Iya, aku berhenti.
☆
Ini hari pertama masuk kuliah setelah libur panjang. Hari inilah saatnya. Ana tengah bercanda dengan teman-temannya dihalte belajar dan tak sengaja matanya melihat Hardin yang tengah menatapnya juga.
"Bentar ya" Ana berlari menuju Hardin.
Laki-laki itu masih diam disana, "Hai kak!" Sapa Ana.
Hardin tersenyum, "Hai juga Na,"
"Udah selesai kak kel--"
"Na, gue mau ngomong" Hardin menarik Ana menuju parkiran samping gedung fakultas baru. Tak banyak orang disana, "Na, maaf untuk kejadiaan malem itu. Gue kalap, gue bener-bener bingung Na, maafin gue Na" ujar Hardin.
Entah kenapa hati Ana sedikit merasa sakit kembali, "Iya aku juga paham kok kak. Gakpapa, gak perlu minta maaf ya" kata Ana.
"Ana gue--"
"Kak Hardin"
"Iya?"
"Makasih ya kak, Kak Hardin itu baik kok. Udah ngebolehin aku suka, bertahan terus berjuang sampe sekarang. Padahal dari awal aku udah kalah, makasih ya kak"
"..."
"Aku sayang kakak" Ana memeluk Hardin dan membuat laki-laki itu mematung.
"Aku sayang kakak, karena saking sayangnya sampe gak mikir diriku sendiri. Dan menjadi bodoh"
"..."
Ana mengurai pelukannya, "Aku nyerah kak, aku berhenti. Inikan yang kakak tunggu dari lama?"
"..."
Ana tersenyum lalu segera pergi dari sana tapi Hardin menahan, "Na, gue belum selesai ngomong tadi" kata Hardin.
"Mau ngomong apa emangnya kak?" Tanya Ana.
"Lo beneran udah nyerah?"
Ana mengangguk.
"Lo beneran udah mau berhenti Na? Buat ngejar gue?"
Ana mengangguk lagi.
"Tapi gue udah terlanjur sayang lo Na, bukan sebagai adik lagi"
Ana diam tak merespon.
"Kedengeran egois memang, tapi aku mohon jangan berhenti Na" ujar Hardin terdengar begitu tulus.
Nafas Ana tercekat, "Aku emang udah keterlaluan Na. Aku minta maaf sama sikapku selama ini"
"Aku udah maafin kakak kok"
"Berarti kamu gak jadi berhenti?" Mata Hardin menelusuk mata Ana.
"Dipermainkan waktu itu gak enak kak. Aku tetep berhenti" Ana pergi dari sana sebelum airmatanya jatuh.
-S.E.L.E.S.A.I-
YOU ARE READING
Me And My Broken Heart
Short StoryKeinginan Ana hanya ingin dia disadarkan akan semua kesia-siaan yang telah dilakukan sejak awal. Harusnya dia hanya cukup mengenal nama seseorang, tidak perlu mengorek lebih dalam karena semakin kau ingin tau kadang hatimu sendiri tak siap menerima...
