CHAPTER 22

12.8K 685 10
                                    


Gak usah lama-lama. Nanti diamuk masa gara-gara baru update. *plak

*

*

*

*

Oliver POV.

Bisakah aku berteriak sekarang? Bisakah?

Aku tidak menyangka bahwa gadis yang saat ini berada di sampingku kini telah menjadi milikku. Ya, memang belum sepenuhnya, tapi aku sangat bersyukur saat tadi ia bersedia menerima lamaranku. Ya, harus aku akui lamaranku pada Alexa tadi sedikit norak. Tapi bukankah perempuan menyukai hal-hal yang berbau sedikit norak yang sering mereka sebut dengan kata romantis?


"Olie tadi itu sumpah lo malu-maluin banget tau." Ujar Alexa padaku, namun pandangannya tak gepas dari cincin yang baru saja aku berikan padanya. Saat ini kami ada di dalam mobil sedang menuju ke Restoran yang tidak jauh dari lokasi lamaranku tadi.

"Aku dan kamu. Alexa. Bukan gue ataupun elo." Koreksiku tegas dengan pandangan masih terfokus pada jalanan di depanku.

"Ups.... Sorry, hehehe..." Kekehnya tersipu sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Kamu harus biasain ilangin hal-hal yang biasanya kita lakuin sebagai temen dulu. Dan mungkin bisa diganti dengan suatu hal yang pada akhirnya akan menjadi kebiasaan kita berdua."

"Contohnya?" Tanyanya dengan kening berkerut.

"Contohnya kayak kebiasaan kita jitak-jitakan kalo lagi kesel. Bisa kita ganti sama cium-ciuman mungkin?" Godaku dengan mengerlingkan mata kearahnya, sedangkan Alexa menatapku dengan pandangan horornya.

"In your dream." Jawabnya dengan tampang datar dan pandangan lurus ke jalanan, dan hal itu sukses membuat aku tertawa.


"Oh ya, tadi aku udah nyuruh Aidan kerahin anak buahnya buat kemasin barang kita dan kita akan pindah ke hotel yang ada di tengah kota." Jelasku mencoba untuk memecah suasana.

"Pindah?"

"Yep. Kita akan pindah ke hotel yang mempunyai ballroom extra besar."

"Untuk? Oliver c'mon jangan main tebak-tebakan gini deh sama aku." Protesnya, namun aku hanya tersenyum untuk membalasnya.

"Oliveeeeer!!" Bentaknya pada akhirnya.

"Oh yes baby. Aku membutuhkan ballroom yang besar untuk acara pertunangan." Jelasku pada akhirnya, namun masih menggantung dan Alexa terlihat tidal puas dengan penjelasanku.

"Pertunangan siapa?" Tanyanya lagi dengan tidak sabaran.

"Bisakah kamu menunggu jawabannya sampai kita tiba di hotel? Aku harus fokus menyetir sayang." Kilahku dan kalau tidak salah lihat aku melihat semburat merah pada pipi Alexa. Sangat menyenangkan bisa menggodanya terus seperti ini.


Begitu mobil yang ku kendarai sampai di pelataran hotel aku langsung turun dan berlari memutari mobil untuk membukakan pintu Alexa.

"Kamu masih hutang penjelasan sama aku Olie." Ujarnya santai namun memberikan tatapan sengitnya padaku. Aku hanya tersenyum simpul dan setelahnya langsung memberi kunci mobil pada petugas valet hotel.

"Lebih baik kita makan malam dulu di restoran yang berada di rooftop hotel ini. Aku yakin kamu pasti lapar." Aku langsung merangkul pinggangnya erat saat kami sedang berjalan memasuki lobby hotel.

It's Always been You (COMPLETED)Where stories live. Discover now