Delapan

5.1K 270 2
                                    

Berjuanglah
Sampai benteng ini runtuh karnamu
~~ Alnera Zaskia ~~

Selepas melaksanakan sholat magrib berjamaah di rumah pribadi Nera, kedua orangtuanya berpamitan untuk kembali ke Bandung. Kota yang menjadi saksi bisu bagaimana Nera tumbuh menjadi wanita mandiri sekaligus tempat dimana ia menyimpang kenangan kasih bersama cinta pertamanya. Berat bagi dirinya melihat Papa dan Mamanya yang perlahan meninggalkan rumah miliknya, belum puas rasanya melepas rindu, belum puas rasanya bermanja di pelukan sang Mama, tapi apa boleh buat, Papanyanya yang berprofesi sebagai dosen harus mengajar tepat di Senin pagi. Jadi, mau tidak mau Nera harus merelakan keduanya pulang tanpa bermalam di rumah petaknya.

Berdiri dibatas pintu pagar melambaikan tangan sambil menatap punggung mobil yang perlahan hilang tertelan jarak. Nera mengakui akhir-akhir ini memang dirinya jarang pulang, semenjak isu perjodohan yang ditawarkan Papanya, dia jadi takut untuk pulang, takut jika nantinya tawaran itu segera direalisasikan mengingat bagaimana sulitnya bagi Nera menolak permintaan Papanya.

Sebagai manusia biasa, wajar bagi Nera merasa kesepian ketika berada di rumah sendiri. Perasaan itu membujuk hati kecilnya untuk segera mengakhiri kesendiriannya, mengikhlaskan masa lalunya, menutup kenangan manis pahit dan belajar untuk membuka pintu hati tanpa takut resiko tersakiti demi satu nama baru. Satu nama yang akan menjadi pendampingnya, menemani, dan berjuang atas nama cinta.

Terbaring di atas kasur yang mampu menampung dua orang, mencari ketenangan lewat pejaman mata, melupakan sejenak beban-beban yang akan dihadapi kedepannya. Belum sampai 5 menit dia memejamkan matanya sudah ada sederet pesan masuk.

Gita

Ting (Nera.....)

Ting (Ada kabar buruk. Mau tau?)

Ting (Ah gak asik lo. Lama balasnya. Yaudah gue kasi tau)

Ting (Kantor ngadain pemeriksaan)

Ting (Gila gak sih. Gue malas datang. Takut😢😢)

Nera mengernyit heran mencerna kata dibalik pesan itu. "Pemeriksaan. Pemeriksaan apa." tanyanya dalam hati.

Ting (Balas, jangan di read doang. Sok ngartis😈)

"Gak Waras." Umpat Nera tanpa mengirim kepada Gita

Pemeriksaan apa? Kenapa lo takut? Emang lo ada manipulasi data keuangan?

Astagfirullah Ner. Kebanyaan makan di kondangan lo ya sampek gagal focus. Pemeriksaan kesehatan maksud gue loh ah. Ampun dah.

Oh bilang dong sayang. Jadi kenapa lo takut? Takut ketauan kalau saraf lo ada yang putus terus lo bakalan di hujat satu kantor.

Besok datang atau perlu gue jemput?

Tau ah lihat besok.


***

Mengawali Senin dengan semangat baru mengesampingkan urusan pribadi demi profesionalitas pekerjaannya. Sehabis sholat subuh dan mandi Nera bergegas membuat segelas susu dan mengeluarkan sisa pizza dari freezer untuk dimasukkan kedalam microwave. Jam masih mengarah tepat di pukul setengah 7 pagi.

Independent of Love (Selesai)Where stories live. Discover now