code: X - 17 part 1

5.7K 284 48
                                    

Eh. deela buat cerita baru lagi.

Silakan tengok CL[ex]ED!!!

.

.

Sudah hari kelima sejak semua itu terjadi. Arch dibawa pergi mafioso Maztfferta. Dia dirantai, dikekang, diperlakukan seperti tawanan yang menjijikkan.

Dan sejak saat itulah Arch...

Meninggalkannya sendirian.

Bukan... Bukan dia kesepian atau rapuh tanpa Arch. Tapi membayangkan akan jadi apa Arch di tangan Maztfferta setelah dia menunjukkan taring pada mereka; membuat gadis ini begidik setiap saat.

Sudah menjadi rahasia umum jikalau Maztfferta bukan kumpulan orang lunak; mereka keras, kejam, berdarah dingin. Apalagi pada orang berlabel penyusup yang nyaris membunuh salah satu petinggi mereka. Dan jika Maztfferta menemukan identitas Arch sebenernya itu berarti... kemungkinan Arch selamat... 0%.

Tidak. Tidak. Tidak.

Dia tak boleh negatif thinking. Dia harus yakin Arch mampu menghadapi semuanya. Arch bukan anak kecil yang harus dikasihani.

Tapi.... tapi...

Arch sudah bagaikan kakak untuknya. Setiap saat dia menangis karena bully-an kedua kakaknya, Arch akan selalu ada. Memeluknya, memberinya kehangatan yang dia rindukan. Karena itulah... Dia tak ingin ada apa-apa pada Arch. Sungguh! Dia takut membayangkan sahabat sekaligus kakak baginya itu hilang.

Hilang seperti orang itu...

Sejujurnya, diam-diam dia sudah berusaha menyampaikan permintaan tolong untuk menyelamatkan Arch pada Carten code: X. Setiap mereka berpapasan dan saling sapa, dia berusaha menyampaikan kata-kata 'save Arch, please' secara tak langsung. Ini konyol memang, sangat konyol. Dia tahu Arch seperti ini karena nyaris membunuh Cerberus code: X dan dia justru meminta bantuan CARTEN code: X! Absurd bukan?

Ya tapi mau bagaimana lagi. Hanya Exeon Maztfferta satu-satunya yang dia kenal dan memiliki posisi tinggi dalam Maztfferta Famiglia. Hanya pemuda raven itulah yang dapat menyelamatkan Arch.

Hanya saja masalahnya... Apakah pesannya tersampaikan? Bagaimana jika tidak? Bagaimana kalau Exeon tak menangkap sedikit pun pesan tersembunyi darinya?

"Lene..." seseorang menepuk bahu Xiralene yang tengah melamun tiba-tiba membuat gadis itu terkejut bukan main. Dia segera memutar tubuhnya, menatap sang penepuk bahunya.

"Hi... Stella..." sapa Lene yang melihat Stella Atherna di belakangnya dengan nada malas.

"Melamunkan Arch lagi?" tanpa basa-basi, Stella mengatakan apa yang ada di pikirannya. Dia sering melihat gadis ini murung pasalnya, karena itulah dia langsung mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Sort of." aku Lene. Dia memang sedang memikirkan Arch. Dan apa peduli Stella pada Arch? Ah. Paling-paling juga mau menghina Arch atau menggunjingnya. Hell, itu yang dilakukan kebanyakan peserta ujian Maztfferta yang lain.

Stella memosisikan diri tepat di samping Lene. Meminta Lene berbagi bangku dengannya dan sebagai gantinya dia ucapkan, "Jangan khawatir. Exeon pasti melihatkan kondisinya untukmu."

Lene memicingkan mata. Sedikit heran akan ucapannya.

Well yang lebih mengherankan adalah... Darimana gadis ini tahu Exeon akan melihatkan kondisi Arch?

Curiga menghantui Lene. Dia berpikir jika pasti sebelum ini perempuan yang lebih tua 1 tahun dengannya baru saja ketemuan sama sang Carten di suatu tempat. Oh meski Lene tahu Exeon jarang hang out dengan peserta ujian, namun Lene jelas menangkap percikan gelombang ketakwajaran antara Stella dan Exeon.

[ code: X ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang