23; geng pemimpin bangsa

113 26 1
                                    

Sekolah, kewajiban setiap murid untuk mendapatkan ilmu dan menempuh pendidikan.

"Kak NARA BERANGKAT DULU!!"

"Sarapan dulu nar!" jaehyun berteriak dari dalam rumah.

"Udah telat ini..."

"Eh? Nara, kamu telat ya?" kata bang winwin, Tetangga Nara.

"Eh bang winwin.. Iya nih bang udah dulu ya!!"
Nara berlari segera keluar gang, sekolah akan segera di mulai gila Nara bisa gila.. Kenapa alaram miliknya tidak berfusngi sih?

Nara mengejar bis, duduk menunggu jariku tidak bisa diam aku Cemas takut jika telat, astaga kurang 8 menit sebelum bel masuk.

"Hai! Kita ketemu lagi!"

"ASTAGA DRAGON!" Nara berlonjak kaget bagaimana tidak, dia muncul di depan Muka Nara langsung.

"Hai!" sapanya dengan senyum yang begitu menawan.

Nara berdiri dan memundurkan beberapa langkahnya, sesekali Nara mengucek matanya yang tidak gatal memastikan pengelihatannya ini benar atau tidak nyata.

"Sudah lama ya?" kalimatnya membuat merinding.

"S-Siapa?"

"Huh? Kamu lupa? Kita kan teman."

Nara menggeleng cepat, menolak kalimat yang di lontarkannya.
Bagaimnaa bisa aku berteman dengan setan.

"TIN!!"

Syukurlah bis datang tepat waktu, Nara bergegas memasuki bis dan mengambil tempat duduk dan segera memejamkan matanya. Bis pergi meninggalkan tempat dan menuju pemberhentian selanjutnya.

Apa-apaan dia?-Suha.

*****

Nara lari tergesa-gesa, sudah telat 20menit dari tempat ku berada.

"Astaga.. gerbangnya di kunci."

Gubrak..gubrak.. Gubrak..
"Pak bukain gerbangnya..."

"Loh non Nara?"

"Bapak kenal saya?"

"Ya kenal dong non, kan nona sekolah disini."

"Pak bukain gerbangnya." Nara memegang erat pintu gerbang berharap si bapak mau membukakan.

"Haduh.. Non minta maaf ya, saya gak ada kewajiban bukain gerbang. Non kok bisa telat?"

Nara hendak menangis.. "Saya baru saja keluar dari rumah sakit pak." matanya betkaca-kaca.

"Plis pak bukain.. " aku memasang ekspresi meminta-minta.

Akhirnya si Bapak menelefon seseorang, dan berjalan menghampiriku. "Lain kali jangan telat lagi ya non."

Nara mengangguk segera berlari tak lupa aku mengucapkan banyak terimakasih.

'Brak!"
"Maaf pak saya telat!" Nara membungkukkan badannya.

"Eh? Kamu siapa?" kata murid laki-laki, aku membaca namanuya 'Huang Renjun'

"Nara.. Kamu salah kelas nak." kata Bu guru.

"Eh?" Nara linglung melihat setiap murid ya benar saja muka mereka sangat asing.

Different - Lee Jeno ✔|| ENDDove le storie prendono vita. Scoprilo ora