15; Dad or death

115 30 5
                                    

"Jadi bagaimana?"

"Apanya pa?" tanya kak jaehyun.

Nara melihat papa hanya menghembuskan nafas panjang..
Nara hanya menunduk di meja makan, memakan makanannya dengan canggung.

"Ra!"

"I-iya?" Nara mendongakkan kepalanya pelan.

"Bagaimana sekolahmu?"

"Baik."

"Nilai-nilaimu?"Tanya Papa Nara lagi.

"Baik."

Laki-laki itu mengangguk pelan.
"Hmm... Tidak ada masalah?"

Nara terdiam sebentar, sungguh dia bertanya hal sederhana namun entah kenapa dapat Membuat Nara terintimidasi dengan penekanan di setiap kalimatnya.

Brak!!

!!

Nara terkejud "Ti-Tidak ada." Nara menunduk, Nara juga melirik kak jaehyun dia terdiam saja.

Selesai acara makan, Kak Jaehyun berlari keatas, BRAAAK! membanting pintu.

"Nara..." Itu suara Jeno, dia memelan Nara tahu Jeno saat ini sedang bingung siapa pria ini dan kenapa suasananya berubah.

Nara hanya mengangguk-angguk sambil mengedipkan mata beberapa kali, Tidak apa-apa, tunggu sebentar!

Nara mengambil satu persatu piring, "permisi."Katanya sopan hendak mengambil piring di depan Papa, yang bahkan dia tidak beranjak dari tempatnya saat ini.

Demi apapun aura Papa serem banget brou, mana gak mau pindah kursi :(

"Jangan pernah mempermalukan nama Papa di sekolah ya?"katanya menatapku dengan intens.

Nara terdiam, fokusnya untuk membereskan piring di depan beliau.

Aku mengangguk, "JAWAB!!" papah menyentaknya hingga Nara terbata-bata.

"I-IYA"

Laki-laki itu tersenyum Nara bisa melihatnya, entah mungkin dia sedang Menatap Nara remeh. Apa salahku? Hingga papa Nara sendiri seperti itu.

Papaku berdiri mengelus rambut Nara pelan. "Bagus... Anak papah harus nurut." katanya lembut tetap mengelus-elus pucuk Rambut Nara. "TAPI-"

"Ahkk!" Nara terpekik, sakit sekali.

"Jika kau berani mempermalukan nama Papahmu ini!!! awas saja!"

Laki-laki itu menarik rambut Nara kebelakang dengan tiba-tiba, bahkan tubuh Nara hingga ikut tertarik, jika saja tangan kirinya tidak memegang meja pasti nara sudah jatuh berserta dengan piring-piring yang berada pada tangannya.

Nara meringis pelan, "Bagus!" katanya, lalu pergi masuk kekamar.

"Nara! Nara! Kamu gak apa-apa? Pasti sakit, dia siapa? kenapa dia jahat?" Jeno banyak bertanya, maklum saja mungkin dia bingung siapa lelaki ini.

"Sebentar jen." Nada Nara memelan, hampir saja Nara menangis jika tidak ada Jeno, jantung nara berdegup kencang karna takut dan gugup yang menjadi satu.

selesai mencuci piring, Nara hendak naik tangga.

Brak!!

Papa menatap Nara sangat marah, bahkan mukanya memerah. "Sini!" menarik lengan baju Nara dengan paksa, Nara mencoba melepaskan tapi susah.

"Nara!!" Panik, berusaha memegang tangan kanan Nara, namun.. Gagal.
Jeno, Jeno mengikuti Nara masuk ke kamar Papa.

"Aw."nada Nara memelan sambil memegangi lengannya yang dihempaskan Tiba-tiba, sakit... Cengkraman pria paruh baya ini kuat sekali.

Different - Lee Jeno ✔|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang