CHAPTER 14

36.4K 1.5K 53
                                    

Hello readersku tercinta :* :* *alay kumat*

Maaf membuat menunggu lama yaaa wkwk. Maklum masih sibuk (kapan ga sibuknya?)

Sebenernya sekarang aku juga masih dalam masa UTS tapi berhubung lagi mumet jadinya aku mencoba buat iseng ngelanjutin cerita ini aja.

Gausah lama-lama. Yomareeee dibacaaa :*

ps: VOTE DAN COMMENT WAJIB. KALO GA? GA LANJUT!! wkwk :p

*

*

*

*

Oliver POV

Seketika tubuh gue menegang melihat seseorang dari masa lalu yang sama sekali engga mau gue liat dan ga akan pernah sudi buat gue temuin lagi. Tapi kenapa rasanya waktu bertindak ga adil gini sih ke gue? Saat ini gue sedang duduk satu meja dengannya dan calon suaminya yang ternyata adalah klien gue. Nice. Cobaan apa lagi ini.

Tania. Yep, itu adalah nama wanita yang gue pastikan ga akan pernah ada lagi dalam kamus hidup gue. Cukup dia matahin hati gue tiga tahun ya lalu karena pergi ninggalin gue gitu aja tanpa kejelasan yang gue sendiri ga tau. Jujur, selama hidup gue, hanya Tania yang bisa sedikit menggeser pikiran gue tentang Angel masa kecil gue. Tapi dengan mudahnya dia ngancurin perasaan yang udah gue kasih tulus buat dia.

Cuma nginget hal itu aja udah buat gue bergidik ngeri. Dan seperti tersiram air dingin gue tersentak dari lamunan saat Tania ambil alih bicara.

“Jadi bagaimana Pak Oliver. Bisakah saya mendapatkan kamar dengan desain yang saya sebutkan tadi?” Ujarnya dengan suara sedikit bergetar. Mungkinkah dia juga gugup? Dan sedari tadi dia Cuma memandangi gue dengan tatapan yang ga bisa gue artiin.

Dan apa tadi dia bilang? ‘Pak Oliver’? Huh sungguh lucu sekali orang ini bersandiwara. Baiklah, jika ia bersikap tidak pernah mengenal gue, gue pun akan bersikap demikian.

Mari kita sedikit bermain Tania.

“Um baiklah, jika ibu memang mau desain kamar yang seperti itu maka saya akan siapkan dengan sekretaris saya. Saya akan bekerja sebaik mungkin untuk membuat ibu Tania dan pak Robi senang.” See? Gue juga bisa bertingkah biasa kepadanya. Dan gue liat Tania langsung salah tingkah dan wajahnya bersemu saat menerima tatapan yang intens dari gue.

Crap! Masih tersipu huh?

Dan saat itu juga Alexa datang dengan membawa nampan berisikan dua gelas eskrim yang tadi gue pesan dan juga miliknya. Lalu tatapan Tania dan calon suaminya itu langsung tertuju pada Alexa.

Gue langsung berdiri dan mencoba membantu Alexa untuk menaruh eskrimnya di meja. Dan Alexa tersenyum untuk memberikan tanda terima kasih. Lalu pandangan gue langsung berbalik kearah pasangan itu dan merangkul bahu Alexa erat.

Alexa sedikit tersentak dan limbung saat menerima tarikan gue yang mendadak.

“Maaf bu Tania, pak Robi. Saya lupa memberitahu dengan siapa saya kesini. Perkenalkan, ini Alexa. Dia adalah sekretaris saya dan juga calon istri saya.” Ujar gue dengan bangganya pada pasangan itu.

Dan seketika itu juga Tania langsung menunjukan wajah kagetnya, berbeda dengan pasangannya yang tampak tetap tersenyum menawan. Hei inget! Cuma gue yang boleh menawan disini. Hehe. Fokus Olie!!

Alexa yang pada awalnya juga memasang wajah kaget langsung terdiam dan akhirnya tersenyum masam kearah pasangan di depan kami saat gue memberi kode berupa remasan kecil di bahunya.

It's Always been You (COMPLETED)On viuen les histories. Descobreix ara