CHAPTER 12

36.6K 1.6K 32
                                    

Oliver POV.

Sekarang gue lagi di mobil bareng Alexa. Gue seneng banget dia mau diajak jalan sama gue. Ya, gue kira dia bakal nolak mentah-mentah ajakan gue.

Secara ya seperti yang kalian tau, hubungan gue dan Alexa bisa dibilang kurang lancar dan kurang mulus.

Tapi setelah kemarin gue menerima kenyataan yang sangat-sangat mengejutkan dan sekaligus membuat gue bahagia, gue jadi ga ragu lagi untuk mendekatkan diri pada Alexa.

Flashback on.

“Jadi? Alexa itu....” Ujar gue tertahan saat mengetahui kenyataan yang gue dapet dari Indra, orang yang gue suruh untuk menacari tahu tentang asal usul Alexa.

“Iya bos. Ternyata bener, Alexa yang bos maksud itu adalah Alexa yang selama ini bos cari. Dia adalah temen masa kecil bos.” Jelas Indra sambil menyesap kopinya.

Saat ini kami sedang ketemuan di restoran dekat kantor gue.

“Tapi...tapi kenapa dia ga inget sama gue Ndra?” Tanya gue lirih.

“Bukannya lo udah tau jawabannya?” Tanyanya balik ke gue.

“I-iya gue tau. Dia emang pernah cerita dia pernah mengalami kecelakaan. Tapi kenapa Cuma kenangan soal gue yang dia lupain?”

“Alexa mengalami amnesia sebagian, yang entah secara kebetulan atau engga,  ingatan yang hilang adalah ingatan tentang lo doang.” Jelas Indra lagi.

“Siapa yang mengetahui kalo sebenernya gue dan Alexa adalah temen dari kecil?”

“Kedua orang tua Alexa, dan bokap lo.” Jawab Indra datar.

“Bokap gue? Kenapa bokap gue ga bilang kalo Alexa yang mau di pekerjakan di perusahaan gue itu adalah Alexa gue? Angel kecil gue? Kenapa Ndra?” Ujar gue frustasi saat mengetahui kebenaran yang ada.

“Itu untuk keselamatan Alexa sendiri bos. Alexa masih amnesia. Lo inget? Dan kedua orang tua Alexa dan bokap lo gamau ambil resiko. Kalo mereka memberi tau lo soal asal-usul Alexa, lo jadi gegabah menyuruh Alexa untuk mengingat semua kenangan tentang kalian. Itu akan sangat membahayakan kesehatan pikiran Alexa bos.” Sambung Indra panjang lebar, membeberkan segalanya yang selama ini gue lewatin.

“What should I do?” Ujar gue frustasi.

“Ikutin permainan orang tua Alexa dan bokap lo. Anggep kalian emang ga pernah saling kenal. Gue rasa itu yang terbaik untuk saat ini bos.” Saran Indra sambil menepuk bahu gue.

“Tapi sampe kapan Ndra? Gue ga kuat terus berakting seakan-akan dia bukan siapa-siapa gue. Padahal gue tau kalo dia adalah segalanya buat gue. Dia yang selalu ada di mimpi gue Ndra, Cuma dia.” Lirih gue ga terima kenyataan yang ada.

“Lo bisa ngelakuin segala hal yang pernah kalian lakuin bersama pas kalian kecil. Tapi gue mohon lo lakuin hal itu perlahan, jangan gegabah dan terlalu memaksa. Siapa tau sedikit demi sedikit memorinya tentang lo bisa kembali seperti semula.” Lanjut Indra.

“Lo bener Ndra. Gue harus berbuat sesuatu supaya Alexa bisa inget gue.” Ucapan Indra menyadarkan gue.

“Thanks bro. Gue tau. Lo bisa gue andalin.” Ujar gue sambil menepuk pundak Indra.

“Anytime bos. Lo selalu bisa ngandelin gue. Kalo lo vutuh bantuan lagi, gue siap.” Balasnya sambil tersenyum.

Gue bertekad. Mulai detik ini, gue ga akan lepasin Alexa lagi. Ga akan. Karena dia Cuma buat gue. Cuma milik gue.

It's Always been You (COMPLETED)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt