25|Story piece on that day

109 12 21
                                    

Heyho, ayo yang masih sider, coba tinggalin vote dan komennya, siapa tau kita bisa berteman 😊

Happy reading 💕
💜

"The biggest misconception lies in one's selfishness"

.
.
.
.
.
.
.

Jungkook merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya. Sejenak ia memejamkan mata untuk menenangkan pikirannya.

Beberapa memori tentang hari ini pun terputar sempurna di kepalanya.

Jungkook menarik napas dalam sebelum akhirnya membuka kedua matanya. Tatapannya tertuju kearah sebuah bingkai foto, yang dimana ada Taehyung, Yoongi, Jungkook, Nina dan Seokjin didalamnya. Momen itu di ambil saat Yoongi memenangkan lomba mengaransemen sebuah lagu.

Momen itu di abadikan oleh Bora, kakak Yoongi. Jujur saja itu satu-satunya foto yang sangat ia suka.

Nina...

Iya, karna ada Nina disana.

"Munafik." hanya itu yang bisa ia katakan pada dirinya sendiri saat ini.

Ia merasa sangat bodoh ketika mengiat kelakuan konyolnya kepada Nina, tetapi di satu sisi ia masih merasa sangat frustasi dengan kenyataan-kenyataan yang harus ia jalani saat ini.

Banyak yang berpikir jika Jungkook tidak berperasaan dan menyakiti Nina tanpa tahu batas. Itu tidak salah, dan Jungkook sendiri pun tahu itu.

Tetapi yang perlu di garis bawahi adalah, ia selalu menghukum dirinya sendiri sesaat setelah menyakiti Nina.

Tidak mudah buat Jungkook mencintai dan membenci seseorang di saat yang bersamaan. Jujur saja, dari masa SMA perasaan Jungkook kepada Nina belum berubah sedikitpun.

Tetapi entahlah, sifat kompetitif dan rasa frustasinya sudah menguasai dirinya sehingga tanpa sadar, setiap kali melihat Nina, Jungkook selalu saja mengutarakan kekesalannya.

Flashback.

"Yoon, lo beneran gak punya copy-annya?" Ucap Jungkook panik sembari melihat jam.

Yoongi menunduk sembari mengangguk pelan karna merasa bersalah.

"Kasetnya ada di kamar lo? Suruh aja ka Bora bawain." Ucap Taehyung memberi usul.

"Gak bisa, dia gak tau apa-apa tentang ini." Ucap Yoongi lirih.

"Lo beneran gak ngasih tau siapa-siapa kalo kita dapet panggilan ke agensi di Amerika? Wagila si lo yoon! Terus sekarang nasib kita gimana!?" Ucap Jungkook penuh emosi.

"Tenang kook. Kalo lo emosi kita gak bakal dapet solusi." Ucap Taehyung menengkan.

Mereka bertiga terdiam sembari berpikir masing-masing. Waktu terus berjalan, sedangkan satu jam lagi mereka sudah akan berangkat ke Amerika.

"Nina juga gak tau Yoon?" Tanya Taehyung yang tiba-tiba saja teringat Nina.

Yoongi mengangkat kepalanya dan menepuk dahinya lalu berkata, "oh iya! Kenapa gua gak kepikiran ya. Gua suruh Nina aja bawain kesini."

Dengan segera Yoongi menghubungi Nina dan memberi tahu letak kaset yang tertinggal di kamarnya.

"Udah, Nina lagi jalan ke sini." Ucap Yoongi yang membuat Taehyung dan Jungkook bernapas lega.

"Untung ada bidadari gua. Coba kalo gak ada, kelar sudah nasib kita." Ucap Jungkook sembari tersenyum kecil.

Taehyung dan Yoongi hanya memutar kedua bola mata mereka ketika mendengar penuturan Jungkook yang sudah biasa.

You Are The Reason ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat