"Tolong turunkan saya,Beta." Mohonya.

Tak menggubris, Conrad justru melangkah keluar kamar dengan Emelly yang masih berada dalam gendonganya. Mereka mendekat ke arah kamar mandi yang memang terpisah dari kamar Emelly.

Emelly terus meronta. Membuat berbagai gerakan seperti memukul bahkan gerakan kejang sekalipun. Kini ia harus merutuki tubuh kecilnya yang kurus. Di bandingkan dengan tubuh Conrad yang besar menjulang jelas ia kalah. Apa lagi dengan posisi yang___err sedikit membuat khilaf-_

"Lepaskan saya."

"Jangan terus bergerak atau kau akan jatuh."

"Turunkan,Beta."

"Diamlah. Kau bisa jatuh."

Tapi__" kalimatnya terpotong saat Conrad mengimbuhi kalimat lainya.

"Jangan bergerak atau aku akan membuatmu diam."

Emelly terus bergerak. Mencoba turun dari gendongan Conrad yang nampaknya masih sia-sia. Ia malu.

Bagaimana jika ada omega yang lewat atau lebih buruk lagi jika Edward melihatnya? Bisa diejek seumur hidup kalau begini.

"Wahh kamu masih tidak mau mendengarkan aku rupanya,Emelly. Baiklah jika kau memaksa___"

Seulas senyum miring tercipta di garis sudut bibir Conrad. Belum sempat ia mencerna, benda asing yang dingin nan basah menempel pada bibirnya.

Membuat sontak kedua manik coklatnya membelalak terkejut dengan keadaan yang barusan saja terjadi. Bibirnya menempel pada bibir Conrad. Hanya saling bersentuhan tanpa tuntutan berlebih, namun nyatanya mampu membuat Emelly bungkam seketika.

"Nah sekarang kau mandi lalu turun ke bawah untuk sarapan."

Kata Conrad berusaha mati-matian menormalkan suaranya meski malah terdengar sedikit aneh.

Ia membalikan tubuhnya, berjalan melewati Emelly yang hanya menatap punggung lebarnya kosong.

Gila!

Apa yang baru saja ia lakukan?

Itu sangatlah terburu-buru! Aaiihhh

Sekarang bagaimana ia bisa menghadapi Emelly lagi tanpa harus menginjak mukanya sendiri? Astagaa___ itu pasti ciuman pertama gadis itu.

Berjalan secepat mungkin, ia terus melangkah. Mengusap pipi-pipinya yang terasa panas mengalir hingga ketelinga. Ini benar benar gila.

C O N T R O L L E R S


"Dimana Alpha Samuel?"

Emelly bertanya pada Adeline yang tengah menyandarkan punggung pada punggung soffa merah maroon.

"Samuel sedang mengurus beberapa pemberontakan di Growmoon pack."

Gadis itu manggut-manggut, lalu ikut mendudukan pantatnya pada soffa. Ia memejamkan mata sejenak merasakan dinginya suhu di akhir musim gugur yang mulai mencapai 13°C. Sebentar lagi musim dingin melanda. Ia harus mempersiapkan kebutuhan musim dingin seperti mantel hangat dan sepatu boots untuk berpergian.

Helaan nafas berat keluar dari mulut Emelly. Ia merasa lelah seharian penuh harus di sibukan dengan mengurus Alox dan menghafal banyak peraturan mengenai tugasnya bersama Alox yang harus setia berkeliling menilik pada perbatasan wilayah Redmoon pack. Mengawasi bila saja ada penyusup atau penduduk sekitar perbatasan yang butuh perbantuan. Hal itu tak sulit sebenarnya, yang mempersulit ialah Emelly yang takut ketinggian dan tentu saja hawa dingin yang lebih menusuk kala hempasan angin dari kepakan sayap Alox menerpa kulitnya.

Water Fire ControllersWhere stories live. Discover now