12. Touch Temptation

27.3K 2.1K 122
                                    

Terlihat sekali, dua insan yang melakukan sesuatu dimana satu pihak sangat menikmati sedangkan satu pihak lainnya tidak nyaman. Sangat jelas dimana gadis yang dipangku itu pendorong dada lelaki Jeon guna menjauhkan tubuh mereka.

Oke, bukan hanya menjauhkan tubuh mereka, tapi juga untuk melepas tautan bibir keduanya. Si lelaki begitu gencar melumat dan menggigit, sedangkang si perempuan tidak tahu harus apa selain berusaha melepaskan diri. Memang, Kim Yerim tidak senang diperlakukan seperti ini, tapi Jeon Jungkook membuatnya takut untuk memaki, takut untuk berteriak, takut untuk membentak. Segalanya yang ia rasakan di hadapan sang lelaki adalah takut.

Kedua tangan Jeon Jungkook meremas pinggul sang gadis, menekankan lebih lagi pada pusat tubuhnya yang ternyata sudah terbangun. Kim Yerim dibuat pening dan risau, gadis manis itu tidak sepenuhnya lugu. Ia tahu betul apa yang terjadi pada tubuh Jeon Jungkook, terutama pada bagian yang kini ia duduki. Ia merasa malu pada dirinya sendiri, tak mampu melawan lebih lagi.

"You look so damn beautiful, princess," Sebuah pujian? Begitulah, Kim Yerim menatap sendu wajah sang lelaki yang telah melepas ciuman panas yang tidak ia inginkan itu.

"Mau dicium dimana? Disini? Atau disini?" Lanjut lelaki itu sambil menyentuh bibir dan kulit leher sang gadis secara bergilir.

Bisa-bisanya bertanya perihal seperti itu seolah itu merupakan pertanyaan umum. Yakin sekali Kim Yerim, sang lelaki benar-benar gila.

"Kak...jangan." Kim Yerim menggeleng kala Jeon Jungkook kembali mendekatkan wajahnya, kini ke arah lekukan lehernya.

Tangan kecil lembutnya menangkup wajah Jeon Jungkook yang kian mendekat itu, menahannya sembari memegang kedua sisi rahang tajam Jeon Jungkook. Respon sang lelaki? Lelaki berperawakan kekar tersebut terkekeh akan tingkah gugup dan malu sang gadis, juga senang dengan sentuhan lembut gadis itu pada wajahnya.

Lelaki yang fantasi liarnya sudah menggila sejak tadi dikarenakan gadis di pangkuannya itu, mengamit kedua tangan gadis itu yang berada pada wajahnya. Diangkat dan diusapnya punggung tangan tersebut sebelum menanamkan ciuman dari bibir basahnya sebanyak dua kali.

"Disini kamu harus inget, kamu itu punyaku," Tatapan itu berubah menajam lagi, membuat Kim Yerim ingin mengalihkan pandangannya, sayang wajahnya sudah ditangkup oleh Jeon Jungkook agar terus menatap mata setajam elang itu.

Tangan kekar itu, menyentuh rambut Kim Yerim, membelainya dari pangkal hingga ujung.

"Ini punyaku," Ujarnya seraya mencium beberapa helai rambut hitam legam itu.

Tangannya turun menuju wajah sang gadis, menyentuh setiap inci wajah tersebut dan berakhir pada bibir sang gadis.

"Ini punyaku," Tambahnya.

Beralih lagi tangannya mengikuti lekuk tubuh sang gadis, tidak segan-segan menyentuh bagian-bagian seperti pinggul dan perut gadis itu dari balik pakaian yang dikenakan sang gadis.

"Tubuh ini, punyaku. Punya Jeon Jungkook." Kim Yerim, menelan ludahnya dengan susah payah.

Bibir lelaki itu tepat berbisik di telinganya. Kemudian Kim Yerim menggeleng, menolak semua perkataan Jeon Jungkook barusan. Dia tidak terima.

"Kenapa? Takut? Gaperlu takut," Lelaki itu semakin menakutkan dimata Kim Yerim.

"Aku bisa kasi kamu apa aja, apapun yang kamu mau, just tell me what you want, princess. I will give everything." Jika tawarkan hal ini pada wanita-wanita, biasanya akan luluh dan tunduk bukan?

"K-kak, aku ga ngerti arah pembicaraan kakak. A-aku minta tolong anterin pulang, bisa?" Jeon Jungkook menyeringai lebar, kiat melekat sosok menyeramkan pada dirinya saat ini hingga membuat Kim Yerim ingin lenyap saja.

[1] When The Devil Come Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin