23

57 12 0
                                    

Author pov
Ruangan ini sudah dibanjiri oleh tangisan semua orang. Mita yang terbaring lemah dan sedang tidak sadarkan diri membuat ruangan semakin dibanjiri tangisan. Seorang gadis duduk disamping Mita sambil menggenggam tangannya. "Mah, Marin ngak mau mamah pergi." Kata Marin. Pipinya sudah dibasahi oleh air mata. Sedangkan seorang pria sedang berdiri di depan Mita dengan wajah yang datar. Rye melihat jamnya, dan ia baru tersadar bahwa ini sudah sangat malam. "Rin ayo kita pulang." Ajak Rye. "Gue ngak mau pulang." Jawab Marin. Rye mendekatkan wajahnya kearah kuping Marin. "Lu lupa sama janji lu ke Brooklyn." Bisik Rye. Marin segera menarik Rye keluar. "Kenapa sih lu pake ingetin gua?" Protes Marin. "Gue mau urusan ini selesai sekarang juga!" Kata Rye sambil menarik Marin pergi dari rumah sakit.

Mereka sudah sampai di parkiran apartemen Brooklyn. Hal ini membuat Marin semakin tertekan memikirkan harus bilang apa terhadap Brooklyn. "Rye temenin gue y, please!" Pinta Marin. "What? Kenapa harus gua, kan yang disuruh temuin Brooklyn lu doang. Oke gue ngak akan temenin lu, tapi gue jagain lu diluar, karena entah kenapa firasat gue ngak enak." Kata Rye. Marin hanya membalasnya dengan anggukan. Setelah beberapa langkah tidak jauh dari mobil, Marin membalikkan badannya. "Rye!" Teriaknya. "Apa lagi sih?" Tanya Rye. "Lu nyuruh gue masuk? Gua kan ngak tau kamarnya bego!" Protes Marin. "Nomor 222." Jawab Rye sambil masuk kedalam mobil.

Marin menekan tombol bel kamar 222 atau kamar Brooklyn. Tak lama kemudian pintunya terbuka. Marin terkejut dengan apa yang terjadi pada Brooklyn. Brooklyn merokok sambil menggenggam botol (minuman) ditangan kirinya, dan 3 botol (minuman) di depannya. "Kok lu jadi gini sih Brook?" Tanya Marin. "Lu ngak tau kenapa gue jadi gini? Sekarang lu ceritain semuanya!" Kata Brook. "Gua akan cerita, kalau lu buang rokoknya sekarang!" Bentak Marin. Brooklyn membuang rokoknya ke tempat sampah. "Cerita sekarang!" Bentak Brooklyn. "Gue dijodohin sama Rye dari satu tahun yang lalu. Dan minggu depan gue akan tunangan sama Rye." Marin menceritakan semuanya sambil menunduk. "Waww!" Kata Brooklyn sambil bertepuk tangan. Marin bingung terhadap sikap Brooklyn yang Brooklyn lakukan tadi. "Ceritamu sangat menarik." Kata Brooklyn tersenyum.

Rye pov
Gue samperin sekarang ngak ya? Firasat gue buruk banget sih ya. Gue takut Marin di apa-apain sama Brooklyn. Gue samperin aja kali ya.

Gue menuju kamar 222 yaitu kamar Brooklyn. WHAT THE FUCK! APA-APAAN NIH! "Brook! Lepasin Marin!" Teriak gue dari pintu. Gue ngeliat Marin yang lagi dicekik dan dicium paksa sama Brook. Setelah gue teriak, Marin lari kearah gue dengan wajah y ketakutan. Dengan sigap gue memeluk Marin dan menenangkannya.

Gue benci sama Brooklyn.

Itulah kata-kata yang selalu Marin ucapkan sepanjang jalan sambil menangis. Marin mengecek hp nya setelah berbunyi. Marin tersenyum setelah mengecek hp nya.
"Rye anter gue ke rumah sakit!"

Hello!
Maaf nih y... buat penggemar Brooklyn. Tenang ini cuma cerita doang kok bukan kenyataan.
Maaf juga nih
Thor udah lama ngak update, karena thor lagi sibuk sama urusan lain.
Guys, aku pengen kasih tau nih.
Mulai sekarang, thor bakal update cerita ini 1 bulan sekali di jam 12pm/1am/2am. Baca cerita baru thor juga y nanti oktober yang judulnya 'is not Prank' .

I Love My Superstar (Roadtriptv)[revisi]Where stories live. Discover now