🏵 24. Drama Lampu Lalu Lintas 🏵

102 11 0
                                    

🏵🏵🏵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏵🏵🏵

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~

🏵🏵🏵

“Gue gak mau!!” tegas Fina seraya menepis tangan Argaf dari lengan kanannya.

Argaf berusaha mengikuti langkah kaki Fina yang begitu cepat. “Gue belain bangun pagi....eh maksud gue bangun subuh, biar bisa barengan sama lo ke sekolah”

“Gue ke sekolah sama pak Ridwan aja! Lo kan punya motor, yaudah pakai motor lo aja!” ucap Fina sambil cepat-cepat menuju mobil.

Terlihat jelas, pak Ridwan sudah menunggu Fina di luar mobil hitam yang bertengger di depan rumah megah itu.

“Justru karna gue punya motor, gue jadi bisa anterin lo! Kasian tuh pak Ridwan setelah ini dia harus anterin Bibi ke pasar buat belanja. Lo tega sama pak Ridwan. Alamanda jauh loh!”

Fina menghentikan langkah kakinya, perkataan Argaf barusan sukses membuat Fina menjadi tidak tega jika harus menyuruh pak Ridwan mengantarnya ke sekolah, tentu saja membuatnya berpikir lagi apakah ke sekolah dengan pak Ridwan saja atau bersama Argaf. Tapi tetap saja, jika bersama Argaf—Fina takut kalau nanti anak-anak Alamanda lihat. Yang ada Fina bisa viral di Alamanda untuk yang kesekian kalinya.

“Kyaaaaaaaaa....”

Teriak Fina frustasi.

Anj*rr, kaget tauk!” umpat Argaf kaget ketika mendengar teriakan Fina yang tiba-tiba.

Fina menghadap Argaf dengan tatapan kesal. Menarik napas panjang lalu dihembuskan perlahan.

Ingat misi lo Fina, lo harus sabarr!!

Sampai di tempat Foto copy aja!”

Argaf menaikkan kedua Alisnya bingung. “Maksud lo, Foto copy Fajar?”

Fina mengangguk.

“Lo gila! Itu masih satu kilo ke Alamanda.”

“Ya udah kalau gak mau.” balas Fina cuek.

PROSTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang