Bab 36 Pulang

51 4 0
                                    

"Jeshan, jangan!!" teriak seseorang dari jauh.

Zain Ali, papa Jeshan terlihat berlarian menyongsong bersama para polisi dan beberapa orang lainnya.

"Papa!"

Jeshan begitu lega dan bahagia melihat Papanya. Kelelahan yang dari tadi ditanggungnya, menghilang dan menguap begitu saja, diganti dengan kebahagiaan.

"Hati-hati! jangan sampai kamu menarik pelatuknya," sambung Papa yang melihat Jeshan memegang sebuah senapan.

"Senapan siapa ini?" lanjut Papa sambil mengambil senapan dari tangan Jeshan.

"Punya Pak Mandor," jawab Jeshan.

Papa segera menyerahkan senjata itu pada polisi. Dan di saat yang bersamaan Pak Mandor langsung ditangkap polisi tanpa perlawanan. Ia tidak bisa melarikan diri karena tubuhnya kesakitan diserang Aro. Wajahnya terlihat bertambah masam saat kedua tangannya diborgol. Ia digiring keluar dari zona x dengan wajah menunduk dan dengan penjagaan ketat polisi .

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Papa kepada Jeshan sambil memperhatikan tubuh Jeshan dari kepala hingga kaki.

Jeshan tersenyum, "Papa, tubuhku masih lengkap kok."

"Tapi kakimu banyak lukanya!" ucap Papa khawatir.

"Aku tidak apa-apa," jawab Jeshan sambil tertunduk menyembunyikan air matanya. Ia tak kuasa menahan genangan air matanya karena bisa bertemu papa kembali. Apalagi melihat Papa begitu khawatir. Melihat Jeshan yang menangis, Papa langsung memeluk erat Jeshan.

"Kamu akan baik-baik saja," ucap Papa lembut menenangkan Jeshan.

Disaat yang bersamaan, seseorang memanggil Toro. Ternyata kedua orangtuanya. Toro langsung berlari memeluk mereka.

Saat masih dalam pelukan papa, seseorang memanggilnya "Jeshan!"

Jeshan menoleh. Ia mengenal suara itu.

Malita dan Atif! girang Jeshan dalam hati. Jeshan segera menghapus air matanya dan tersenyum lebar melihat teman-temannya.

"Malita yang memberitahu papa mengenai kalian dan kejahatan Pak Mandor," ucap Papa.

"Jeshan," Malita langsung merangkulnya, yang membuat Jeshan jadi malu sendiri.

"Jeshan, Toro! Syukurlah kalian sudah kembali," ucap Bu Sisi kepala sekolah yang ternyata ikut hadir di zona x. Wanita itu kemudian memeluk kedua anak laki-laki itu.

"Aku sangat khawatir dengan keadaan kalian, sampai tak bisa tidur," lanjut Bu Sisi sambil mengusap matanya yang dilinangi oleh air mata.

"Baiklah, kalian perlu istirahat sekarang, dan besok tidak perlu masuk sekolah."

Toro langsung melonjak girang.

"Hei kemana Ongi? Apakah kamu melihatnya?" potong Jeshan kepada Toro.

"Iya, ya. Kemana dia?" sahut Toro seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Jeshan dan Toro langsung mencari Ongi.

"Ada apa?" tanya Malita.

"Kami kehilangan Ongi," jawab Toro.

"Ongi?Siapa dia?" tanya Atif.

"Dia adalah orangutan yang pernah tertangkap di perkebunan," sahut Jeshan.

"Mungkin dia sudah menyelinap balik ke hutan terlarang tanpa kita ketahui," lanjut Toro.

"Mudah-mudahan seperti itu," jawab Jeshan.

*****

Diiringi Malita, Atif, Bu Sisi serta beberapa polisi dan staf perkebunan, Papa serta kedua orangtua Toro langsung membawa anak mereka meninggalkan zona x menuju perkebunan.

Secret of the Forbidden ForestWhere stories live. Discover now