Part 10

8.3K 618 60
                                    

 Zayn tertawa terbahal-bahak saat ia selesai menceritakan tentang Natasha kepada Katya. Cewek itu pasti malu setengah mati, tetapi Zayn tidak peduli. Nyatanya ia sangat senang Katya cemburu kalau Zayn dekat dengan cewek walaupun cewek itu tidak mengatakannya.

 “Someone is being a little overprotective here,” goda Zayn. Katya hanya diam saja sambil menyilangkan kedua lengannya. Zayn tertawa lagi. “Relax, Kat. I’m not going anywhere. I’m not gonna flirt any girls because I’m nothing like your beep stupid ass jerk,” kata Zayn, tidak menyebutkan kata ‘ex’.

 Katya diam saja.

 “Katya,” kata Zayn. “Kau ngambek?”

 Katya masih diam.

 “Katya, jangan biarkan aku menghampirimu dan membuatmu berhenti ngambek.”

 Katya tetap diam.

 “Oke, kau yang meminta.”

 Detik berikutnya, Zayn menghampiri Katya dan menggelitik pinggang cewek itu. Katya sontak langsung tertawa, dan Zayn ikut tertawa, dan mereka berdua jatuh ke lantai. Zayn masih tetap menggelitik Katya walau cewek itu sudah berteriak minta ampun.

 “Bilang ‘Zayn ganteng’”

 “Zayn ganteng”

 “Bilang ‘Zayn hebat’”

 “Zayn hebat”

 “Bilang ‘Katya sayang Zayn’”

 “Kat—apa?”

 Zayn kembali tertawa saat Katya menghentikan kalimatnya secara mendadak. Ia kemudian berkata, “Baiklah, aku teruskan.” Zayn kembali menggelitik pinggang Katya dan mereka berdua tertawa.

***

 Katya bangun pagi-pagi sekali. Hari itu tanggal 24 Desember, dan dia tidak tahu apa yang akan dilakukannya malam ini, dan besok. Pohon natal Katya sudah sampai—Katya bahkan sudah menghiasnya, ditemani dengan Zayn walaupun cowok itu sebenarnya Cuma makan kue kering buatan Katya, dan tidak membantu apa-apa.

 Katya berjalan ke arah dapur. Ia memutuskan untuk membuat sarapan favoritnya—nasi goreng dengan telur mata sapi setengah matang. Ia membuatkan dua porsi kalau-kalau Zayn datang ke rumahnya beberapa saat lagi. Cowok itu sedang libur musim dingin, jadi tidak ada jadwal tanding dan sebagainya. Bagus. Artinya lebih banyak waktu untuk Katya.

 Tok tok tok.

 Yah, baru saja dibicarakan, dan cowok itu sudah mengetuk pintu. Katya berjalan ke arah pintu depan dan membukanya. Benar saja, Zayn Malik dengan celana panjang dan kaus lengan pendek sedang tersenyum cerah di hadapan Katya. “Kau tidak menyuruhku masuk, nih? Disini dingin,” kata Zayn. Katya tertawa, kemudian menyuruhnya masuk.

 “Masak apa, Kat?” kata Zayn seraya menghampiri Katya di dapur.

 “Nasi goreng, seperti yang waktu itu,” jawab Katya. “Omong-omong, bisakah kau membantuku? Tolong ambil kecap di lemari teratas yang itu,” Katya menunjuk lemari kayu yang terletak di atas counter. “Ya, yang itu.”

 Zayn mengangguk kemudian mengambilkannya untuk Katya.

 “Terima kasih,” kata Katya.

 Zayn kemudian duduk di meja makan seperti anak kecil yang menunggu ibunya selesai masak untuk sarapan. Cowok itu mengeluarkan ponselnya, dan sepertinya memotret Katya karena Katya terkena blitz ponsel Zayn yang tidak dimatikan.

 “Zayn, apa yang kau lakukan?”

 “Memotretmu. Aku masukkan ke instagram, ya,” kata Zayn.

For You, I am.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang