21 - Begitu Indah

3.8K 508 53
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk pencet tanda bintang di sudut kiri bawah layar ponselmu dan selalu beri dukungan untuk Leobra! Ayaflu!

=== Leobra===

From : Bara

Maaf ya, aku ga bisa jemput. Kafe malem ini beneran rame :(

Benadra yang baru saja keluar dari ruang siaran terkekeh pelan saat ia membuka pesan singkat dari Bara. Gadis itu memasukkan ponselnya ke saku celana dan tersenyum pada rekan kerja yang duduk di luar ruang siarannya untuk pamit pulang.

"Baca chat dari pacar lo?" Fikri yang melihat Benadra keluar dari ruang siaran ikut beranjak dari kursi.

Benadra mengangguk. "Kafe rame banget katanya."

"Iya, belakangan ini emang kafe jadi rame semenjak ada Bara. Dan bener kata lo, pelanggan ceweknya banyak."

Sudah satu minggu terhitung dari hari pertama Bara bekerja di kafe milik Fikri, dan benar saja, kafe itu mengalami kenaikan yang cukup signifikan hanya dalam satu minggu pertama. Mungkin karena Bara memiliki banyak teman, atau itu hanya keberuntungan Fikri. Yang jelas semenjak kegiatan Bara di kafe semakin padat, Benadra tidak punya waktu banyak untuk bertemu dengan Bara, kecuali kalau gadis itu berkunjung ke kafe setelah jadwal kuliah dan siarannya.

"Bang Fikri! Benadra!"

Suara cempreng itu membuat Benadra menoleh dan menemukan Rena yang berdiri di samping motor milik Fikri sambil melambaikan tangan. Dari gaya berpakaian Rena, Benadra tahu gadis itu pasti akan pergi berdua dengan Fikri. Fakta kalau sekarang adalah Sabtu malam menguatkan dugaan Benadra.

Benadra menyipitkan matanya saat melihat Fikri, bibirnya membuat senyuman mengejek yang malah terlihat aneh. "Cie ... mau jalan sama Rena ya?"

Fikri mengacak rambut keritingnya, salah tingkah. "Enggak ada salahnya dicoba kan? Lo yang saranin waktu itu."

Benadra tertawa, tangan kanannya mengepal dan bergerak meninju lengan Fikri yang terasa cukup keras. "Have a good time, Bro. Kalo Rena ngambek kasih makan aja yang banyak!"

"Iya. Kalo gitu, gue duluan, ya." Fikri tertawa dan melambaikan tangan sebelum berlalu.

Benadra tersenyum lebar dan melambaikan kedua tangan saat melihat motor Fikri mulai berjalan menjauh. Ia tertawa sendiri saat membayangkan Rena yang akan bercerita dengan histeris malam ini.

Tangan gadis itu turun untuk merogoh saku saat merasakan getaran ponsel. Jarinya bergerak cepat untuk membuka pesan masuk dari Bara. Gadis itu tidak bisa menahan senyumnya saat melihat swafoto yang Bara kirimkan untuknya.

Benadra memang tidak pernah salah pilih, Bara sangat cocok menggunakan apron coklat tua itu. Rambut hitam yang ditata menutupi dahi dan senyuman lebar yang membuat mata lelaki itu menyipit terlihat sempurna. Wajar saja kalau kafe milik Fikri menjadi lebih ramai.

Benadra tahu, Bara-nya memang tidak setampan itu, tapi Benadra betah menatap wajah Bara untuk waktu yang lama. Apalagi ketika wajah Bara hanya berjarak beberapa senti darinya, dengan debaran jantung lelaki itu yang terasa di telapak tangannya. Ah ... Benadra tidak suka momen mengkhayal sendirian seperti ini. Ia menghela napas, Ia benar-benar ingin bertemu Bara sekarang.

From: Bara

Aku butuh semangat. Please send me the magic spell.

Senyum Benadra semakin merekah saat membaca pesan singkat dari Bara. Gadis itu mendekatkan ponsel ke mulut dan merekam sebuah pesan suara yang membuat wajahnya bersemu merah.

Leobra ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang