Beomgyu kesal, kenapa disaat seperti ini. Si maknae malah menanyakan hal yang cukup sensitif bagi Yeonjun.

"Bodoh." lirik Beomgyu pada Hueningkai. Namun yang dilirik hanya masa bodo.

"Entahlah. aku akan berhenti menari." lirih Yeonjun nyaris tak terdengar.

"Tapi bukankah itu impianmu hyung? Jangan menyerah seperti ini. Bukankah istirahatnya hanya tiga sampai empat bulan saja. Setelah sembuh, hyung bisa latihan kembali." Soobin merasa tak suka ketika Hyung nya yang selalu bersikap optimis kini malah menyerah begitu saja.

"Patah tulang ini akan meninggalkan trauma padaku, Soobin-ah. Aku takut tulangku retak kembali Dan membuat cedera ku menjadi lebih parah. Appaku juga melarangku. Aku..." ucapnya yang tak ingin melanjutkan kalimatnya.

Semuanya menatap iba pada Yeonjun. Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa hyungnya akan mengalami hal buruk seperti ini. Impian yang diinginkan hyungnya sejak kecil harus pupus begitu saja dengan cara yang menyakitkan.

Mereka menghampiri Yeonjun yang tengah terisak kemudian memeluknya.

"Uljima Yeonjun-ie Hyung. Kami ada disini. Selama empat bulan kedepan, biarkan kami menjadi kaki mu."

Yeonjun semakin terisak. Ia bersyukur memiliki sahabat yang selalu ada untuknya. Ia benar-benar merasa begitu dicintai. "Gomawo." balas Yeonjun.

"Lalu bagaimana sekarang keadaanmu hyung? Apa sudah lebih baik?" setelah memeluk Yeonjun. Kini Soobin mulai menaruh keranjang buah yang ia bawa di meja.

"Aku merasa lebih baik dari sebelumnya."

"Syukurlah. Kami benar-benar khawatir."

"Terimakasih sudah membawaku kesini. Aku tidak tau apa yang terjadi padaku jika kalian tidak menemukanku." ia kemudian mengedarkan padangan nya.

"apa Taehyun tidak ikut bersama kalian?"

Terdengar helaan napas dari Hueningkai. "Kami tidak tau dia dimana. Kemarin pun kami tidak menemukan nya disekolah. Aku, Soobin hyung dan Beomgyu hyung sudah beberapa kali menelpon dan mengirimi pesan. Namun ponselnya tak aktif."

"Astaga. Anak itu gemar sekali membuatku khawatir." untuk kesekian kalinya, Yeonjun merasa begitu khawatir pada Taehyun.



Anak itu...





Senang sekali menghilang.






"Apa kalian sudah mencoba menelpon nya lagi?"

"Sudah. Aku berkali-kali menelpon dan mengirim banyak pesan padanya. Namun tetap saja tidak aktif. Aku berusaha untuk selalu berfikir positif bahwa 'mungkin baterai ponsel nya habis'. Tapi tetap saja aku benar-benar Khawatir."

Soobin mengeluh. Mengkhawatirkan adiknya yang sama sekali tak mengirimi kabar. Ia bahkan berkali-kali mengecek ponselnya berharap ada balasan dari Taehyun. Namun hanya nihil.

"Aku harap dia baik-baik saja."


"Aku jadi penasaran siapa orang jahat yang tega mendorong Yeonjun hyung hingga seperti ini."  Hueningkai, Soobin hingga Beomgyu merasa benar-benar geram pada orang yang telah melakukan ini pada hyung nya.

Begitupun dengan Yeonjun, ia ingin tau siapa orang yang mendorongnya jatuh dari tangga hingga menyebabkan mimpinya yang sejak lama hancur begitu saja. Ia ingat betul, sebelum ia di dorong. Seseorang yang tak dikenali menelpon Yeonjun.

"Aneh sekali." Ujar Yeonjun secara tiba-tiba.

"Apa yang aneh hyung?"

"Sebelum aku terjatuh. ada telpon dari nomor yang tak kukenal. Awalnya aku fikir itu Hueningkai yang mencoba mengerjaiku."

"Jadi ini sudah terencana hyung. Lalu apa alasan orang itu mendorongmu?"

"Itu yang aku bingungkan. Maksudku, selama ini aku tak punya masalah pada siapapun."

Pintu seketika terbuka dan menampilkan Namja tampan yang membawa kantong kresek cukup besar. ia tersenyum dan menghampiri Yeonjun yang tengah menatapnya.

"Yohan? Kim Yohan?" panggil Yeonjun.

Yohan terkekeh dan menyimpan kantong kresek yang ia bawa. " iya ini aku. Teman sebangkumu. Apa kau lupa, eoh?"

"Tentu saja tidak. Kamu fikir aku amnesia setelah terjatuh?"

"Aku sempat berfikir seperti itu." Yohan tertawa kecil yang di hadiahi umpatan kecil dari Yeonjun. "Sialan"

Tersadar bahwa ada teman dari Yeonjun lainnya. Yohan. membungkuk hormat pada Soobin, Beomgyu dan Hueningkai. "Hallo. Aku Yohan."

"Hallo Yohan sunbae." Ucap ketiga serempak sembari membungkuk pada seniornya itu.

"Hey jangan terlalu formal. Kalian bisa memanggilku hyung jika mau."

"Ah, Ne H-hyung."

Pandangan Yohan kini beralih pada Yeonjun. "Bagaimana keadaanmu? Kenapa kakimu sampai di gips seperti ini?"

"Aku baik-baik saja. Tak perlu khawatir."

"Cepatlah sembuh. aku akan merindukan mu untuk beberapa hari kedepan."

"Doakan saja. Aku juga berharap cepat sembuh."

Setelah itu hanya terdengar suara dentingan jam diruangan tersebut. Mereka semua tengah sibuk masing-masing.

yeonjun yang tengah berbaring, Yohan, Beomgyu dan Hueningkai tengah memainkan ponselnya. Dan Soobin tengah memakan Snack.

"Yeonjuh-ah." panggil Yohan.

"Ne? Ada apa?"

"Begini... A-apa kamu tidak ingin tau siapa yang telah mendorongmu hingga terjatuh dari tangga?" ucapan dari Yohan seketika membuat empat namja lainnya menatap dirinya Intens.

"Apa maksudmu? Tentu saja aku ingin tahu."

"Sebenarnya... Aku tau s-siapa pelakunya."

"BENARKAH HYUNG? SIAPA? SIAPA PELAKUNYA. AKU BENAR-BENAR INGIN MENGHAJARNYA."  kata Hueningkai dengan Emosi.

















"Jika aku bilang bahwa Taehyun adalah pelakunya, apa kalian akan percaya?"








Tbc^
Jangan lupa Voment nya ya 😍😚

Our Dreams || TXT [✓]Where stories live. Discover now