5. Hari pertama

40.5K 1.1K 11
                                    

Kasih bangun lebih dulu pagi ini dengan
rasa sedikit nyeri di bagian pangkal pahanya dan juga sakit kepala yang begitu menyiksanya, alkohol sialan itu. Dilihatnya Bayu masih tertidur pulas bagaikan bayi kecil yang tak berdosa. Bayu, pria yang telah mengambil keperawanan yang diberinya secara suka rela. Bayu, Bayu yang sudah beberapa tahun ini menjadi sahabat sekaligus kakaknya.

Kasih meratapi kebodohannya sendiri, dipukul pukulnya kepala bodohya itu. Berharap apa yang terjadi hanya mimpi. Terfikir olehnya untuk memukul kepala Bayu dengan botol parfum agar pria itu amnesia lalu lupa akan kebodohannya.

"Pagi..." sapa Bayu yang memicingkan sebelah matanya sambil meregangkan badannya.

Kasih tersentak mendengar suara itu, sambil mengernyitkan dahi, "Pagi? Apa Bayu udah gila? Gimana caranya dia bisa dengan tenangnya mengucapkan selamat pagi seolah tak ada badai apapun yang terjadi malam tadi?" tanyanya dalam hati.

Bayu bangkit dari tidurnya, mendudukkan badan indahnya di atas kasur. Tiba-tiba dia mematung, pertanda nyawa dan kesadarannya telah terkumpul sempurna. Memori malam tadi langsung menyapanya, mengingatkannya kembali pada tiap rinci kejadian tadi malam. Malamnya dan Kasih.

Pandang mereka akhirnya bertemu, degup jantung mereka terdengar begitu tak beraturan dan kencang, seolah bunyi gendang yang sedang merayakan kebodohan mereka.

"Aku mandi dulu." ucap mereka serentak.
Demi Tuhan! Hanya merekalah yang tau betapa gugupnya mereka saat ini. Seakan tidak sanggup mengatakan apa apa lagi, mereka memutar otak dengan keras berharap menemukan kalimat pantas apa yang harus mereka ucapkan lagi.

"Hm.. kamu duluan aja yang mandi bay, kamukan harus siap siap ke Kantor." kata Kasih pelan dengan suara gugupnya.

"Oh, iya..Sih..." Bayu hendak berdiri dari atas kasurnya namun tiba-tiba terdiam lagi, baru sadar bahwa dia dan kasih sedang dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun dibalik selimut mereka.
"Anu..Kasih... ini aku jalan ke kamar mandinya gimana?" tanya bayu bingung.

"Ya tinggal jalan kesanalah, masa gitu aja pake nanya sih bay!" jawab Kasih kesal.

"Tapi ini..."

"Tapi apaansih? Astaga!!!!" pekik Kasih yang baru tersadar bahwa mereka tidak bisa keluar begitu saja dari selimut itu karena mereka tidak mengenakan apapun saat ini.

" Bay! Kamu jalan sedikit kek, gak jauh dari situ kan ada handuk kamu !!" bentak Kasih frustasi.

"Gamau, nanti kamu ngintip!" kata Bayu memajukan bibirnya serta menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Bayu!!!" teriak Kasih sambil melototkan matanya.

"Iya Kasih. iyaaa!" Bayu pun turun dari kasurnya dengan polos tanpa memakai apapun, dilihatnya lagi Kasih untuk memastikan bahwa Kasih masih menutup kedua matanya, lalu Bayu dengan cepat berlari menuju handuk nya yang tak begitu jauh dari jaraknya.

"Kasih?" panggilnya lagi.

"Hmm? " jawab Kasih masih dengan memicingkan kedua matanya.

"Mau ikut mandi, mungkin? biar lebih menghemat waktu?"

"Bayu!!!! I swear, I will kill you!!!" jawab Kasih emosi sambil melemparkan bantal kearah Bayu.

"HAHAHA!" terdengar suara tawa puas Bayu namun perlahan menghilang dari dalam kamar mandi.

——

Bayu memutar kemudinya santai mengarahkan mobilnya untuk mengantarkan Kasih pulang.

"Nanti aku gak turun ya? Salamin ke Rangga aja" kata Bayu.

KASIH untuk BAYU /Sebagian bagian cerita pindah ke DREAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang