01. Tentang Kakak Tingkat

80.2K 3.2K 88
                                    

TRAILER
When The Devil Come

[WATCH FIRST BEFORE READ THE STORY]

•••••••


Sudah delapan minggu kiranya gadis bermarga Kim tersebut menjalani kesehariannya di Sekolah Menengah Atas. Duduk di bangku kelas satu jurusan IPS membuatnya semakin bersemangat sekolah, dia suka dengan jurusan yang ia dapat, begitu kata gadis bernama Kim Yerim itu.

Selama delapan minggu itu, teman-teman seangkatannya pun tahu benar tentang dirinya. Kim Yerim si gadis ramah senyum dan mudah berteman, yang selalu pergi kemanapun berdua dengan gadis blasteran Korea-Kanada bermarga Son ; Son Seungwan lebih tepatnya. Tapi jangan panggil dia Seungwan, tidak suka katanya. Selama tinggal di Kanada ia selalu pergi dengan nama Wendy. Baiklah, kita ikuti keinginannya untuk dipanggil Wendy.

Yerim dan Wendy, ibaratkan menara kembar. Sifat yang hampir sama, begitu pula dengan tinggi badan. Tidak menghina, hanya mengujarkan fakta.

Oke, kembali pada sosok Kim Yerim. Si murah senyum yang manis ini 'tak luput dari pujian para lelaki. Setidaknya siswa seangkatnya banyak yang mengagumi dia. Bukan hanya karena paras ayunya, tapi juga karena sifat lembutnya yang membuat seekor semut pun 'tak akan tega untuk menyakitinya. Ayolah, makhluk berdosa macam apa yang tega melukai gadis lembut yang satu ini?

“Yerim, tugas pairing kemarin mau kita kerjain kapan?” Gadis yang kini berambut kiranya sebahu tersebut mengangkat alisnya menunggu jawaban dari Yerim.

“Aku bisa kapan aja kok, kamu mau hari apa?” Ayolah, dua gadis rajin ini tidak ada hentinya membahas pelajaran disaat siswi lainnya sibuk dengan alat make up mereka.

Tidak, bukan berarti keduanya tidak paham soal make up, ini lebih ke 'paham akan tempat dan waktu'. Jangan salah, keduanya suka menghabiskan waktu bersama untuk melakukan skincare routine di sore hari sampai malam. Jadi jangan heran akan wajah bersinar bak Dewi tersebut. Oke, mungkin itu terlalu berlebihan.

“Mungkin lusa aku bisa. Karena besok aku ada eskul musik.” Wajah Wendy seketika berbinar jika berbicara soal musik. Salah satu hobinya tentunya.

“Oh ya? Aku kira eskul musik cuma setiap hari Sabtu.” Yerim tahu betul tentang Wendy, apa yang biasa temenannya lakukan ia selalu tahu.

“Ya gitu, eskul di majuin karena hari Sabtu ini Tim Basket kita bakal ada kompetisi dan sayangnya tempatnya juga di sekolah kita.” Oke, Yerim kurang tahu soal yang satu ini. Untungnya eskul yang Yerim ikuti ; PMR, tidak begitu ribet. Tidak ada hari tertentu untuk berkumpul dan melaksanakan eskul. Tugasnya hanya datang ke UKS di waktu senggang untuk mengurus jikalau ada murid yang sakit.

Jangan heran, gadis seperti Kim Yerim tidak akan jauh-jauh dari pekerjaan ringan. Tugasnya membantu orang sakit dan merawatnya, berterimakasihlah dengan sifat lembut dan penyayang dari gadis ini. Maka dari itu tidak pernah ada murid yang mengeluh sakit jika sudah dirawat si cantik Kim Yerim. Astaga, yang satu ini sungguh dramatis.

“Kamu gak jaga UKS, nih?” Pertanyaan sehari-hari dari Wendy. Terlalu hafal dengan kegiatan satu sama lain mungkin.

“Sebentar lagi, kebetulan Pak Donghae gak masuk kelas hari ini. Jadi aku bakal diem di UKS aja.” Wendy pun mengangguk mendengar penuturan sang sahabat.

[1] When The Devil Come Where stories live. Discover now