15 - The Truth Untold

149 30 0
                                    

No matter what, can we fix this? I know my mistake can't be forgiven. But i feel lost.

Akhir-akhir ini selain lelah fisik, Chandra juga merasa lelah batin

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Akhir-akhir ini selain lelah fisik, Chandra juga merasa lelah batin. Kondisi kesehatan sang ayah semakin menurun. Sebagai anak tertua, Chandra bahkan tak bisa di samping sang ayah tiap waktu. Chandra menghembuskan napas untuk kesekian kalinya hari itu. Semangatnya pun mulai mengendur tatkala permasalahan hatinya tak kunjung menemukan titik temu. Rosé semakin susah ia raih. Faktor utamanya adalah kehadiran Pamela. Perempuan itu selalu menempel padanya dan Chandra yang merasa berhutang budi tak bisa berbuat banyak selain membalas semampunya.

Drrt ... drtt ....

Ponsel Pamela yang sengaja ditinggal menyala. Sebuah nama tertera di panggilan masuk membuat Chandra mengernyitkan dahi.

"Jayden?" gumamnya setelah tak sengaja membaca nama seseorang yang menelpon Pamela.

"Halo?"

Chandra sengaja mengangkat panggilan tersebut.

"Mel, halo? Lo di mana? Kita bisa bicara eng-"

"Di mana?"

"Chandra?"

Tak peduli dengan Jayden yang tentu saja terkejut karena bukan Pamela yang mengangkat panggilan laki-laki itu. Chandra tetap mendesak Jayden agar mereka bisa berbicara berdua. Ada sesuatu yang ingin ia selidiki. Termasuk kenapa Jayden bisa mengenal Pamela.

"Sorry, lama. Besok UAS terakhirnya horor banget ya? Duh pengen langsung libur aja gue."

Pamela datang tanpa curiga. Beruntunglah Chandra sudah selesai berbicara dengan Jayden.

"Mel, kayaknya nanti malem gue nggak bisa dateng ke kafe."

"Oh. Ya udah. Nggak papa. Nanti gue izinin ke Mas gue."

Chandra menganggukkan kepala. Lalu sebelum berpamitan pergi. Ia menatap Pamela.

"Gue bakal rampungin kerjaan gue secepatnya. Termasuk berhenti di kafe abang lo," ucapnya kemudian.

"Huh? Kok tiba-tiba?" balas Pamela dengan wajah bingung.

"Makasih selama ini udah baik sama gue. Termasuk ngajarin gue buat kenal sama yang namanya rokok lagi dan untuk pertama kalinya gue juga kenal dunia malam. Bener kata Ibam. Lo toxic."

Chandra mengambil buku-buku miliknya yang tergeletak di atas meja.

"Tenang. Gue nggak bakal ngejauhin lo kok. Tapi buat ngasih jarak. Tetep mungkin. Sampai jumpa, Mel."

[0.1] Belum Usai (BangRosé) ENDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant