Chapter 4

279 49 2
                                    

  Saudara yang sayang kepada lo adalah saudara yang bukan mengumbar rasa sayangnya secara langsung. Tapi, bagaimana dia membuat lo bisa merasa nyaman di saat lo lagi butuh dia.

Dari Melody Shafira
Untuk Delon Leonardo.

"Mel udah dong baca buku nya". Rengek Aya. Cewek itu semakin hari semakin kurus akibat dilanda virus galau. "Lo gak mau apa dengerin curhatan gue?". Kembali. Aya kembali lagi merengek.

  Melody menghela napas jengah. Aya kalau sudah galau, pasti akan membuat nya repot. "Apalagi sih?".

  Wajah Aya yang semula masam berubah menjadi ceria. "Dengerin gue curhat ya?". Pinta nya memohon. Melody mendengus. Dia melipat halaman novel lalu meletakkan nya ke kolong meja.

"Iya". Pasrah Melody. Dia itu paling malas mendengar Aya curhat. Apalagi tentang hubungannya dengan Ello."Ello kenapa lagi?".

  Aya cemberut. "Masa Ello gak telepon gue selama tiga hari ini! Gue kan kesal!".

"Mungkin dia sibuk kali". Alibi Melody.

"Gak mungkin lah. Si Vivi aja di telepon sama mantannya. Masa gue yang notaben pacar nya Ello gak di telepon!. Gue curiga kalau Ello punya selingkuhan!".

"Lo jangan su'udzon dulu sama Ello Ay. Mungkin dia capek gitu".

"Gak! Gue gak percaya!. Gue harus nyelidikin Ello besok!". Marah Aya. "Lo harus bantu gue!". Melody melototi Aya.

"Enak aja lo nyuruh-nyuruh gue. Emang lo pikir gue siapa elo?". Melody menatap Aya dengan sebal. Sedangkan Aya pura-pura menampilkan wajah polos.

"Kan lo sahabat gue Mel". Kata nya polos. Ah ralat pura-pura polos. Padahal di dalam hatinya sedang tertawa jahat. "Kan sesama sahabat harus saling membantu!".

"Terserah". Aya tersenyum senang.

"Lo emang sahabat terbaik gue Mellll...". Aya memeluk Melody. Sedangkan Melody hanya mengangguk pasrah.

"Tapi, kalau benar Ello selingkuhin lo, terus gimana Ay? Lo kan cinta banget sama Ello". Aya tersenyum sedih. Sedangkan Melody hanya bisa memaki dirinya. Dia tidak bisa menjaga mulut nya untuk tidak bicara begitu. "Sorry Ay. Gue gak bermaksud buat lo sedih". Sesal Melody.

  Aya tersenyum tipis. "Gak pa-pa Mel. Kalau benar Ello selingkuh, gue gak bakal nangis. Malahan gue akan kasih dia pelajaran!". Tegas Aya.

"Ini nih yang gue suka. Seharusnya kita gak boleh nangis karna gara-gara cowok. Karena mereka akan senang kalau kita nangisin mereka. Secara tidak sengaja mereka telah merendahkan harga diri kita, Ay. Lo paham kan?". Aya mengangguk.

"Makasih wejangan nya, Mel". Melody mengangguk. "Pulang lo dari puncak,  kita harus mulai misi nya!".

  Melody tersenyum. "Ay, lihat masalah percintaan lo, buat gue jadi geli. Heheh".

  Aya bergidik ngeri melihat Melody. Bisa-bisa nya Melody ngomong begitu. Ah... Aya lupa, kalau Melody gak penah pacaran. Semenjak kejadian itu, Melody jarang sekali dekat yang nama nya cowok.

"Terserah lo deh. Pusing gue ngomong sama jomblo berkarat kaya lo". Aya memijit pelipis nya. Sedangkan Melody hanya meringis malu. Bisa-bisa nya Aya mengatakan nya jomblo berkarat. Hell. Melody bukan jomblo berkarat tapi jomblo terkece.

"Lo kok gitu sih. Gue itu jomblo cuma ingin fokus sama sekolah. Bukan masalah percinta-cintaan. Kan Tuhan udah ngatur manusia berpasang-pasangan. Jadi gue yakin kalau gue udah punya pasangan dari kecil. Maybe now, gue ladi LDR-an sama dia". Cemberut Melody. "Gue gak suka lo bilang gue jomblo berkarat".

💦AFTER RAIN💦 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang