Dua Puluh Tujuh

3.5K 203 1
                                    

“Kamu cuman boleh sakit kalau aku ada disebelah kamu.”
~~ Cakra ~~

Rupanya pengalaman LDR Nera masih belum cukup membuatnya ahli menahan rindu, padahal dulunya dia juga sempat menjalin hubungan jarak jauh dengan sang mantan. Tapi lihatlah saat ini, hal yang paling ditakutkannya terjadi, membutuhkan, ketergantungan, dan itu sempurna karna Cakra. Nera tidak menyalahkan siapa-siapa dia hanya bingung kenapa rasanya dirinya seperti anak remaja yang sedang dimabuk asmara, merasa kosong padahal jarak ini hanya sebentar sangat sebentar tidak lebih dari 3x24 jam.

Lihatlah sekarang semesta seolah mendukung mendung dihati Nera, awan hitam menutup sebagian kota metropolitan ini, Nera jamin sebentar lagi hujan akan turun, menyiram atau bahkan menutup jalanan ini dalam sekejap. Tapi bukan itu masalahnya, hujan merupakan berkah dari pemilik semesta, tapi air yang melimpah ruah membanjiri ini yang menjadi masalah.

Tepat sepuluh menit sebelum mereka kembali bekerja, hujan turun mengguyur jalanan, hujan yang menjadi favourite sebagian orang, entahlah tapi yang jelas hujan identik dengan rindu, tapi Nera punya arti tersendiri untuk hujan, baginya hujan adalah Pertemuan, Rindu, dan akhirnya lihat saja nanti bagaimana kisah mereka. Karna masih ada perjalanan mereka, masih ada terjal yang harus mereka lalui melukis kisah cinta mereka.

Memandang lurus kearah komputer menunjukkan transaksi data pengeluaran dan penghasilan perhari, grafik warna-warni reflek tergambar di bola mata hitam milik Nera, siapapun bisa melihat seberapa fokus wanita itu memandang grafik dengan angka di depannya, tapi siapa sangka apa yang terlihat diluar belum tentu sama dengan yang di dalam siapapun yang menciptakan kata-kata itu terbukti benar. Matanya saja yang lurus melongok kedepan tapi pikirannya memikirkan segala kemungkinan, premis-premis skenarionya sendiri, memikirkan seseorang yang belum juga membalas pesan singkatnya, bukannya jam istirahat selalu sama? Lantas apa yang membuat pria itu masih tidak membalas pesannya.

Dilain tempat Cakra baru saja keluar dari ruangan seminarnya, handphone dengan mode silent, membisukan panggilan dan pesan siapa saja yang masuk, termasuk kekasihnya. Terkejut sekaligus tersenyum dalam hati melihat betapa banyaknya pesan yang masuk dari kekasihnya, ada sekitar 20 pesan dengan pertanyaan yang bermacam. Sampai akhirnya ditutup dengan tulisan

Nera
Oke, kamu sibuk banget 😔 jangan lupa makan aku balik kerja. Bye!

Sekarang Cakra tau apa yang bisa mengubah Nera yang cenderung tidak perduli dan masa bodoh, jarak. Ingat saja bagaimana dulu Nera yang baru bisa menyadari perasaanya kepada Cakra setelah Cakra pergi beberapa hari, dan sekarang kedua kalinya dengan kasus yang sama terpisah oleh jarak, Nera kembali menjelma menjadi seseorang yang teramat perduli dengan ucapan-ucapan yang kadang tidak bisa dipahami oleh Cakra. Cemburunya wanita memang sulit diartikan, dan sebagian laki-laki masih meraba bagaimana bisa memahami cemburunya wanita yang biasanya hanya diungkapkan lewat kode.

Detik itu juga ingin sekali Cakra langsung menelpon Nera, tapi mendadak logikanya mengingatkan bahwa ini masih jam kerja. Rencana ingin membalas pesan Nera harus terurungkan karena tepukan dibahu miliknya.

“Ayo dok makan dulu.” Salah satu rekan Cakra, dia wanita, wanita yang berhasil membuat Nera seperti kebakaran jenggot.

“Oh iya, duluan.” Saut Cakra. Jari jemarinya mengetik huruf merangkai kata membalas pesan Nera sebelum beranjak menuju antrian meja makan.

***

Cakra
Maaf baru balas, aku baru istirahat. Mau ingatin kamu makan kayaknya kamu udh duluan makan.

Setengah jam pesan itu belum ada balasan, tanda centang dua belum berubah biru, ini berarti Nera nya sedang sibuk. Cakra hanya bisa menghela nafas, ini resikonya ketika memiliki pasangan yang sama-sama sibuk.

Independent of Love (Selesai)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon