04 ; teman baru

274 53 7
                                    

Pagi ini masih sama, Nara sendiri oh sendiri dalam artian bagi yang melihatnya Nara sendirian tetapi hari ini Jeno menemani Nara.

Bahkan sejak bangun tidur dia Menemani Nara, jengah dengannya mengikuti Nara kemanapun Nara pergi, memang tidak mengganggu. Karna dia tembus pandang, bahkan tubuh Nara dapat melewatinya dengan mudah, tetapi... tetap saja itu Mengganggu Nara secara fikiran.

Kak jaehyun belum pulang dan mungkin nanti malam dia pulang dari rumah kak Taeyong, saat ini Nara sedang bersiap-siap.

Apa aku harus makan makanan instan lagi? Pencernaanku sedang tidak baik.

"Mie...mie..mie"

"Ibu mask emie."

"Pong-pong-pong."

"Ayah main pimpong di halaman kosong, gitu?"
"Kamu makan itu lagi Na?" Jeno di sebelah Nara, melihat aktifitas lawan jenisnya.

"Hmm.."

"Beli aja di kantin, jangan instan terus."

"Hmm.."

"Ra!!"

"Hmmm.."

"Jangan ngedehem gitu, jawab!!"

"Hm.. Iya"

Nara Menatapnya beberapa saat.

Manis. Tanpa tersadar Nara terhanyut dalam tatapan jeno, matanya indah.

"Ck.." dia berdecak mengalihkan pandangan.
"Aku tau, Pesonaku memang tidak bisa di lewatkan."

Nara tersadar "Iya apa jen?" Bibir Nara mulai berucap.

"Kamu itu lho, jangan makan mie aja Nanti sakit!!, beli di kantin yang sehat makan nasi! Jangan mie!! Huh."katanya sebal.

"Utututu.. Marah yha.."

Sekali lagi Nara merasa dirinya di perhatikan, selain kak jaehyun dia Lee Jeno lelaki yang baru saja Nara kenal juga memperhatikannya saat ini Nara merasa? Bahagia tentunya.

--

Jeno

Aku membangunkan Nara pagi ini, sulit... Lebih sulit dari perkiraan, itulah sebabnya fungsi Kak Jaehyun yang sebenarnya? Menjadi toa masjid telinga Nara kkk... Ini sedikit lucu tapi itu fakta,

Aku membangunkan Nara hanya pada via suara, sulit sangat sulit!! Aku tak dapat menyentuhnya, tak dapat melompat pada kasurnya dan tak dapat menarik Selimutnya seperti yang dilakukan Jung Jaehyun, Kakaknya.

Semua itu murni menggunakan suaraku, tidak seperti Kakak Nara. Jung Jaehyun yang hanya sekali tarikan atau lompatan Nara akan terbangun.

Saat aku memanggilnya dia hanya mengerang atau berdehem tapi yah.. Mustahil, Nara nggak membuka seinci Matanya yang ada dia membenahkan posisi tidurnya supaya lebih nyaman, huh dasar...

"Ra bangun" kataku
"Ra... Bangun kamu harus sekolah"

"Hmm.."

"Ra!!! Bangun!!!"

"Arggh.." Nara mengerang.

Aku mencoba memegang pundaknya.

Set..

Huh! Tidak berhasil?

Set..

"arrggh! gagal lagi!"

Sret!, Aku menyerah tanganku selalu tembus dengan badannya.

"Ra kamu mau sekolah gak sih?"

Different - Lee Jeno ✔|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang