01

33.2K 2.9K 681
                                    

... presiden ditemani ibu negara dan beberapa menterinya hari ini dijadwalkan menerima tamu investor asing yang tergabung dalam...

...pemerintah akan memberikan pengamananan terbaik...

...salah satu investasi dengan kucuran dana paling besar adalah industri tekstil...

Suara televisi ukuran 40 inch yang menayangkan berita pagi tersebut sebenarnya kurang didengarkan karena seisi rumah yang kini sedang berada di meja makan.

"Kamu kok ngga pake seragam Jen?" Tanya satu-satunya perempuan di meja makan itu.

"Minggu ini ngga dulu bu, mau ngawal investor dari Tiongkok. Berita yang baru aja ditayangin tadi itu lho" jawab seorang pria muda yang bernama Jeno.

"Oh begitu. Seru dong ketemu orang-orang sukses. Bisa ketemu presiden juga" Ucap ibunya antusias.

"Kalo ayah lebih keren bu, ayah sama tim ayah bakal naek motor gede untuk jadi pembuka jalan." Balas Jeno tidak kalah antusias.

Pria tua yang dipanggil ayah itu tersenyum sambil membusungkan dadanya.

"Panas-panasan itu mah Jen. Mending kamu lah, di dalem mobil AC-an." Ucap si ibu.

"Kamu ngawal investor yang mana?" Kini giliran si ayah yang bertanya.

"Belum tau, nanti di kantor briefing dulu sebelum jemput ke bandara." Jawab Jeno.

⏳⏳⏳

Jeno menjadi salah satu peserta yang duduk di aula utama markas besar kepolisian. Dia sedang menyimak dengan seksama penjelasan dari ketua timnya.

"Politik negara kita dan Cina sedang tidak baik. Maka itu kerjasama ekonomi ini diadakan untuk mencairkan ketegangan politik, kerjasama ini gagal maupun berhasil akan selalu ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Kita tidak ikut campur mengenai politik mau pun ekonomi, tugas kita adalah mengawal dan melindungi mereka mulai saat mereka menginjakkan kaki di tanah negara ini hingga mereka kembali menginjak kaki di negara mereka."

Hah? Gimana? Jadi mereka harus dikawal sampai balik ke Cina? Pikir Jeno.

"Satu investor akan ditemani 3 orang, 2 pengawal dan 1 penerjemah. Satu pengawal akan merangkap supir. Formasi tersebut tidak akan berubah hingga satu minggu ke depan."

Jeno mengangguk sambil memainkan pulpennya.

"Selalu sopan dan jaga sikap, jangan sampai membuat mereka tidak nyaman. Investor-investor ini adalah TAMU NEGARA. Jangan lupa juga kalau mereka adalah konglomerat asal Cina yang memiliki uang dan kekuasaan, jangan memalukan nama baik kepolisian dan negara ini. Terakhir dan paling penting, jangan cari masalah dengan mereka."

Jeno mendengus mendengar penuturan tersebut.

Berdasarkan pengalaman Jeno yang sudah beberapa kali mengawal tamu negara, orang yang benar-benar kaya raya memang tidak sombong maupun arogan tapi kelakuan mereka ajaib sekali.

"Baiklah, sekian dan terima kasih. Pembagian tim sudah saya kirim via email. Selamat bekerja" Ucap ketua tim.
Baru saja Jeno hendak membuka email di smartphone-nya, tiba-tiba ada yang berdiri di hadapannya.

"Jeno!"

"Bikin kaget aja lu bang buluk!"

"Bangke! Udah hayu buru, males gua kalo dapet mobil bobrok."

"Si bang buluk kagak dengerin ketua tim? Mobil sama semua, Land Rover. Makanya telinga pasang, jangan mata doang jelalatan."

"Bacot lo sipit"

Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang