Semuanya terdiam. Ucapan Yohan seolah lelucon yang tak lucu sama sekali bagi mereka berempat.

Taehyun?
Orang yang mereka sayangi adalah pelakunya?
Yang benar saja.

"Apa maksudmu Hyung? Tidak mungkin Taehyun yang melakukan itu." Soobin menatap Yohan dengan tatapan tak suka. Ia tidak terima bahwa adik kesayangan nya dituduh seperti itu.

"Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat. Aku melihatnya. Dia terlihat berjalan dengan langkah tergesa-gesa." Yohan berkata dengan santai "lagipula di rooftop hanya ada Taehyun dan Yeonjun saja kan? Rasanya akan masuk akal jika aku bilang bahwa Taehyun yang mendorong Yeonjun, bukan?"

"Tapi, bagaimana kamu bisa tahu bahwa hanya ada Taehyun dan Yeonjun hyung dirooftop?" Beomgyu bertanya dengan tatapan yang terkesan menyelidik. Ada rasa tidak suka ketika seseorang yang tak dikenalnya menuduh adik kesayangannya.

"Ahh itu, saat itu aku berniat menyimpan buku-buku yang tak terpakai Di gudang. Lalu aku tak sengaja melihat mereka tengah duduk berdua." jawab Yohan yang membuat Kening Beomgyu mengeryit.

"Maaf hyung. Tapi rasanya sangat mustahil bahwa Taehyun yang melakukan itu kepada Yeonjun Hyung. Kami bersahabat dengan dia sudah sangat lama. kupikir ia tak mungkin melakukan hal semacam itu. apalagi Taehyun sudah menganggap Yeonjun hyung seperti Hyung kandungnya sendiri."

"Daripada musuh, bukankah Sahabat lebih sering menusuk seseorang dari belakang?" Ucap Yohan.

"Lagipula, apa kalian tidak merasa janggal pada Taehyun? Maksudku, bukankah seharusnya ia berada disini bersama kalian? Namun sejak aku masuk ke ruangan ini, aku sama sekali tidak melihat kehadiran nya. aku juga tidak melihat Taehyun di sekolah setelah kamu terjatuh dari tangga."

Mereka bergeming. Sibuk bergelut dengan pikiran-pikiran nya masing-masing. di satu sisi mereka tidak percaya bahwa Taehyun yang melakukan itu pada Yeonjun. Tapi di sisi lain, mereka juga heran dengan Hilangnya Taehyun tepat setelah kecelakaan Yeonjun dari tangga. Bahkan hingga saat ini, Taehyun belum memberi mereka kabar.

"Entah ini hanya perasaanku, tapi apakah kalian memiliki pemikiran yang sama denganku?   Aku pikir mungkin saja Taehyun sedang bersembunyi untuk beberapa saat."

Yohan mendekati Yeonjun yang nampak bergeming. Ia menepuk bahu pelan teman sebangkunya tersebut.

"Jangan terlalu percaya pada seseorang. Bersahabat lama bukan berarti kamu mengenal orang tersebut dengan baik.  sebenarnya, tidak ada satu orang pun yang benar-benar mengenal sifat manusia dengan baik."

Saat itu, tanpa di ketahui siapapun, Yeonjun meremas Selimut dengan kuat hingga meninggalkan bekas lecek yang kentara.




OUR DREAMS

"Aku tidak melakukan itu hyung. Sungguh bukan aku. Kenapa kalian bisa berfikir aku yang mendorong Yeonjun hyung?" dada Taehyung sesak. Sangat sesak hingga membuatnya sulit untuk sekedar bernafas.

"ada banyak alasan dan bukti kenapa aku bisa berfikir bahwa kamu yang mendorong Yeonjun Hyung." Ucap Beomgyu dengan suara yang melirih.
Hati Beomgyu menolak fakta yang ia dengar dari Yohan, namun fikiran nya entah kenapa seolah mempercayai apa yang dikatakan Sunbae nya itu.

"Apa bukti nya kalau aku yang mendorong Yeonjun Hyung?"

"Jika kamu tidak mendorong nya, kenapa setelah kejadian itu kamu menghilang? Kamu bahkan sangat sulit untuk di hubungi. Berniat kabur, eoh?"

"A-aku..." lidah Taehyun seketika terasa kelu. Ia seolah tidak dapat melanjutkan ucapan nya. harusnya tidak begini. Harus nya ia bilang bahwa ia dikunci di gudang seorang diri.

"Tidak bisa menjawab, hm? Jadi benarkan kamu yang melakukan ini semua?" Yeonjun menatap nanar Namja yang ada di hadapan nya. " aku menyayangi mu Taehyun-ah. sangat menyayangimu. Tapi kenapa kamu tega melakukan ini padaku. Kamu merusak impianku. Kamu Menghancurkan hidupku Taehyun-ah." Dadanya terasa diremat begitu saja setelah mengetahui bahwa orang yang ingin ia lindungi malah merusak kehidupan nya.

"Tidak hyung. Kumohon percaya padaku. Hiks.. Jangan seperti ini." mata Taehyun memanas. Tubuhnya begitu lemas seolah kakinya tak dapat menompang lagi tubuhnya.

"Pergilah!"

Tubuh Taehyun menegang kala mengetahui bahwa Soobin mengusirnya. Sendari Tadi Soobin hanya diam. Tak ingin menatap wajah orang yang selama ini ia anggap adik kesayangan nya.

Taehyun masih membiarkan air matanya menetes. pandangan nya kini beralih pada Soobin. Sosok Hyung yang paling dekat dengan nya. Namun hatinya mencelos ketika Soobin enggan membalas tatapan nya dan lebih memilih menatap lantai putih tak bermotif.

"Hyung..." lirih Taehyun yang masih bisa di dengar oleh Soobin.

"Aku bukan Hyungmu!"

Deg!

"Berhenti memanggilku hyung. Aku bukan hyungmu lagi."

Taehyun menunduk dalam. Menarik napas yang seolah tercekat. Sedangkan tangan nya kini mengepal dengan kuat.

Ia berharap. Bahwa ini hanya mimpi. Dan Taehyun ingin segera bangun dari mimpi buruk  yang menyebalkan ini.

"Aku..." Soobin bangkit dari duduknya. Berjalan menghampiri Taehyun yang tengah menunduk. Ia lalu mengalihkan wajahnya dan menatap tepat pada Taehyun yang sekarang tepat berada di sampingnya. Beberapa detik lalu berkata, " aku tidak ingin melihatmu. Jadi pergilah sekarang juga."

Taehyun seakan mati secara perlahan ketika Soobin menatapnya datar dan berkata demikian. Jantungnya seakan ditusuk oleh ribuan belati. Dunianya seakan hancur. Ia terdiam dengan tubuh kaku bergeming.








Kaki Taehyun melangkah dengan gontai. Fikiran nya pergi entah kemana. Yang sendari ia lakukan hanya berjalan di tengah derasnya hujan yang menguyur kota Seoul.

Dalam keterdiaman nya, Taehyun Terkekeh. Menertawakan takdir yang seolah belum puas mempermainkan hidupnya. Sekarang ia sendiri. Benar-benar sendirian.
tak ada siapapun lagi di sampingnya selain sepi dan sunyi.

Satu-satu nya keluarga yang Taehyun miliki kini telah pergi, meninggalkan Taehyun sendiri.

Ketika sampai di apartemen. Yang Taehyun rasakan hanya kesepian, kosong dan hampa.
Terkadang ia berfikir, untuk apa ia dilahirkan? Ketika yang bisa di sebut sebagai "keluarga" malah tidak ada di dalam satu rumah yang sama.

Taehyun pergi ke kamar dan membaringkan tubuhnya tak peduli bahwa kini pakaian nya telah basah karena hujan.

Ia memejamkan matanya dengan rapat. Jika harus jujur, ia begitu membenci dirinya sendiri. Sangat sangat benci. Dan tanpa malu nya ia merasa iri dengan mereka yang memiliki kebahagiaan. Mereka yang mempunyai orang tersayang, dan mereka yang bisa bersenda gurau dengan keluarganya setiap malam.

Katanya kebahagiaan itu bukan dari orang lain melainkan dari diri kita sendiri. Namun nyatanya Tanpa orang lain saja Ia tidak bahagia. Apalagi hanya di temani oleh sepi.

Taehyun meremat dadanya yang begitu sesak. Ucapan keempat sahabatnya yang membencinya berputar kembali bahkan tanpa di perintah.

Perlahan air matanya jatuh. Di sertai tubuhnya yang lemas. Dan untuk kesekian kalinya, ia menangis menghadapi kenyataan bahwa kini sahabatnya membenci dirinya.

"S-sakit..."







Tbc^




Terimakasih sudah baca cerita ini 😘😘😘

Our Dreams || TXT [✓]Место, где живут истории. Откройте их для себя