Bab 22 Pertolongan Malita

51 3 0
                                    

Malita berhasil kembali ke zona x. Ia bersembunyi di balik semak-semak, lalu menyaksikan Jeshan dan Toro yang ditangkap oleh Pak Mandor dan anak buahnya.

Ia harus menutup mulutnya saat melihat Pak Cangklong dipukul.

Malita pun menyaksikan dengan ngeri saat Jeshan dan Toro terpaksa melarikan diri ke hutan terlarang.

Ketika Pak Mandor dan anak buahnya sedang lengah, Malita mengendap-endap mendekati Pak Cangklong dan dengan susah payah menyeret tubuhnya yang tergeletak di tanah.

Di tempat yang agak tersembunyi, Malita berusaha membangunkan Pak Cangklong.

Apakah ia sudah ....?

"Pak...Pak Cangklong...," panggil Malita.

Pak Cangklong membuka matanya pelan-pelan. Ia mengerang kesakitan.

"Pak Cangklong, ya Tuhan! Syukurlah."

"Ma..malita?" Pak Cangklong kebingungan melihat Malita di hadapannya.

Malita mengangguk, "Bapak bisa berdiri? Kita harus segera pergi dari sini, kalau tidak Pak Mandor atau anak buahnya akan menangkap kita!"

"Ya..ya.." Pak mandor mengangguk-angguk teringat pengalamannya berhadapan dengan Pak Mandor .

Pak Cangklong bersusah payah menegakkan dirinya dibantu Malita.

Tetapi Malita juga kesusahan menopang tubuh Pak Cangklong yang masih lemas dan pusing.

"Kami bisa menolong," ucap seseorang tiba-tiba.

Malita terlonjak kaget, ia membalikkan tubuhnya.

"Kalian!?" seru Malita sambil melotot.

"Ssstt!!" jangan keras-keras, bisik Arya.

Milo dan Arya berdiri di hadapan Malita dengan wajah menyesal .

"Jeshan dan Toro ditangkap Pak Mandor! Kini kalian tahu kan siapa yang jahat!" ucap Malita sengit.

"Maafkan kami," ucap Milo dengan perasaan bersalah.

Malita menarik napas panjang untuk menahan kemarahannya, karena ia tidak bisa marah terlalu lama. Ia membutuhkan pertolongan kedua anak itu untuk membawa Pak Cangklong.

Dari jauh terdengar suara anak buah Pak Mandor.

"Cepat kita harus segera pergi dari sini!" lirih Malita.

Dengan pertolongan Milo dan Arya, Malita bisa membawa Pak Cangklong yang masih kesakitan.

Mereka akhirnya tiba di kompleks perumahan perkebunan. Malam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Malita memutuskan untuk pergi ke rumah Atif, karena ibunya seorang perawat.

"Ya Tuhan Pak Cangklong! Apa yang terjadi?" tanya Bu Lingga. Malita kemudian menceritakan kejahatan Pak Mandor pada kedua orang Atif serta dan meminta mereka untuk mencari Jeshan dan Toro ke hutan terlarang.

"Pak Mandor!!" geram Bu Lingga, "pertama kali aku melihatnya, aku selalu punya perasaan pria itu bukan orang baik-baik! Dan sekarang terbukti!"

"Perusahaan harus diberitahu mengenai ulah Pak Mandor dan yang terpenting melakukan pencarian terhadap anak-anak malang itu. Mudah-mudahan mereka bisa bertahan," ucap ayah Alif.

Malita terdiam, ia mau menangis membayangkan Jeshan dan Toro berada di hutan terlarang. Walaupun ia sering bertengkar dengan Toro, tetapi ia tak mengharapkan Toro terjebak di hutan terlarang.

Secret of the Forbidden ForestWhere stories live. Discover now