code: X - 04

5.4K 309 8
                                    

Mobil-mobil mewah berjajar rapi di dalam garis putih. Suara deru deram mesin mereka menggaung di segala penjuru. Seperti biasanya dalam balapan liar, wanita-wanita seksi mendekati dan memamerkan kebolehan tubuhnya di setiap mobil yang ada guna menggoda sembari menawarkan minuman. Seorang wanita 30 tahunan dengan belahan dada yang menonjol diantara apitan singlet putihnyanya mendekati sebuah mobil sedan putih-metalic-hitam dengan double muffler sederhana yang meramaikan barisan depan.

Dari kaca mobil yang dibuka lebar, tampak Exeon dibagian depan mobil. Wanita itu menjulurkan tangan putihnya ke wajah Exeon. Membelai wajah itu dan menggerakkan bibirnya yang berisi, melantunkan nada-nada manja. Dia menjajakan minuman yang dibawanya.

Semula Exeon sudah menolak dengan halus. Tapi wanita itu bersikeras. Dia bahkan menawarkan Exeon untuk menikmati kebolehan tubuhnya di atas ranjang jika Exeon mau membeli minuman yang katanya tinggal satu itu.

Exeon yang sedang pusing dengan sederet diagram rancangan pembunuhan di kepalanya mengerlingkan mata. Dengan kesal, Exeon membuka mobilnya. Pintu hydrolic mobil mewah itu terangkat ke atas memperlihatkan bagian dalam mobilnya, yang hanya memiliki jok depan dan dipenuhi sound system di tempat yang seharusnya terdapat jok belakang dengan jarak membentang antara sound system dan jok depan, Exeon keluar dari dalamnya.

Dengam berdecak Exeon bertanya berapa harga minuman yang sepertinya habis dalam sekali tenggak. Wanita itu menjawab dengan gembira setelah melayangkan ciuman panas pada Exeon dan membelai tubuh pemuda itu. Saat Exeon meraih uang di kantongnya, matanya mengamati ke sekeliling. Dia melihat beberapa sosok yang tak asing sedang mengamatinya, bahkan gelak tawa sedikit terdengar dari arah mereka. Sementara anak buahnya sendiri berkacak pinggang tak jauh dari mobilnya.

Pasti ada apa-apanya di minuman ini.

...Enaknya diapakan ya...

Exeon meminum cairan tak wajar yang disodorkan wanita itu padanya sambil meletakkan uang pada nampan yang dibawa wanita itu. Wanita itu berseri-seri, tugas yang diembannya sukses. Dia segera beranjak pergi. Tapi ketika wanita itu membelakangi Exeon, tanpa diduga tangan Exeon meraih pinggulnya yang besar, memutar tubuhnya, dan menciumnya tepat di bibir. Mereka berciuman sekali lagi. Namun anehnya, kali ini gadis itu memberontak seakan tak mau berciuman. Dengan kekuatan lelaki Exeon, tentu tak mudah dia dikalahkan, dia justru memeluk erat wanita itu. Dalam ciumannya, Exeon mentransferkan sebagian cairan di mulutnya. Lidahnya bergerak lincah. Dan dengan berbagai metode dia membuat wanita itu menelan cairan yang ada di mulutnya. Setelah yakin, barulah dia melepaskan wanita itu dari cengkraman ciumannya.

Kepuasan tersungging di wajahnya ketika dia melihat orang-orang yang mengawasinya kelabakan. Jelas sekali mereka kebingungan. Tindak tanduk Exeon di luar rencana. Mengambil celah kebingungan mereka, Exeon melepehkan sebagian cairan yang sengaja dia sisakan di mulutnya ke dalam tabung kecil serupa dengan yang digunakan untuk menampung getah ketika di hutan.

Wanita itu memerah, entah marah atau kenapa, dia langsung menampar Exeon atas perilakunya. Dengan mudah Exeon menangkap laju tangannya, matanya berkilat sadis. Sontak wanita itu terkejut dan juga ketakutan. Akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan Exeon. Mendramatisir suasana, wanita itu berlari dengan buaian air mata. Exeon mencibir. Lalu dia memunggungi wanita itu dan hendak memasuki mobilnya lagi. Sayangnya gerakan itu terhenti ketika terdengar suara debaman keras. Ketika Exeon memalingkan wajahnya, wanita yang tadi berbagi ciuman dengannya tengah terlungkup di pelataran dengan bibir penuh darah.

Teriakan membuncah menggelegar. Pria tua mengenakan setelan hitam mendekati gadis itu, memeriksa. Kemudian dia berteriak "Dia mati!!!"

Sederetan apa, kenapa, kok bisa bersahutan. Kiel menyeruak mendekati Exeon. Dia bertanya hal yang serupa pada Cartennya. Exeon hanya mengangkat bahu.

[ code: X ]Where stories live. Discover now