CHAPTER 8

37.3K 1.3K 27
                                    

 

 Aidan POV.

"Aaaaaaahhh." Segarnya udara Bandung pagi ini. Jarang banget kan ngerasain udara sebersih ini di Jakarta. Gue mengedarkan seluruh pandangan ke pemandangan perkebunan yang tepat berada di depan kamar ini. Rasanya menyegarkan.

Gue emang udah sering ngabisin akhir pekan bareng sama Oliver. Ayolah kalian jangan mengira gue dan Oliver tidak normal. Oliver adalah sahabat kental gue dari dulu. Entah kenapa meskipun sikapnya kadang sering nyebelin dan playboy tapi gue seneng, karena menurut gue Cuma dia yang bisa menjadikan gue orang yang lebih hidup dan ngebuat hidup gue ga flat. Lebay? Terserah kalian.

Tapi kali ini liburan akhir pekan kami sedikit berbeda, dan tentunya membuat gue merasa sangat bahagia. Karena apa? Karena gue berhasil mengajak Alexa untuk liburan bareng kami. Jadi rencana gue untuk mendekati Alexa bisa berjalan dengan lancar.

Emang sih gue ketemu dia baru beberapa hari ini, tapi entah kenapa gue ngerasa seneng aja kalo ngeliat dia. Gue ngerasa nyaman, dan ada sesuatu yang beda dariAlexa. Meskipun dia memiliki sifat yang sama seperti Oliver, sama-sama keras kepala. Tapi entah mengapa ada sesuatu yang membuat gue tertarik untuk mengenalnya lebih jauh.

"Aaaaa Oliver lo jahat banget sih!!! Kampret!! Sini lo jangan kaburrr!!" Seketika lamunan gue buyar gitu aja pas ngedenger teriakan Alexa dari arah ruang makan.

Ah ada apa lagi ini? Rutuk gue dalam hati.

"Sini lo, sumpah demi apapun gue kesel banget sama lo!! Aaaa gue benci sama lo!!" Jerit Alexa lagi, dan apa yang gue liat selanjutnya?

Yep. Alexa dan Oliver sedang asik kejar-kejaran kayak anjing sama kucing. Mereka berlari-lari mengitari meja makan. Mengapa rasanya sakit ya melihat mereka seperti ini?

"Ga. Gue tau kalo gue ga lari lo pasti udah nyakar gue!! Dasar cowok jadi-jadian." Balas Olie sambil masih berlari menghindari Alexa.

"Hei kalian ini kenapa sih?" Tanya gue saat berhenti dari lamunan sesaat tadi dan berjalan kearah mereka.

"Aidan awas!!" Teriak Alexa seketika dan membuat gue bingung.

Dan....

Bruk.

"Awwww...!" Shit. Sakit banget. Gue sukses jatoh terjerembab di lantai, sedangkan Alexa dan Oliver hanya berdiam diri karena syok  menyaksikan kejadian yang baru gue alamin.

"Aduh duh gue bilang juga apa. Hati-hati. Jadi jatoh kan lo." Sambar Alexa sambil membantu gue berdiri dengan memegang tangan gue.

"Ya mana gue tau si Lex kalo ternyata ada genangan air disitu." Sahut gue sambil mencoba berdiri dan memegangi pantat gue yang sakit.

"Eh bantuin kek. Malah bengong aja." Tegur Alexa pada Olie yang masih diam mematung. Entah memikirkan apa.

Dan seketika Olie langsung terbangun dari lamunannya dan membantu gue berjalan menuju ruang santai.

"Sorry sorry Dan. Duh gue ga maksud buat lo jatoh sumpah deh." Ujarnya saat berhasil menduduki gue di sofa.

"Gara-gara elo sih, liat kan tuh Aidan jadi sakit gini. Dasar cowok nyebelin!" Sungut Alexa lagi dan Olie kembali terdiam.

"Sorry." Jawab Olie, dan setelah itu ia berjalan menuju keluar.

Ada apa dengan Oliver?

"Dan lo gapapa kan? Duh sorry banget ya sekali lagi. gue jadi ga enak sama lo." Ujar Alexa seketika mengembalikan gue dari lamunan gue.

"Oh gapapa kok Lex. Lo tenang aja ya. Cuma nih, pantat gue ngilu sedikit hehe." Jawab gue sekenanya, berusaha membuat ia tidak begitu khawatir. Terlihat sekali dari tampangnya kalo dia khawatir dan merasa bersalah.

It's Always been You (COMPLETED)Where stories live. Discover now