Chapter 28

122 30 0
                                    

Jangan lupa pencet Bintang dan spam di kolom komentar buat aku semangat lagi untuk cepat update!

Happy reading guys..and sorry for typo
***

From: +685271******
'Gimana? Enak kan pakai tongkat tuan Aldenelio Angkasa Miller terhomat. Itu sih belum seberapa saat lo buat mata gue buta sebelah. Tenang aja. Ini baru awal kok. Lo tunggu aja tanggal main nya. Oh iya, cuma mau mengingatkan kalau orang yang lo sayang nyawanya sedang terancam.'

Alden mengepalkan tangannya saat menerima pesan dari orang yang tidak dikenali. Alden sudah menduga kecelakaan itu murni disabotase oleh orang lain. Bukan kelalaiannya dalam membawa motor

Mana mungkin rem motor Alden putus di hari itu. Sedangkan Alden adalah orang yang sering memperiksakan motornya ke bengkel. Dia yakin ini pasti orang yang sama membuatnya kecelakaan tersebut. Tapi siapa? Alden rasa, dia tidak pernah mempunyai musuh.

Tapi tunggu?!

Pikiran Alden langsung tertuju dengan pemuda yang dia buat buta beberapa tahun yang lalu.

'Apa benar itu dia?.' Gumam Alden dalam hati.

Alden segera mencari kontak seseorang. Setelah mendapatkan kontak orang itu, Alden langsung mendial nomor tersebut.

"Halo tuan?"

"Carikan siapa dalang dibalik kecelakaan saya sekarang! Saya tunggu laporan kamu besok lusa!"

Tut tut tut

Alden dengan tingkat kesopanannya yang minim langsung memutuskan telepon tersebut. Cowok itu kembali melihat pesan teror yang membuatnya sangat penasaran.

Nyawa orang yang gue sayang?

Mata Alden langsung melotot kaget saat dua wanita yang dia sayang ada di pikirannya.

"Mona dan Melody?"

Mata Alden langsung menatap tongkatnya yang terletak tak berdaya di lantai apartement. Tangannya terkepal kuat kalau itu benar-benar terjadi, Alden akan hancur. Mona dan Melody adalah dua wanita yang dia sayangi.

Kalau 'dia' benar-benar ingin membalaskan dendam kepada Alden lewat Mona dan Melody. Maka sasaran orang itu sangat tepat. Mereka berdua adalah kelemahan Alden sekarang.

Alden menjambak rambutnya kasar dengan perasaan prustasi.

"ARRGHGG"

"BRENGSEK LO EMIL!"

Alden mendial nomor orang yang mengiriminya pesan tadi. Tangan cowok itu mengenggam hp nya dengan kuat. Tidak peduli kalau hp mahalnya akan hancur lebur ditangannya.

Nomor yang anda tujui sedang---

"KENAPA LO HARUS DATANG LAGU DI SAAT GUE UDAH BAHAGIA SAMA KEHIDUPAN GUE!"

PRAAAANG

Alden menatap tajam benda pipih yang baru saja dia lempar ke cermin. Tidak ada sama sekali penyesalan saat dia membuat benda pipih itu hancur tak berbentuk.

***

"Alden ini ruangan kenapa berantakan kaya gini?!"

Mona yang baru saja dari luar terlihat shock melihat ruangan apartement Alden yang berantakan.

Mona menatap Alden tajam. "Ini maksudnya apa?"

Alden cuman diam dengan tatapan dinginnya ke arah Mona. Mona yang dilihat seperti itu mengerutkan dahinya bingung.

💦AFTER RAIN💦 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang