33. Yerim Sakit

19.4K 1.9K 486
                                    

Komennya banyak aku bakal seneng. Kalian baca ceritaku, aku baca komenan kalian, hehehe impas kwannn.

•••

Kim Yerim murung seharian. Ia hanya meringkuk di sofa ruang tengah, seperti biasa dengan televisi menyala namun tidak diberikan atensi penuh olehnya.

Di rumah hanya ada dirinya dan Park Hana. Sebab Bi Han sedang menemani suaminya ke dokter. Memang dari awal juga seperti itu seharusnya, Bi Han tidak harus datang ke rumah Jeon Jungkook setiap hari karena keinginan Jeon Jungkook sendiri. Biasanya paling sering hanya 2 hari seminggu, itupun dengan keadaan rumah tidak ada Jeon Jungkook. Lelaki itu tipe orang yang jarang pulang, ia terlalu sibuk dengan pekerjaan yang ia geluti.

Tapi semuanya berubah saat Kim Yerim dibawa menetap di rumah besar dan megah itu. Rumah itu tidak lagi seperti rumah kosong tak berpenghuni. Bi Han yang dulunya hanya perlu datang setidaknya 2 kali dalam seminggu, kini diharuskan untuk datang setiap hari, bahkan di hari minggu sekalipun. Alasannya tidak lain adalah untuk menemani dan mengurus keperluan gadis Kim yang dibawa pulang oleh Jeon Jungkook itu.

Tentu saja, Bi Han sempat memohon untuk diberi kelonggaran dalam waktu bekerjanya. Tapi Jeon Jungkook tidak menyetujuinya. Lelaki itu tidak mau meninggalkan Kim Yerim sendirian tanpa ditemani siapapun di rumahnya.

Namun penyakit suami Bi Han kini semakin membuat Bi Han sering harus meninggalkan pekerjaannya. Itulah mengapa, saat menemukan Park Hana, ia tidak berpikir dua kali untuk mengajaknya bekerja di rumah Jeon Jungkook. Dengan begitu, setidaknya ia bisa sesekali meninggalkan pekerjaannya jika sang suami harus dibawa ke rumah sakit, karena sekarang sudah ada Park Hana yang bisa membantu pekerjaannya.

"Non Yerim," Gadis Kim itu menolehkan kepalanya, ke arah Park Hana yang berdiri tidak jauh dari sofa yang ia tempati.

"Kata Tuan, Non Yerim harus mandi sebelum terlalu sore. Mau saya siapin air hangatnya?" Kim Yerim hanya diam mendengar penuturan Park Hana, sementara pikirannya masih bertarung tanpa henti.

Lelaki itu saja belum berbicara padanya sejak kejadian kemarin malam. Belum membujuknya sama sekali. Bahkan saat tidur pun lelaki itu tidak memeluk dirinya seperti yang biasa dilakukan sebelumnya.

Lalu kenapa sekarang ia harus peduli jam berapa gadis Kim itu harus mandi? Lama-lama Kim Yerim hanya semakin bingung dengan isi pikiran Jeon Jungkook.

"Kak Hana, aku minta tolong boleh?"

"Kenapa, Non?"

"Nyalain air di bathub, ya. Yang anget, aku lagi kurang enak badan kayaknya." Gadis itu bingung harus mengeluh pada siapa lagi. Biasanya sih dengan sang mama tercinta, tapi mengingat dimana dia sekarang, otomatis membuatnya menepis jauh-jauh pikiran itu.

"Non sakit? Saya buatin bubur ya, Non?" Kim Yerim menggeleng pelan, ia menarik selimut untuk menutupi tubuh hingga lehernya.

"Engga, Kak. Aku mau mandi air anget aja." Park Hana menganggukkan kepalanya, kemudian bergegas pergi menuju kamar kedua majikannya.

Kim Yerim semakin meringsut dibawah selimut. Ia sesekali menatap layar televisi walaupun pada akhirnya mengalihkan pandangannya lagi. Sangat membosankan sehari-hari kerjanya hanya seperti ini.

•••

"Makasih ya, Kak Hana. Maaf aku ngerepotin terus hari ini." Gadis Kim itu tersenyum kikuk, merasa tidak enak karena membuat Park Hana harus mengurus dirinya sejak tadi.

"Gapapa, Non. Udah tugas saya kok." Dengan itu Park Hana pergi menjauhi kamar tersebut. Kim Yerim menutup pintu kamarnya dan memilih untuk bersiap-siap mandi.

[1] When The Devil Come Where stories live. Discover now