Chapter 36

105 24 7
                                    

Praaankkk

HAPPY BIRTHDAY TO YOU
HAPPY BIRTHDAY TO YOU
HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY
HAPPY BIRTHDAY ALDEN

"Cieee....yang kena prank."

Prank?

Mereka bilang prank?!

"GAK LUCU!"

Semua orang yang melihat Alden langsung terkejut.

"Al..."

"Menjauh dari gue!"

Feli menelan ludahnya sendiri. Dia tidak menyangka kalau Alden bakalan semarah ini.

"Al, ini semua bukan salah Feli doang," kata Andin yang merasa kasihan melihat Feli.

"Iya, Al. Kita cuma buat kejutan doang kok."

Alden tertawa sinis kearah Pino. "Apa lo bilang ini lucu, hah! Lo gak tau gimana paniknya gue kalau Feli lagi hamil anak gue, apalagi gue gak pernah nyentuh perempuan itu!" mata Alden berkilat merah, pertanda kalau dia memang sudah hilang kesabaran.

"AL AL...MAU KEMANA?"

Teman-teman Alden menghela napas panjang melihat kepergian Alden.

"Gue bilang juga apa, dia bakalan marah kalau dia kita bohongin. Makanya, kalau ngerencanain sesuatu jangan bikin yang terlalu ekstrim. Kalian baru saja buat macan lagi ngamuk, kan." Celetuk cowok yang berperawakan tinggi di depan pintu, Gemintang. Gemi melihat Feli yang menangis terisak di bahu Andin. "Buka tuh buntalan di perut lo."

Setelah itu, Gemi juga ikutan keluar dan meninggalkan teman-temannya di dalam. Dari awal, dia juga tidak setuju dengan rencana seperti ini. Tidak lucu dan tidak menarik.

***

"SIALANN!!"

Alden menendang bangku kosong di depannya. Tangannya menggepal kuat sehingga menampakkan buku-buku jari tangannya.

Marah?

Tentu saja Alden marah di bohongi seperti ini. Dia benar-benar bersumpah tidak pernah menyentuh Feli dan wanita lainnya. Bagi Alden, kalau dia menyentuh wanita itu tanpa ada ucapan sakral, itu sama saja dia merendahkan ibu dan adiknya.

And see, jadi seminggu ini dia benar-benar di bohongi oleh teman-temannya itu. Mengaku-ngaku kalau Alden menghamili Feli dan ternyata untuk nge-prank dia. Sinting!

Kalau kabar itu sampai terdengar di oleh orang-orang kampus dan ayahnya, bukan Alden saja yang malu. Nama keluarganya pun juga ikutan rusak.

Alden menarik napasnya. Sudah cukup dia berada di gudang ini. Dia juga tidak suka dengan bau busuk di sana. Saat Alden keluar, dia tidak sengaja berpapasan dengan cowok yang kebetulan itu cowok teman dari orang yang dia cari.

"Lo!"

Cowok yang Alden maksud itu berhenti dengan kernyitan di dahinya. "Iya, kak?"

"Nama lo siapa?"

"Jamil." Jamil tambah bingung melihat kakak seniornya itu cuma diam sambil melihatnya. Jamil...sedikit takut saat Alden menatapnya setajam itu.

"Lo tau sekarang Melody dimana?"

"Ahh...mungkin dia lagi di perpus. Soalnya gue gak lihat dia di kantin."

Alden mengangguk setelah mengucapkan terima kasih, dia langsung pergi dari hadapan Jamil.

***

Melody mengernyit bingung saat membaca novel yang ada ditangannya. Beberapa kali dahi itu berkerut saat membaca serentetan kata yang tidak dimengertinya.

💦AFTER RAIN💦 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang