code: X - 12

5.3K 290 11
                                    

Ruang itu besar. Alami. Elegan. Luar biasa! 

Lantainya berbalutkan kayu wangi coklat yang mengkilap. Dinding-dindingnya penuh hijaunya tanaman rambat. Lampu mewah bertatahkan perak menggantung di atap transparan setiap beberapa meter sekali. Langit malam terpotret dengan jelas, menambahkan kesan indah yang mengagumkan. Bagaimana tidak? Kelap-kelip bintang dan perpaduan cahaya bulan dalam langit hitam sangatlah cantik.

Seakan mempertunjukkan kemewahan itu pada para peserta, Maztfferta Famiglia menempatkan meja bundar spesial untuk mereka di tengah-tengah ruangan. Meja ini di kelilingi deretan meja-meja besar kokoh yang terplitur sempurana dan langsung berhadapan dengan meja khusus untuk Don hingga Cerberus Maztfferta.

Namun cantiknya malam dan mewahnya ruang makan tak membuat Lene bersemangat. Matanya yang sayu dan wajahnya yang kusut sudah menandakan dia sedang ada masalah atau banyak pikiran.

Dan parahnya...

Sang Carten Code: X lah yang membuatnya demikian.

Ya. Dalam otaknya saat ini hanya ada...

... Exeon Maztfferta.

"Lene?" Arch yang sedari tadi duduk manis di samping Lene akhirnya memberanikan diri menepuk bahu mungil gadis itu.

"... Do you know... Aku bertemu dengannya..." tanpa menoleh dan masih tetap memandang deretan makanan mewah di meja bundar milik peserta dengan tatapan kosong, Lene menjawab panggilan Arch.

Arch bersingut tak mengerti. Seolah paham Arch tak paham akan ucapannya, pelan Lene menambahkan "Exeon. Aku bertemu dengannya".

Beberapa saat Arch terdiam. Dia cerna ucapan Lene dalam-dalam sebelum berteriak "APA?!"

Dengan cantiknya, suara Arch menggema, menggetarkan seluruh pilar penyangga ruang makan luar biasa besar tempat para peserta yang tersisa kini berkumpul. Mulut Arch menganga lebar dan matanya yang bulat melotot seraya ingin lompat dari ceruknya. Bagaimana mungkin Lene langsung menemukannya dengan sekali jalan-jalan sementara dirinya saja tak bisa?

Lene langsung menyengirkan diri dan menoleh kesana-kemari untuk meminta maaf akan kelantangan suara Arch. Setelah yakin dia melakukan permohonan maaf dengan benar. Lene segera menyodok dada Arch kuat-kuat menggunakan jemarinya.

Cengiran sakit kontan terbentuk akibat kekerasan tak terlihat itu, membuat orang yang tak tahu akan apa yang tadi dilakukan Lene mengira Arch terkena sembelit tiba-tiba.

"Le... Lene, ap-apa mak-maksudmu?" tanya Arch ditengah-tengah sakit yang mendera. Suaranya mengisyaratkan sakit yang dia terima. Bahkan karena sakitnya tusukan jari Lene, Arch meletakkan dahinya di atas meja sementara satu tangannya memegangi samping kiri dadanya yang kurus. Tulang rusuknya menjerit minta dibelai agar sakit itu hilang. "S-sakit bodoh!"

Namun malang untuk Arch. Bukannya minta maaf, Lene justru berdecak, "Shut-up you, moron! Jangan teriak nggak jelas dan jangan merengek!". Tak hanya itu dia juga mempelototi Arch tak suka. Bahkan matanya seakan ingin menguliti teman seperjuangannya itu. "Dasar Arch bo--"

Kata-kata umpatan terpenggal seiring membulatnya mata Lene. Dia terdiam. Tatapannya yang mengisyaratkan 'I'll kill you', dalam hitungan detik bertransformasi menjadi tatapan orang terpesona. Sinar mata yang awalnya garang dan penuh kesebalan, melembut.

Semuanya... Semuanya berubah kala Exeon berjalan memasuki ruang makan.

Tidak. Rupanya tak hanya Lene. Hampir semua peserta melakukan hal serupa. Baik lelaki atau pun wanita. Dan dengan canggungnya mereka terdiam, hingga yang terdengar dalam ruangan itu hanyalah percakapan lirih para mafioso Maztfferta.

[ code: X ]Where stories live. Discover now