17

182 6 0
                                    

Aku, dia, dan penolakan halus

Selesai bermain, Hardin segera keluar dari lapangan untuk beristirahat. Laki-laki itu mandi keringat, iseng sajalah Ana berjalan menghampir Hardin.

Hardin sadar akan kehadiran Ana dan berkata, "Ngapain kesini?"

"Mau ketemu kakak" ceplos Ana.

"Eh iya kakak ada minum gak?"

"Habis tadi udah dibuang botolnya, mau gue mintain dikesehatan?"

Ana menggeleng dan Hardin kembali fokus pada pertandingan selanjutnya sedangkan Ana melihat-lihat area sekitar.

Matanya tak sengaja melihat Iqbal yang tengah duduk tak jauh dari Ana. Dalam hati Ana berdoa agar Iqbal tak menoleh kebalakang tapi, sial!

Mata mereka sempat bertemu sesaat dan Iqbal sempat melirik Hardin setelahnya dia memalingkan wajah dan menunduk. Ana merasa tak enak entah kenapa.

"Loh Hardin sekarang sama Ana?" Ujar salah satu panitia kesehatan yang tak sengaja melihat.

Spontan Hardin berkata, "Eh bukan! Ngawur aja, gue sama dia? Ya gaklah pastinya" dan Ana diam.

Dan panitia itu tak memperdulikan ucapan Hardin. Ana masih diam untuk mencerna perkataan Hardin barusan. Ini Ana gak mimpikan? Secara gak langsung Hardin udah nolak Ana gitu?

"Yaudah kak, aku ke temen-temen aku dulu" Ana tersenyum tipis.

Perempuan itu berjalan kearah teman-temannya dengan murung. "Kenapa Na?" Tanya Khania menyadari aura mendung Ana.

"Gakpapa," alibi Ana.

Perempuan itu segera membuka ponselnya dan mengetik sebuah puisi yang tiba-tiba terlintas diotaknya.

Perempuan itu segera membuka ponselnya dan mengetik sebuah puisi yang tiba-tiba terlintas diotaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Miris sekali Ana malam ini.

Me And My Broken HeartWhere stories live. Discover now