code: X - 08

4.4K 301 16
                                    

pst. silakan mampir cerita saya yang lain : EINFORLUTED

.

.

Tak ada yang salah sebelumnya. Semuanya seperti baik-baik saja, lancar sesuai rencana. Maztfferta mengepung markas cabang Zero. Mark juga sudah menyusup diantara para inspektur. Seharusnya semua baik-baik saja. Sandiwara juga berjalan lancar seperti yang diduga, beberapa inspektur telah mati dengan mudah.

Tetapi...

Hawa dingin kini merasuk. Padahal matahari bersinar terang di atas sana, panas bumi juga melebihi normalnya, namun kebekuan melanda. Terutama bagi mereka yang menyusup. Bagi Maztfferta Famiglia. Di sana, tak ada satu pun dari mereka yang tak membelalak, terpaku dalam diam melihat pemandangan yang terjadi tepat di depan mereka.

Apa yang mereka pandang? Apa yang membuat mereka seperti itu? Apalagi kalau bukan Exeon. Keadaan Exeon kini! Darah segar mengelir membanjiri pelipisnya. Napas telah meninggalkan tubuhnya! Dia tak lagi bernyawa! Dia mati!

Tuan muda yang mengayomi mereka, memberi pelajaran hidup pada mereka, sekarang tiada.

Bagi mereka, Maztfferta Famiglia code: X, walau Tuan mudanya suka seenaknya sendiri, dia adalah Carten yang baik. Carten yang berlaku adil. Carten yang tak memberlakukan kematian sesalah apa pun anggotanya.

Namun Carten yang seperti itu sekarang tak lagi ada!

Dia, si Inspektur sialan itu, membunuhnya!

Membunuh Carten mereka!

...

Maztfferta Famiglia menjerit. Mereka mengamuk dengan air mata menggenang. Segala hal mereka rusak. Pemukul kasti mendarat di setiap aspek. Brondongan pistol tak luput meramaikan suasana.

Akhirnya terjadi juga, kondisi dimana mereka menggila.

Benar-benar gila!

Dan mau tidak mau Zero dibuat kerepotan, rupanya jumlah Maztfferta Famiglia yang ada di sana lebih banyak dari yang kelihatan. Hal itu membuat zero-zero mengelilingi Ken dan seorang inspektur yang sedari tadi memainkan laptopnya tanpa merasa terganggu.

Mark bergeming di posisinya. Dia masih memasang wajah tercengang akan apa yang terjadi di hadapannya.

Prezt berteriak "Apa yang kau lakukan Ken!" berkali-kali di luar jendela. Dia akui Exeon cukup menyenangkan sebagai lawan bicara, dan pandangannya tentang dunia yang mengotor itu menggugah hatinya, meskipun dia seorang penjahat. Dan melihat Ken membunuh semudah itu, dia kesal. Kesal pada sahabatnya dan kesal pada dirinya sendiri yang tak bisa berbuat apa-apa.

Di tengah-tengah keributan, di tengah-tengah jeritan...

Inspektur yang hanya melototi laptopnya menaruh laptop itu dengan elegan, dia mulai memandangi keadaan sekitarnya dan raut wajah seluruh Maztfferta Famiglia di sana. Raut wajah tanpa harapan dan tertuliskan suratan dendam. Meski dia tak ingin merusak keadaan yang telah sukses memanas dan kacau balau, akhirnya dia memilih untuk angkat bicara. "Hentikan. Sudah lebih dari 85% kematian dari yang kuperkirakan"

Seluruh orang di sana membatu mendengar suara yang mengalun itu. Baik itu Zero atau Maztfferta Famiglia itu sendiri.

Inspektur itu berdiri dari duduknya, kemudian dia berjalan dengan sedikit menyeret kakinya. Dengan tenang dia melihat teman-temannya yang mati, kemudian dia mulai berhitung. Setelah selesai menghitung, dia berkacak pinggang.

"Prezt Malvonso dan kawan-kawannya yang tidak ingin mati, lebih baik menjauh dari sini satu meter, sekarang juga"

...

Semua masih hening, mereka bingung. Zero yakin suara inspekturnya yang ini jelas bukan seperti ini. Dan Maztfferta Famiglia terpaku karena suara Inspektur Zaro sangat mirip dengan suara Carten mereka.

"C'mon, jangan terdiam begitu, aku sudah menyetel penghancuran diri pada gedung ini. Lima menit lagi akan hancur. Ah tapi tenang saja, ledakannya tidak begitu kuat hingga menjadikannya puing-puing."

"Apa maksud Anda inspektur HasGerk?" Ken menatap rekan di hadapannya dengan bingung.

"Zero disini dipenuhi orang-orang korup, kau tau itu dengan pasti Ken. Setidaknya itu yang kuketahui setelah penghackan dan penyusupan yang baru saha selesai kulakukan. Ah, Rikirdon Sonya -anggota Maztfferta-, jangan arahkan pistol padaku, aku bukan musuhmu, hal itu berlaku juga untukmu McStew, Pierl." papar Inspektur yang dipanggil HasGerk oleh Ken dengan santai sembari menatap Maztfferta Famiglia yang menodongkan senjata padanya.

Maztfferta Famiglia saling bertukar pandang. Bukan musuh? Apa maksudnya? Bukankah dia adalah Inspektur Zero dan itu berarti dia musuh? Setidaknya pertanyaan-pertanyaan itu menggulung pasti di pikiran Maztfferta Famiglia yang ada di sana.

"Hem? Melihat wajahmu kau tak tahu bukan, Prezt Malvonso? Temanmu ini —atau mungkin aku harus bilang 'sahabat'—mu ini?, melakukan suap dan menjual obat-obatan terlarang —dugaanku obat-obatan yang dia 'amankan'— dengan harga 2x lipat pada... hem, terlalu banyak kalau disebutkan." Inspektur itu mengangkat alisnya. "Lalu orang yang gila menekan tombol merah, si mayat pertama dalam ruangan ini, dia melakukan pembelian barang ilegal dengan jumlah besar, udah gitu mengatas namakan Maztfferta. Orang yang sedang kuperankan ini, si HasGrek, dia merancau dengan air mata buaya ketika dia kusudutkan dan mengaku jika dia membunuh orang untuk mendapatkan daging sedap karena daging biasa tak memuaskannya. Begitu pula yang lain. Parahnya, mereka berdalih 'rapat inspektur' —Tuhan ampuni kebusukan mereka— untuk menutupi kedok kebusukan mereka! Apanya yang rapat? Tcuih."

"Siapa kau?" Prezt menatap inspektur itu sinis. Dari pemaparan dan blablabla yang baru saja diucapkan, Prezt tahu orang itu bukan Inspektur mereja HasGrek.

"Ah, kita belum berkenalan ya?" Sahutnya dengan menjentikkan tagan. Kemudian, sesantai mungkin dan seelegan yang dia bisa, orang itu menarik sesuatu yang kelet di lehernya. Sesuatu itu ditariknya ke atas terus melewati mulut-hidung-mata. Itu adalah topeng! Topeng kulit yang terbuat dari kulit pilihan sehingga nyaman digunakan.

"Perkenalkan Prezt Malvonso dan para Zero yang terhormat. Aku... Exeon Maztfferta" lanjutnya sambil tersenyum sinis.

!!!!

[ code: X ]Where stories live. Discover now