Part 55

4.7K 383 40
                                    

“Mr. Malik,” kata Dr. Flynn. “May I speak with you? Alone?”

Zayn memberi isyarat kepada Katya untuk menunggu diluar sementara Zayn masuk ke dalam ruangan Dr. Flynn sendirian. Katya masih berdiri mematung di depan pintu putih itu selama beberapa saat, lalu akhirnya memutuskan untuk duduk.

Katya menatap lorong rumah sakit yang sepi. Saat itu masih jam 11 pagi, tetapi entah kenapa rumah sakit sepi sekali hari ini. Hanya ada beberapa orang suster yang mendorong pasien berkursi roda yang berlalu-lalang di koridor ini.

Tadi Katya sudah memeriksakan kandungannya. Dr. Flynn bilang janinnya sehat, tetapi karena Katya susah makan jadi ada gangguan pencernaan dan semacamnya deh. Dr. Flynn menyarankan Katya untuk minum vitamin dan susu seandainya Katya tidak mau makan.

Tetapi sekarang Dr. Flynn malah meminta untuk mengobrol berdua saja dengan Zayn seolah ada sesuatu yang disembunyikan dari Katya. Katya benci saat ada sesuatu yang disembunyikan darinya. Membuat penasaran saja.

Dari arah kanan, Katya dapat melihat seorang perempuan berambut cokelat dengan mata biru kehijauan sedang berjalan terburu-buru menyusuri koridor. Ketika Katya memperhatikan lebih detail, Katya baru sadar kalau itu Cassie.

“Cass!” panggil Katya.

Yang dipanggil langsung berlari kecil ke arah Katya dengan senyum lebar tersungging dibibibrnya. Ah, tipikal Cassie.

“Hai, Kat!” sapa Cassie riang. “Sedang apa disini?”

“Memeriksakan, kau taulah. Kandunganku. Bersama Zayn. Tetapi sekarang Zayn sedang, entahlah, sepeti memiliki obrolan rahasia dengan Dr. Flynn dan aku harus menunggu disini,” Katya mengangkat bahu. “Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan?”

“Menjenguk adikku.”

Katya mengerutkan keningnya. “Kau punya adik?”

“Memangnya aku lupa memberitahumu?”

“Sepertinya kau tidak pernah bilang.”

“Oh, maaf,” Cassie menyeringai. “Sebenarnya bukan adik kandung, sih. Ayahku kan meninggal, lalu ibuku menikah lagi. Dia adalah anak hasil pernikahan ibuku dengan ayah tiriku. Namanya Harry.”

Katya mengangguk-angguk. “Dia sakit apa?”

“Keracunan makanan.”

“Bolehkan aku menjenguknya?”

Cassie tersenyum. “Tentu. Ayo, kamarnya ada di lantai 3,” kata Cassie. Cassie bangkit, kemudian menawarkan sebelah tangannya kepada Katya. Katya ikut bangkit, lalu mengikuti Cassie yang sudah terlebih dahulu berjalan menuju lift.

***

“She’s sick.”

Zayn menatap jari-jari tangannya yang berada di atas meja kaca Dr. Flynn, sementara kedua kakinya bergerak-gerak gelisah. Ia mendongak untuk menatap mata hijau Dr. Flynn, kemudian mengangguk muram. “I know.”

“At the end of the day, you may have to choose.”

Kali ini Zayn tidak dapat menahan erangannya. Zayn meletakkan kedua telapak tangannya di wajahnya, kemudian mengacak-acak rambut hitam pekatnya sampai berantakan.

“Is there something you can do?”

“Alot of things,” Dr. Flynn tersenyum.

Akhirnya. Akhirnya.

“Such as?”

“We’ll figure this out, Mr. Malik,” kata Dr. Flynn. “Aku hanya mengingatkan agar kau bersiap-siap, seandainya....seandainya....”

For You, I am.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang