Keinginan Ana hanya ingin dia disadarkan akan semua kesia-siaan yang telah dilakukan sejak awal. Harusnya dia hanya cukup mengenal nama seseorang, tidak perlu mengorek lebih dalam karena semakin kau ingin tau kadang hatimu sendiri tak siap menerima...
Ana rindu Hardin. Laki-laki itu pulang ke kota asalnya dan setiap pulang chatnya selalu lama dibalasnya.
Malam ini Ana berniat tanya sesuatu pada Hardin dan beruntung laki-laki itu cepat dalam membalas pesan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A
na tau resiko ini. Diapun membalas pesan Hardin dengan tersenyum dan perlahan sudut matanya menjatuhkan air.
Ana sesenggukan, bahkan dirinya malam ini ingin berteriak. Ana butuh sandaran, pegangan, penguat.
Perempuan itu berniat mengabari Yuska namun dia urungkan, dirinya masih ingin menangis sepuasnya.
Pesan terakhir Hardin hanya dibaca oleh Ana, "Kenapa gue bego banget! Kenapa gue masih suka sama lo kak! Bahkan lo udah sering bikin gue sakit dan jatoh!" Rancau Ana.
Dia harus memberi tau Yuska, Ana segera menelfon laki-laki itu dan menceritkan semuanya. Dengan tangis sebagai penemannya.