Bab 26 Ongi

58 5 0
                                    

Jeshan terduduk lemas. Ia harus memikirkan cara untuk melarikan diri.

Kepalanya pusing memikirkan orangutan yang bisa berbicara dan menawannya. Apalagi dengan adanya Raung, Jeshan merasa mual. Terbersit perasaan menyesalnya tidak mematuhi perkataan papa.

"Jeshan kamu tak apa-apa?" cemas Toro.

Jeshan menggeleng lemah.

"Aku yakin mereka hanya menakuti kita! Tenang saja," ucap Toro sambil menepuk-nepuk punggungnya. Jeshan tersenyum tipis melihat Toro yang berusaha menghiburnya.

Tiba-tiba terdengar suara auman harimau yang menggelegar dari kejauhan. Suara itu pasti keluar dari harimau yang sangat ganas.  

Kedua anak itu terdiam dan saling menatap.

"Apakah itu suara ha..ha..ha...rimau?" ucap Toro terbata-bata.

Kaki Toro lunglai, ia terjatuh seakan mau pingsan.

"Toro!"

Jeshan mendorong seekor orangutan saat melihat dua ekor orangutan hendak membawa Toro. Jeshan berusaha menerobos beberapa orangutan yang menghalanginya, tapi kedua lengan Jeshan ditahan oleh dua ekor orangutan lainnya.

"Tidak! Jangan!!" Jeshan meronta-ronta.
"Jeshan, tolong aku!!"

"STOPPP!!" Suara yang nyaring terdengar dari seekor orangutan yang datang menyeruak dari kerumunan orangutan. Orangutan itu masih muda dan memiliki rambut berjambul di kepalanya.

"Lepaskan anak itu. Ia telah menolongku!" ungkap orangutan itu dengan tegas.

Jeshan tersentak kaget.

Apakah dia...? Ya tak salah lagi, si jambul! seru Jeshan dalam hati.

"Aro, tolong lepaskan dia."

Jadi orangutan dominan itu bernama Aro, ucap Jeshan dalam hati.

Aro mendengus keras. "Walaupun ia telah menolongmu, ia tetap manusia yang berbahaya!"

"Anak ini istimewa. Ia mengerti bahasa kita. Mungkin ia bisa membantu kita mendapatkan makanan lebih banyak."

Aro memamerkan giginya pada orangutan muda untuk menakutinya. Tapi si jambul tetap tenang, malahan kelihatan tak acuh.

"Kebanyakan manusia, tidak bisa dipercaya. Mereka hanya bisa merusak rumah kita!"

"Tapi anak ini bisa dipercaya! Anak ini dan temannya telah menolongku."

Aro mengerutkan keningnya, ia tidak percaya dengan informasi itu.

"Serius, aku tidak bercanda! Anak ini istimewa!" orangutan berjambul itu, berusaha meyakinkan Aro.

Aro memperhatikan Jeshan, mengitari anak itu, tiba-tiba Aro memegang pergelangan tangan Jeshan yang memakai jam. Ia menarik tangan Jeshan ke telinganya tertarik dengan bunyi detik jarum jam.

Jangan...jangan... Jeshan mengkhawatirkan sesuatu.

Aro menarik jam tangan Jeshan dengan paksa. "Jangan! ini dari mamaku." Jeshan protest. Tapi Aro tak perduli, jam tangan itu terlepas dan sudah berada dalam genggaman Aro.

"Hei!! Jangan ambil jam tanganku!!!"

Si Jambul menahan Jeshan. "Relakan saja, kamu tak akan bisa melawannya!"

"Tapi! Jam tangan itu sangat berarti bagiku!"

Jambul menarik Jeshan lalu berbisik, "Dengar! Saya usahakan mengambilnya kembali!"

Secret of the Forbidden ForestWhere stories live. Discover now