.

"Taehyung jangan! Jungkook kesakitan, biarin begini katanya tadi. Punggungnya masih sakit ada memar soalnya" ucap teman jungkook sambil meringis menatap jungkook memejamkan matanya.

"Sebenernya kenapa si?" Tanya taehyung gak sabaran.

"Waktu juri kasih pengumuman soal siapa juaranya, nama jungkook dipanggil sebagai juara dan kaya nya lawannya gak terima dikalahin sebagai tuan rumah. Jungkook dibanting tiba tiba dan ditonjok cuma gara gara dia kalah, untungnya tadi langsung dipisahin" jelas nya sambil menatap taehyung yang rahangnya mengeras, total kesal.

"Bangsat! Terus dia gak ada yang lecet gitu cuma jungkook doang? Lomba dimana si?" Tanya taehyung yang mengepalkan tanganya.

"Weits! Santai bro santai" ucap jimin menenangkan nya.

"Santai apanya? Pacar gua di giniin gak terimalah gua," ucap taehyung yang terdengar sangat marah.

"Pacar apaa? Emang gua pacar lo?" Tanya jungkook sambil ketawa pelan.

Jimin mau ketawain sebenernya tapi dia tahan karna taehyung udah duluan tatap dia tajam, pertanda ia sedang serius.

"Biar gua yang anterin pulang" ucap taehyung yang kini berubah datar wajahnya.

"Gak usah" tolak jungkook halus.

"Pulang sama gua gak ada penolakan, bisa duduk?" Tanya taehyung dengan wajah seriusnya yang bikin jungkook mau gak mau tunduk.

"Sakit, nyeri" jawab jungkook sambil meringis.


"Ke rumah sakit dulu aja apaa? Di cek?" Usul jimin yang membuka suara.

"Iyaa tuh cek dulu takutnya ada yang patah atau gimana gitu" sambung teman jungkook.

"Yaudah ini masalahnya jungkook bisa jalan gak?" Tanya taehyung yang jengah. Dia juga ada niatan bawa ke rumah sakit kali buat periksa.


"Gak mau rumah sakitt," cicit jungkook sambil memegang tangan taehyung.

"Lu harus diperiksa jungkook!" Ucap taehyung yang terdengar mutlak.

"Gapapa gue cuma pegel doang"

"Ngerti gak si kalo lagi dikhawatirin?" Taehyung menaikan suaranya.

Jimin memukul lengannya, "kan mulai kan, gua bilangan jangan emosi" ucap jimin.

"Jung, periksa dulu yaa ke rumah sakit, oke? Biar tau buat mastiin aja gak ada luka dalam atau lainnya" bujuk jimin dengan suara lembutnya.

"Gak mau. Gue takut, gimana nanti kalo ternyata gue patah tulang?" Jawab jungkook dengan mata berkaca kacanya.

"Gak boleh mikir jelek jung, kita kan gak tau hasilnya gimana yakan? "





Akhirnya dengan segala bujuk dan rayuan, jungkook pun dibawa ke rumah sakit sama jimin dan taehyung sementara teman satu eskulnya pamit pulang karna besok ia ada ulangan dikelas sebelah.

Setelah menunggu cukup lama, dokter keluar dari ruangan dan mengatakan kepada taehyung dan jimin bahwa tidak ada patah tulang atau hal buruk lainnya. Hanya memar dibeberapa bagian dan respon tubuh jungkook masih shock karna dibanting secara mendadak tanpa ada persiapan dan terkena benturan ubin yang keras. Sedangkan luka akibat pukulan dipelipis jungkook sudah dibersihkan dan diberikan obat, untuk menghindari terkena debu jungkook setuju lukanya diberi perban.

Dokter menyarankan agar jungkook istirahat total dari beberapa kegiatannya terlebih dahulu untuk pemulihan kesehatannya, dokter juga memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik lainnya sebagai tambahan vitamin.

Karna badannya lemas maka jungkook diinfus untuk beberapa waktu sampai keadaannya lebih baik lagi.


Taehyung masuk kedalam ruangan, disana terbaring jungkook yang sedang menatap selang infusannya.

"Hey, merasa lebih baik?" Tanya taehyung sambil duduk dibangku dekat ranjangnya.

"Huum, yaa. Makasih udah bawa kesinii" jawab jungkook yang kini merasa canggung.

"Makaan ya? Jimin lagi keluar beliin makan dulu"

"Iyaa, makasihh"


Tangan yang tidak diinfus taehyung genggam dengan erat sehingga membuat jungkook menatapnya bingung.

"Kenapa taehyung?" Tanya jungkook tanpa berniat melepas genggamannya.

"Gua harap gua gak akan pernah denger kata putus keluar dari mulut lu jung" ucapnya dengan pelan namun masih terdengar jungkook.

"Tapikan kemaren lo udah denger, apa kurang jelas?"

"Lu gak sayang gua lagi jung?" Mereka saling bertatapan.

"Sayang, banget kok!"

"Terus kenapa bilang putus?"

"Karna pengen?"

"Lu bosen sama gua?"

"Lo kali yang bosen?"

"Oke oke. Pertama, maaf. Kedua- "

"Maaf buat apa?"

"Dengerin gua dulu bisa?"

"Bisaa"


Bisa kok, jungkook malah pengen dengar langsung dari mulut taehyung alasan dari semuanya. Setidaknya bagaimana pun nanti, jungkook sudah berjanji ia tidak ingin menyesali perbuatan dan perkataannya. Ingat, seorang lelaki tidak akan ingkar janji dan ia tak ingin membantah ucapannya sendiri. Apa pun itu, jungkook berharap mungkin itu yang terbaik untuk mereka berdua.



Aku gabisa tidurr, gamood gituu huhh. .
Terus kangen jiminn huwaaa 😢

Ada yang belum tidur? Kenapa belum tidur?

manis?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang