Part 21

7.5K 510 22
                                    

 Gagal.

 Astaga. Zayn tidak pernah menyangka kalau meminta Katya agar jadi pacarnya bisa jadi sesulit ini. Sebenarnya Zayn tidak bisa membayangkan momen yang lebih tepat daripada di bianglala itu. Astaga. Apa sih yang dipikirkannya waktu itu?

 Zayn membenamkan wajahnya di telapak tangannya dan mengerang. Kenapa tidak pilih kata-kata tersimpel seperti ‘will you be mine’ atau ‘be my girlfriend please’ atau ‘will you marry me’ atau apa. Tetapi malah ‘you owe me a kiss’ yang jelas-jelas bisa ditagih lain kali.

 Eh tapi ‘will you marry me’ terdengar lebih baik.

 Zayn mengacak-acak rambutnya. Ia sekarang sudah berada di flatnya, setelah mengantar Katya. Zayn akan mengembalikan topi reebok hitam Aaron (yang ternyata milik Katya), sandal Aaron, dan baju Aaron yang dipakainya nanti saat ia mengambil tuxedo dan sepatunya yang ia tinggal di flat Katya.

 Sekarang, apa yang harus dilakukannya?

 Zayn tadi sudah mandi. Hari ini benar-benar melelahkan, tetapi ia tidak pernah merasa sebahagia ini dalam menjalani hal-hal yang tidak disukainya. Sejujurnya Zayn sangat menikmati ‘jalan-jalan’nya dengan Katya ke Richmond Park, dan ke pasar malam itu walaupun Zayn benci pasar malam. Terutama bianglala payahnya. Dan rumah hantunya.

 Zayn mungkin bukan cowok paling manis sedunia, tetapi ia tahu bagaimana caranya membuat cewek senang. Zayn mengambil ponselnya. Ia mencari nomor Katya di contact list-nya, kemudian mengirimi Katya sebuah pesan singkat sebelum ia tidur.

***

 Katya tersenyum begitu pagi harinya, Zayn mengiriminya pesan. Sebenarnya pesan itu masuk jam 2 pagi, tetapi karena Katya baru membuka ponselnya sekarang, ia baru membacanya. Zayn mungkin bukan cowok paling manis, tetapi untuk kategori cowok manis, sepertinya Zayn bisa masuk ke dalamnya.

 Hari itu Katya tidak ada acara apa-apa. Musim panas masih panjang, dan Katya benar-benar tidak punya planning untuh menghabiskan musim panasnya. Katya bisa saja pergi belanja karena sekarang sedang banyak discount, tetapi ia kurang suka belanja dan tidak ada lagi Candace yang biasa menemaninya belanja.

 Sebenarnya Katya punya beberapa teman di Oxford walaupun Katya adalah yang paling muda. Tentu saja dia paling muda, memang berapa banyak orang yang mengambil kuliah spesialis di usia 21 tahun?

 Katya akhirnya memutuskan hari itu akan jadi Katya’s Day Out, yang berarti hanya ada dirinya sendiri. Katya akan shopping sendirian. Yay!

***

 Katya memarkir beetle-nya di parkiran Westfield Stratford City, mall paling dekat dari flatnya. Katya mengecek tas selempangnya. Dompet, kartu debit, uang, ponsel, sudah. Katya masih punya uang sisa-sisa dari gajinya di perpustakaan, dan gajinya di Chelsea. Aaron juga selalu mengiriminya uang walaupun Katya tidak pernah memakainya.

 Katya melangkah masuk ke dalam mall. Toko yang pertama kali dikunjunginya adalah toko baju. Katya sebetulnya tidak begitu mementingkan brand, yang penting baginya adalah baju itu sopan, nyaman, dan kelihatan bagus saat dipakainya. Katya memutuskan untuk membeli sebuah dress tanpa lengan sebatas lutut berwarna broken white.

 Selanjutnya, Katya mendatangi toko baju di sebelahnya. Disana ia membeli kaos, celana jins, rok, blouse, kemeja, dan banyak lagi. Katya juga mampir ke toko sepatu untuk membeli flip flop baru dan beberapa flat shoes. Dan seperti biasa, Katya mampir ke sport station. Dia membeli bra sport, adidas running shoes, dan beberapa jersey.

 Sekarang Katya sedang duduk-duduk di Coffe Bean, menikmati indahnya sore sambil meminum frappicino-nya yang sudah tidak dingin. Hari ini Katya belanja sangat banyak. Katya berjanji pada dirinya sendiri ini adalah terakhir kalinya ia membelanjakan uangnya untuk membeli baju dan yang lainnya.

For You, I am.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang