Sebelumnya aku ngulang dulu sebentar, biar kalian inget inget dulu ya dan gak lupa hehe biar kebawa feelnya😂
Maaf udah lama ga update, aku sibuk PO beneran hehe kemarin Teluk Alaska sekarang KHM itu rasanyaaaa hmmmm cape wkwk
Oke oke langsung baca ceritanya ya pelan pelan
Happy reading...
***
Menurut Pak Malih penjaga gerbang rumahnya, Bella pergi ke Hutan pinus ini. Apakah benar? Nick masih menerawang sangat jauh ke dalam sana. Bukan, bukan karena dia takut tersesat di dalam sana, hutan itu sudah menjadi tempatnya bermain saat kecil bersama Pak Malih.
Tetapi... apa Bella tidak punya rasa takut sampai berani menerobos hutan seorang diri ditengah hujan deras dengan petir biru yang menyeramkan. Memangnya ada apa di dalam hutan sana?
"Beneran, Den. Tadi dia pergi ke sini," teriak Pak Malih agar suaranya tak kalah dengan derasnya hujan, "Tadi dia sambil nangis, jadi Bapak nggak sempet tanya kenapa."
"Oke," balas Nick dia bersiap melangkah menantang badai seorang diri, demi Bella apapun akan dia lakukan.
"Biar Bapak yang cari, Den."
"Nggak usah." Nick memutar tubuhnya lalu tersenyum, "Kalau Bapak sama Ibu nyariin, bilang aja kalau saya pergi sama Bella."
"Tapi... Aden kan punya—"
"Bapak nggak usah takut, tenang aja. Ini masih wilayah kita kan?" tanya Nick lalu memegang bahu Pak Malih dengan erat agar dia berhenti memasang wajah cemasnya.
"Kalo ada apa-apa, Telepon Bapak." Mendapat anggukan persetujuan, Nick langsung berlari dengan kencang menerobos hutan tersebut. Tanah basah membasahi pakaiannya, ranting-ranting pohon di malam hari tak menghalangi pengetahuannya mengenai hutan ini.
Nick berhenti di taman lavender, entah ini perasaannya saja atau apa, tapi sepertinya ada seseorang yang sudah datang ke tempat ini. Ada lampion yang mati, juga lampu balon yang sudah tak menyala. Beberapa kembang api yang sudah basah pun bertaburan di bawah sana.
Siapa dia? Beraninya dia membuat pesta di dalam pesta. Apakah ini yang membuat Bella berani masuk ke dalam Hutan? Nick kembali mencari Bella, dia tidak tinggal di sini dan dia tidak tahu bahaya apa saja yang ada di hutan ini. Bagaimana pun Nick harus cepat.
***
Bella membuka matanya, langit masih gelap dan hujan pun sudah berhenti. Matanya kembali mengerjap beberapa kali, yang terakhir Bella ingat adalah dia terpeleset dan jatuh. Bella tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya.
Ya, sekarang dia berada di dalam hutan. Tapi yang berbeda adalah dia tidak seorang diri di sini. Ada Nick yang sedang duduk dan menjadikan kakinya sandaran agar Bella bisa beristirahat di sana. Wajahnya terlihat pucat, tangan Nick sangat dingin, bajunya pun basah kuyup.
"Nick?" tanya Bella dengan suara yang parau, "Lo denger gue?" Nick pun langsung membuka matanya, dia menatap awan gelap lalu melihat Bella yang sudah membuka matanya.
"Lo cariin gue?" tanya Bella dengan suara seperti ingin menangis, "Kenapa. Kenapa lo cari gue?"
"Gue nggak mau lo nangis," balas Nick dengan senyum paksa seolah tubuhnya baik-baik saja, "Gue nggak mau lo sendirian, Bella." Bella memalingkan wajahnya lalu mencari boneka Cinderella pemberian Radit, bukan... lebih tepatnya pemberian Ibunya dulu.
Ternyata boneka itu masih aman. Bella ingin langsung menggerakkan tubuhnya tapi sangat sulit, yang bisa dia lakukan adalah berbaring seperti sekarang sambil menatap awan gelap di tengah hutan. Ya, menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HUJAN MENANGIS [RAIN SERIES I]
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI!! Isabella Queen, Seorang penulis terkenal yang tidak pernah tersenyum. Semua orang menyukai karyanya, tapi semua orang membenci sifatnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena sifatnya yang angkuh, dingin dan tak tersentuh...